Pendidikan berbasis
karakter dan softskill menjadi tema yang menarik untuk dibahas. Terlebih selama
pandemi covid 19, kegiatan belajar home learning menguji kreativitas
guru dalam mengajar dan kemandirian siswa dalam belajar. Kreativitas,
kemandirian merupakan salah satu contoh softskill yang perlu dimasukkan dalam
sistem pendidikan. Pembicaraan pentingnya penguatan softsklill dalam pendidikan
diulas oleh Sudirman Said dalam webinar bertema: Memikirkan Kembali
Pendidikan Kita: Refleksi di Tengah Pandemi COVID-19.
Webinar yang berlangsung Sabtu, 16 Mei 2020 sekaligus acara openhouse
Sekolah Bakti Mulya 400 Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh praktisi pendidikan
dan orang tua siswa baru sekolah tersebut. Peserta yang berjumlah lebih 130
orang berlangsung dengan lancar mulai pukul 8.30 sampai 10.00 WIB.
Acara tersebut ditujukan kepada praktisi pendidikan dan orang tua. Untuk praktisi
pendidikan diharapkan mampu membuat langkah parktis pasca Covid 19. Kepada
orang tua diharapkan memiliki wawasan pentingnya memilih lembaga pendidikan
pasca Covid 19.
Selanjutnya Sudirman Said menyampaikan beberapa pointer paparannya. Pertama, sekarang ini ada kecenderungan
perusahaan-perusahaan besar menerima pegawainya bukan berdasarkan ijazah tapi
berdasarkan capability pekerja. Perusahaan yang dimaksud diantaranya
Google, penguin Books Limited, Apple, IBM, Virgin Media, Intel, Hilton,
Strarbuck, Pwc & Ernst & Young.
Tentu ijazah formal suatu
sekolah perlu namun yang lebih penting adalah kapabilitas. Sekolah harus
memberikan bekal ketrampilan (skill), pengetahuan maupun attitude.
“The best school adalah sekolah yg mampu memberi bekal ketiganya secara
seimbang” kata Sudirman Said.
Kedua, orang yang sukses dalam berkarir umunya
karena didorong oleh passion mereka. Banyak orang besar yang sukses meskipun
tidak sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuh sebelumnya. Sudirman Said
mencontohkan, Bill Gates, menempuh sekolah hukum namun sukses menjadi pengusaha
bidang teknologi Sukarno, kuliah bidang insinyur namun kemudian menjadi
pemimpin besar bangsa Indonesia.
Dengan demikian lembaga
pendidikan sebaiknya selain berperan memberikan bekal pengetahuan teknis, tapi juga memberikan “the ability to ajust, tempat
mencari passion, mencari apa yang menjadi minat utama siswa menjadi penting”
ungkap Sudirman Said.
Terhadap pelaksanaan
pendidikan di Sekolah Bakti Mulya 400, Sudirman Said memberikan tanggapan:
“saya ingin memberi apresiasi kepada Bakti Mulya karena disini tampaknya yang namanya
passion, minat, bakat itu diasah betul, kemudian dengan itu anak-anak dibimbing
menuju kepada hal-hal yg mereka minati”
Pada bagian ketiga, Sudirman Said mengingatkan adanya prediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan pendapatan perkapita terbesar ke 4 di dunia pada tahun 2050. Ini merupakan prediksi sebelum Covid 19, dimana pada tahun 2014 Indonesia memiliki pendapatan pada peringkat 9 dan prediksi tahun 2030 pada peringkat 5 di dunia.
Baca Juga : Bakti Mulya 400 Peduli Covid-19
Selengkapnya…
Prediksi tersebut bisa masuk
akal apabila Indonesia mampu menggunakan potensi penduduk yang besar, kaya
sumber daya alam dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Hal tersebut dapat dibayangkan
kalau manusia ditingkatkan kreativitasnya, mampu mengolah bahan mentah dan diperluas
market sehingga barang yang dijual menjadi produk yg bernilai tambah. Lebih
jauh apabila didukung dengan pemerintahan yang bersih dan efektif, maka
prediksi Indonesia menjadi negara dengan pendapatan terbesar ke 4 pada saat
merayakan 100 tahun kemerdekaannya bukan hal yang mustahil terjadi.
Terkait dengan persoalan
ini maka pendidikan yang menekankan sumberdaya manusia menjadi hal yang
strategis. Pendidikan itu penting dan memilih lembaga pendidikan terbaik adalah
kunci dari perjalanan masa depan bangsa kita.
Karena itu kita harus
membekali anak-anak dengan akhlak, integritas dan attitude. Dengan mengutip ungkapan
Bung Hatta, Sudirman Said menyampaikan: “Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan
belajar, kurang cekatan dapat diperbaiki dengan pengalaman, tetapi kurang jujur
sulit memperbaikinya”
Pada bagian keempat, Sudirman Said menyampaian “Kunci Inggris Kehidupan”. Pada prinsipnya bila kita ingin membekali anak dengan ketrampilan yang tidak akan lekang oleh waktu maka bekalilah dengan empat hal integrity/kejujuran, kompetensi (teknis, manajerial, sosial) networking (berteman, masuk berbagai organisasi, minat) dan learning to learn (memupuk minat belajar).
Mengakhiri paparan
seminar Sudirman Said menyampaikan pesan kepada orang tua yang sedang memilih
sekolah: “Bakti Mulya 400 is the best choice, karena keseimbangan antara
kemampuan teknikal, pemahaman global, nasionalisme, juga fondasi keagamaan
terbangun dengan baik secara seimbang, Pada akhirnya shofskill yang akan
menentukan apakah seseorang akan survive pada dunia yang cepat berubah”.