Siswa Kelas 5 BM 400 Cibubur Gabungkan Aksi Beramal dan Kreativitas

Siswa Kelas 5 BM 400 Cibubur Gabungkan Aksi Beramal dan Kreativitas

Cibubur – Suasana di Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur terasa berbeda pekan lalu. Aula sekolah penuh dengan karya seni buatan siswa, alunan musik tradisional, dan riuh tepuk tangan penonton. Namun, yang membuat peristiwa itu istimewa bukan sekadar pertunjukan. Para siswa kelas 5 sedang menunjukkan bagaimana ilmu yang mereka pelajari dapat menjelma menjadi kepedulian nyata: sebuah aksi amal untuk masyarakat sekitar.

Program ini merupakan puncak dari Unit of Inquiry (UOI) pertama dengan tema lintas disiplin “Who We Are”. Selama tujuh minggu, anak-anak itu menelusuri gagasan sentral bahwa sistem kepercayaan dan nilai memberi penjelasan tentang makna kehidupan manusia dan dunia sekelilingnya.

“Pembelajaran di PYP (Primary Years Programme) selalu berbasis inkuiri. Anak-anak tidak sekadar menerima teori, tapi diajak bertanya, meneliti, lalu menghubungkan ilmu dengan konteks nyata,” ujar Yulia Pratiwi, M.Pd., Koordinator Kesiswaan dan Kehumasan PYP Bakti Mulya 400 Cibubur, saat ditemui seusai acara (Jumat, 26/9/2025).

Menyelami Nilai dan Tokoh Dunia Islam

Dalam proses belajar, para siswa mempelajari beragam agama di dunia. Mereka bergiliran mempresentasikan temuan kepada kelas lain, menumbuhkan sikap terbuka dan rasa saling menghormati. Fokus khusus diberikan pada kontribusi tokoh-tokoh Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khwarizmi, hingga Salahuddin Al Ayubi.

“Anak-anak belajar bahwa ilmu pengetahuan dan nilai kemanusiaan bisa berjalan seiring. Dari Ibnu Sina, misalnya, mereka memahami pentingnya ilmu kedokteran. Dari Salahuddin, mereka mengenal nilai kepemimpinan yang adil dan penuh empati,” kata Yulia.

Pembahasan berlanjut pada nilai-nilai Islam yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti sedekah dan infak. Diskusi di kelas kemudian berkembang menjadi pertanyaan praktis: bagaimana anak-anak bisa mempraktikkan nilai itu dalam lingkungannya sendiri?

Belajar di Mushola, Menggali Kebutuhan Riil

Alih-alih hanya berhenti pada diskusi, siswa kelas 5 turun langsung ke lapangan. Mereka mendatangi Mushola Nur Baitul Iman di Cipenjo. Di sana, mereka melakukan survei dan wawancara dengan pengurus, termasuk Ustad Yamin, untuk memahami kebutuhan jamaah.

Hasilnya, anak-anak menemukan bahwa mushola membutuhkan perlengkapan kebersihan serta tambahan peralatan ibadah. “Kegiatan ini membuat siswa belajar bahwa empati bukan sekadar kata, melainkan aksi yang bisa dirasakan orang lain,” ujar Yulia.

Kreativitas Jadi Sarana Amal

Setelah mengantongi data, siswa merancang acara amal di sekolah. Mereka menyiapkan pameran karya seni dan pertunjukan tari tradisional. Tak hanya itu, komunikasi dengan komunitas sekolah—orang tua, guru, hingga staf—dilakukan dengan penuh antusiasme agar dukungan terkumpul.

Hasilnya mengejutkan. Dari kegiatan tersebut, terkumpul dana sebesar Rp2,4 juta. Dana itu dibelikan perlengkapan kebersihan, alat salat, serta Rp2,08 juta dalam bentuk tunai yang langsung diserahkan kepada pengurus mushola.

“Saya bangga sekali, karena inisiatif ini murni datang dari siswa. Kami guru hanya mendampingi. Mereka belajar merencanakan, mengeksekusi, hingga mempertanggungjawabkan hasilnya,” kata Yulia.

Membentuk Kepemimpinan Sejak Dini

Lebih dari sekadar menggalang dana, kegiatan itu melatih anak-anak berorganisasi. Mereka harus membagi peran, ada yang menjadi penanggung jawab pameran, ada pula yang mengurus promosi acara.

Nilai yang lebih besar, menurut Yulia, adalah pembentukan karakter. “Anak-anak belajar mengambil keputusan bersama, berani berbicara di depan publik, sekaligus mengasah kepekaan sosial. Itulah yang kami sebut student agency dalam kurikulum IB,” ujarnya.

Menyemai Warga Dunia yang Peduli

Program PYP di BM 400 Cibubur memang dirancang untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi. Semua itu terintegrasi dalam apa yang disebut Approaches to Learning (ATL).

Dengan begitu, hasil belajar tidak berhenti pada kognitif, tapi juga sikap dan tindakan. “Kami ingin siswa bukan hanya cerdas secara akademis, tapi juga peduli, reflektif, dan berprinsip,” tutur Yulia.

Baca juga : Di Depan Civitas BM 400, Said Didu Ingatkan Integritas, Kapasitas, dan Keberanian

Semangat itulah yang dirasakan oleh para siswa ketika membawa hasil donasi ke Mushola Nur Baitul Iman. Beberapa dari mereka bahkan mengaku baru pertama kali merasakan pengalaman langsung memberikan bantuan. “Mereka belajar bahwa memberi itu membahagiakan, bukan hanya bagi penerima, tapi juga pemberi,” kata Yulia.

Komitmen Jangka Panjang

Yulia menegaskan, kegiatan ini bukan sekadar proyek sesaat. Sekolah ingin membangun tradisi, agar setiap unit pembelajaran selalu memberi ruang bagi siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

“Kami percaya, menjadi warga dunia itu dimulai dari lingkungan terdekat. Kalau anak-anak sudah terbiasa peka dan peduli sejak kecil, kelak mereka bisa tumbuh sebagai pemimpin yang berintegritas dan berdampak luas,” katanya.

Belajar Hidup, Bukan Sekadar Pelajaran

Pengalaman kelas 5 BM 400 Cibubur ini menunjukkan bagaimana sebuah sekolah dapat menjembatani ilmu dan kehidupan. Anak-anak bukan hanya menghafal nama tokoh atau konsep nilai, melainkan menapaki proses yang membuat mereka berpikir, merasa, lalu bertindak.

Seperti yang ditutup Yulia dengan senyum, “Inilah esensi PYP: pembelajaran yang hidup, bermakna, dan bermanfaat bagi sesama.”

Marching Band TK BM 400 Kembali Raih Juara Nasional

JakartaCorps Marching Band TK Bakti Mulya (BM) 400 meraih Piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) setelah menjadi juara dalam lomba Marching Band  pada Marching In Harmony Championship 2024.

Lomba bergengsi tingkat nasional tersebut diselenggarakan oleh Global Semangat Muda dan berlangsung pada hari Sabtu, 18 Mei 2024 di GOR Laga Satria Pakansari, Cibinong, Bogor, dan diikuti peserta siswa TK yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia

Corps Marching Band TK Bakti Mulya 400 pentas memukau dengan menggabungkan keahlian teknis, kreativitas, dan kekompakan tim yang luar biasa.

Hadir pada kesempatan tersebut, guru, orang tua dan para pimpinan sekolah. Tampak memberi dukungan adalah Kepala TK Bakti Mulya 400, Ina Lestari dan Asisten Manager Pendidikan YBKSP Bakti Mulya 400, Tuti Amelia.

Ina Lestari menyampaikan apresiasinya kepada siswa dan para pelatih yang dengan gigih menyiapkan kegiatan ini.

Ina Lestari menambahkan, “Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh corps marching band kami. Ini merupakan bukti bahwa kerja keras dan latihan yang konsisten akan menghasilkan hasil yang membanggakan.”

Corps marching band TK Bakti Mulya 400 sempat vakum tidak mengikuti lomba beberapa saat karena terjadinya pandemi Covid 19. Namun begitu ikut lomba, kini berjaya menjadi juara nasional, seperti yang diraih tahun-tahun sebelumnya.

Karena itu, Ghiffari Rahim, Ketua Corps Marching Band TK Bakti Mulya 400 menyatakan: “Ini adalah pencapaian yang sangat membanggakan bagi kami, setelah beberapa tahun vakum dan langsung meraih sejumlah penghargaan adalah bukti dari dedikasi dan kerja keras seluruh tim.”

Baca juga : Pelaksanaan Kurikulum Internasional

Adapun capaian prestasi yang diraih oleh corps marching band TK Bakti Mulya 400 adalah juara I Field Commander, juara II Best Costume, Juara II color guard, juara II artistic, juara I ensemble, juara I technic (perkusi) dan juara I Kategori Konser.

Keberhasilan corps marching band TK Bakti Mulya 400 menunjukkan semangat kerja keras dan kolaborasi yang membuahkan prestasi.

“Kami berharap prestasi ini dapat memotivasi kami untuk terus berlatih dan berprestasi di masa yang akan datang,” tandas Ghiffari Rahim dengan semangat.

Pelaksanaan Kurikulum Internasional

Jakarta – Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 menyelenggarakan sharing session “Strategi Melaksanakan Kurikulum Internasional” yang berlangsung secara virtual dengan narasumber Dwi A. Yuliantoro, Ph.D pada Kamis (09/05/2024). Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pimpinan Sekolah BM 400 itu dipimpin oleh Euis Tresna, M.Si., Deputy Ketua Pelaksana Harian Bakti Mulya 400.

Dwi A. Yuliantoro adalah praktisi pendidikan yang berpengalaman 20 tahun di berbagai institusi pendidikan di luar negeri sekaligus lulusan S-3 College of Education, Michigan State University, USA dengan spesialiasi Curriculum, Teaching, and Educational Policy.

Banyak hal menarik yang disampaikan Dwi A. Yuliantoro, namun secara garis besar ada lima pokok pikiran yang disampaikan dalam forum tersebut.

Pertama, wawasan untuk menerapkan kurikulum internasional.

Penerapan kurikulum internasional untuk sekolah nasional sangat tergantung kondisi sekolah. Kondisi tersebut disesuaikan demografi murid, guru dan sosio kultur masyakat sekitarnya. Bagus atau tidaknya kurikulum yang di terapkan tergantung kepada ketersediaan sumberdaya pendukung sekolah tersebut dan lingkungannya.

Sumberdaya pendukung terutama guru harus memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh kurikulum internasional yang digunakan. Karena guru harus menguasai bahan ajar (content knowledge) dan cara mengajarnya (paedagogy).

Kedua, sinergi kurikulum internasonal dengan kurikulum nasional.

Selaras kebijakan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), sekolah nasional wajib menerapkan tiga mata pelajaran utama, yaitu Bahasa Indonesia, Agama dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Mata pelajaran lainnya bisa dipilih 3 lainnya dari kurikulum Cambridge maupun International Baccalaureate (IB). Dengan demikian beban belajar siswa lebih mendalam pada mata pelajaran tersebut.

Ketiga, pemantapan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman pada sekolah yang menggunakan kurikulum internasional

Selain mengajarkan PKn, Agama dan Bahasa Indonesia, nilai kebangsaan dan kesilaman dapat diperkuat dengan perilaku keseharian yang dijalankan oleh semua civitas sekolah. Dalam lingkungan dimana Bahasa Inggris dipergunakan sebagai Bahasa pengantar, jatidiri bangsa Indonesia tetap dijunjung tinggi misalnya dalam hal menerapkan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) dan tepo sliro (empati dan peduli). Pemahaman konsep dalam kurikulum internasional harus diterapkan lebih dari sekedar terminology, namun sampai level epistemology.

Keempat, strategi menanamkan siswa agar memiliki internasionally-minded

Siswa perlu memiliki 7 key elements to an internationally-minded individual: (1) knowledge, understanding, and appreciation of different cultures, (2) increased self-awareness, (3) increased empathy, (4) ability to collaborate with peers from different backgrounds (5) deepening knowledge and understanding of global issues, (6) ability to see themselves as responsible, global citizens dan (7) language skills.

Baca juga : Ground Breaking Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur

Semua guru harus memiliki hal yang sama sebagai kemampuan yang diwariskan kepada siswanya. Dalam menerapkan strateginya guru perlu melakukan pembiasaan kepada semua siswa akan hal tersebut.

Kelima, mempersiapkan guru berstandar internasional dan wawasan global

Tantangan dalam mempersiapkan guru berstandar internasional dan wawasan global adalah terkait dengan pola pikir (mindset), kenyamanan (comford zone), sumberdaya (resources) dan keterbatasan waktu.

Guru perlu merubah pola pikir sesuai kurikulum yang dijalankan. Hal tersebut tidak mudah karena perlu merekonstruksi cara berpikir dan keyakinan yang telah dilakukan selama melaksanakan pembelajaran. Demikian pula keberanian untuk keluar dari zona nyaman, karena taruhannya guru harus mampu merekonstruksi pola hidup mereka.

Tantangan berikutnya berkaitan dengan biaya pelatihan guru yang besar sesuai rekomendasi pihak penyelenggara kurikulum internasional. Terakhir, tantangan dari segi keterbatasan waktu guru dalam mengatur kegiatan sekolah, karena umumnya guru telah menghabiskan waktu untuk mengajar di kelas.

Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan brain storming, perencanaan yang baik dan mengatur kegiatan yang mengakomodasi semua kebutuhan standar sekolah internasional. Sekolah Bakti Mulya 400 konsisten melakukan perbaikan untuk menjadi sekolah internasional, berlandasankan keislaman dan kebangsaan Indonesia.

Halalbihalal Sekolah BM 400: Eratkan Kebersamaan Wujudkan Kemenangan

Jakarta – Hari Idulfitri disemarakkan oleh Sekolah Bakti Mulya (BM) 400  dengan diadakannya halalbihalal bertema Eratkan Kebersamaan Wujudkan Kemenangan. Acara dilaksanakan di Auditorium Ki Hajar Dewantara, SMP BM 400 pada Rabu (17/04/24).

Acara dihadiri oleh dewan pengurus, pengurus harian, pimpinan seluruh unit, guru, dan karyawan YBKSP BM 400. Acara dibuka dengan penampilan yang menakjubkan dari unit SMP, SD, dan TK. Mulai dari drama, musikalisasi puisi, hingga penampilan paduan suara bertemakan Idulfitri disajikan dengan sangat apik oleh perwakilan seluruh unit.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh Ustadz Ahmad Dasuki. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an tersebut berlangsung sangat khidmat dan diresapi oleh seluruh peserta acara.

Selanjutnya, Ketua Dewan Pengurus YBKSP BM 400, Ibu Ir. Anna Rosita Subagdja menyampaikan sambutan hangatnya terkait hari kemenangan yang baru saja diraih oleh umat muslim. “Idulfitri merupakan momen untuk bersukacita, bermaaf-maafan, juga merefleksikan perjalanan spiritual kita selama bulan suci Ramadhan.”

Ibu Anna juga menyampaikan semangat serta harapannya untuk sekolah BM 400. “Mari kita bersinergi dan bekerja sama demi masa depan sekolah kita, karena semangat dan kerja keras kita akan menjadi pilar utama dalam kemajuan dan prestasi sekolah kita tercinta. Semoga kasih sayang dan berkah Allah selalu menyertai langkah-langkah kita.”

Usai sambutan yang membakar semangat dari Ibu Anna, acara dilanjutkan dengan mendengarkan ceramah dari Ustadz Haikal Hassan, S.T., M.T. Beliau menyampaikan ceramah tentang halalbihalal di Indonesia.

“Saya adalah penyuka sejarah. Separuh dari usia saya dipakai untuk mempelajari sejarah.  Tahun 1948, kita baru tiga tahun merdeka. Pada tahun tersebut, kita hampir terpecah belah lagi. Maka diadakanlah halalbihalal untuk menimbulkan semangat baru yang mendukung persatuan,” jelas Ustadz Haikal.

“Halalbihalal ini hanya ada di Indonesia, tidak ada di negara lain. Pun ucapan minal aidin wal faidzin juga berasal dari Indonesia. Hal ini menjadi kekayaan khazanah budaya bangsa yang harus terus kita jaga.”

Baca juga : Puncak Amal Ramadan Sekolah Bakti Mulya 400

Usai menjelaskan sejarah terciptanya halalbihalal, Ustadz Haikal turut menjelaskan betapa pentingnya silaturahmi yang terjalin saat halalbihalal.

“Nabi Muhammad bersabda, tidak ada perbuatan yang dibayar langsung kecuali silaturahmi. Jika Anda menghafal Al-Qur’an, Allah kelak akan menyiapkan berbagai tingkatan surga sesuai dengan seberapa banyak ayat Al-Qur’an yang Anda hafal. Sementara itu, silaturahmi langsung dibayar tunai dengan ditambahkannya umur dan rezeki. Itulah betapa pentingnya silaturahmi yang kita jalin,” jelas Ustadz Haikal.

Ustadz Haikal mengakhiri ceramah dengan menekankan ajakannya, “Dengan halalbihalal dan silaturahmi, mari kita bangun Indonesia dalam persatuan, kesatuan, dan kedamaian.”

Acara dilanjutkan dengan penampilan dari unit SMA, kemudian disusul dengan doa penutup yang dipimpin oleh Ustadz Hasan. Guna mempererat kekeluargaan, seluruh peserta acara pun bersalam-salaman untuk saling bermaaf-maafan. Kehangatan dan kekeluargaan sangat kental terasa dalam acara halalbihalal sekolah BM 400 ini.

Tarhib Ramadhan Sekolah BM 400: Ramadhan Momentum Muhasabah dan Kesungguhan Beribadah

Jakarta – Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 mengadakan tarhib Ramadhan bertemakan “Ramadhan Momentum Muhasabah dan Kesungguhan Beribadah”. Acara dilaksanakan di Auditorium Ki Hajar Dewantara, SMP BM 400 pada Jumat (08/03/24).

Tarhib Ramadhan dihadiri oleh dewan pengurus, pelaksana harian, pimpinan, serta seluruh guru dari unit TK, SD, SMP, hingga SMA. Dr. Habib Ali Hasan Al Bahar Lc.MA. turut hadir sebagai penceramah dalam acara ini.

Acara diawali dengan sambutan dari perwakilan dewan pengurus. Acara dilanjutkan dengan mengaji bersama, lalu disambung dengan ceramah dari Dr. Habib Ali Hasan Al Bahar Lc.MA.

Habib Ali membuka ceramahnya dengan pertanyaan pemantik, “Apa yang membedakan bulan Ramadhan dengan bulan lainnya?” dan disambut dengan jawaban yang beragam dari para hadirin.

Beliau kemudian menjelaskan, “Ketika bulan Ramadhan, kita tahu waktu maghrib bahkan hingga menitnya. Kalau bukan Ramadhan, kita tidak peduli dengan menit pada waktu Maghrib.” Penjelasan itu pun disambut tawa dari pendengarnya.

Habib Ali melanjutkan ceramahnya. Beliau menjelaskan bahwa pengusaha non muslim juga sangat menyukai bulan Ramadhan. Hal ini karena pegawai perusahaan mereka banyak yang merupakan umat muslim. Saat Ramadhan datang, mereka akan cenderung berperilaku jujur demi menjaga kesucian puasa mereka.

Habib Ali kemudian menekankan, “Maka Ramadhan membawa keberkahan dan kebaikan, baik hanyauntuk umat muslim maupun non muslim.”

Baca juga : Sekolah BM 400 Latih Guru Menyusun Modul Ajar Berdiferensiasi Berbasis Artificial Intelligence

Ceramah dilanjutkan dengan harapan Habib Ali terkait bulan Ramadhan yang sudah di depan mata. “Mudah-mudahan kita bisa manfaatkan Ramadhan yang akan datang dengan sebaik-baiknya. Rasulullah bersabda, ketika bulan Ramadhan datang, semua dosa akan dihapuskan oleh Allah. Bahkan, perumpamaan bulam Ramadhan adalah seperti Nabi Yusuf dibandingkan saudaranya. Ada yang tahu perbedaan Nabi Yusuf dengan saudaranya?”

Hadirin pun kompak menjawab mengenai ketampanan luar biasa yang dimiliki oleh salah satu Nabi Allah tersebut.

Habib Ali lalu meluruskan, “Selain ketampanannya, Nabi Yusuf juga memiliki keistimewaan. Dengan adanya Nabi Yusuf, dosa seluruh saudaranya dimaafkan oleh Allah. Oleh sebab itu, semoga dengan adanya Ramadhan, dosa kita di bulan yang lain pun diampuni oleh Allah.”

Tarhib Ramadhan ditutup dengan doa dari Bapak Asep Syarifudin Hidayat. Setelah acara selesai, diadakan pula pembagian bingkisan untuk guru dan karyawan guna menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Sekolah BM 400 Latih Guru Menyusun Modul Ajar Berdiferensiasi Berbasis Artificial Intelligence

Jakarta – Kegiatan annual meeting sekolah Bakti Mulya (BM) 400 dilanjutkan pada hari kedua dengan topik yang sama dengan hari pertama, yaitu Artificial Intelligence (AI). Acara diadakan secara daring untuk seluruh guru, pimpinan, serta karyawan pada Selasa (19/12/2023).

Acara diisi dengan pelatihan dari Ryan Oktapratama, B.Ed, M.Ed. mengenai Modul Ajar Berdiferensiasi Berbasis AI.

Ryan Oktapratama mengatakan, “Dalam pendidikan, peranan seorang gurusangatlah penting. Seorang guru dikatakan kompeten jika menguasai 4 hal yaitu pedagogy, personality, sosial, dan profesional.”

Dewasa ini, pembelajaran berdiferensiasi mulai menjadi fokus perbincangan, khususnya di kalangan guru. Pembelajaran berdiferensiasi yaitu proses belajar mengajar di mana peserta didik dapat mempelajari materi sesuai kebutuhan. Untuk membuat pembelajaran berdiferensiasi, perlu dilakukan analisis profil siswa. Siswa dikelompokkan sesuai minat, kesiapan belajar, serta profil belajar.

Misalnya saja, dalam hal minat, siswa dikelompokkan menjadi siswa yang menyukai alam, seni, dan kegiatan fisik. Dari segi kesiapan belajar, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan mengerjakan worksheet berbeda. Mulai dari worksheet yang mudah, sedang, hingga sulit. Dari segi profil belajar, siswa dibagi menjadi siswa yang belajar dengan cerita bergambar, role play, dan podcast.

Elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, konten atau materi yang diajarkan. Kedua, proses atau kegiatan yang dilakukan. Ketiga, produk atau hasil akhir dari pembelajaran. Keempat, lingkungan belajar atau susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik.

Baca juga : Artificial Intelligence di Sekolah Bakti Mulya 400

Ryan Oktapratama menekankan, “Untuk memudahkan guru membuat pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memanfaatkan AI khususnya ChatGPT.” Guru hanya perlu menuliskan prompt yang sangat jelas mengenai apa saja yang ingin dipersiapkan sebelum pembelajaran. Lengkap dengan rincian diferensiasi anaknya. Maka ChatGPT dapat memberikan solusinya.

Artificial Intelligence di Sekolah Bakti Mulya 400

Jakarta – Kegiatan annual meeting sekolah Bakti Mulya (BM) 400 dilanjutkan pada hari kedua dengan topik yang sama dengan hari pertama, yaitu Artificial Intelligence (AI). Acara diadakan secara daring untuk seluruh guru, pimpinan, serta karyawan pada Selasa (19/12/2023).

Acara dibuka dengan sambutan dari Deputy Ketua Pelaksana Harian (KPH) Bakti Mulya (BM) 400, Euis Tresna menyampaikan bahwa dampak yang diharapkan dari pemanfaatan AI adalah guru dapat membuat pembelajaran yang lebih berkualitas sekaligus guru juga harus memiliki kebijakan dalam memanfaatkan AI.

“Guru sebagai pendidik harus mengembangkan hubungan interaktif dan interpersonal dengan siswa, memberikan tugas yang kreatif, mengedukasi siswa agar percaya pada proses dan bukan hasil akhir semata, tegaskan yang boleh dan tidak boleh seputar AI, serta menekankan integritas akademik,” jelas Euis Tresna.

Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Hana Triana, S.Pd, M.Ed. Beliau menyampaikan materi mengenai Why is The School Allowing Students to Use AI Tools?

Hana Triana menekankan, “Kurikulum Cambridge dan IB menyatakan persetujuan dalam penggunaan AI pada pembelajaran dan penelitian. Hal ini karena AI mendukung penelitian dan perencanaan proyek.”

Selain itu, teknologi dalam pembelajaran terbukti dapat meningkatkan motivasi dan siswa aktif belajar dengan mandiri. International Baccalaureate menyatakan bahwa high agency (motivasi yang tinggi dalam belajar) yang dimiliki siswa muncul saat menggunakan chatbot.

Hana Triana kemudian menunjukkan beberapa tutorial AI. Tutorial tersebut antara lain Bing.com untuk membuat gambar dari suatu deskripsi. School Aide untuk membuat lesson plan. Hingga Magic School untuk membuat umpan balik secara instan untuk siswa.

Hana Triana melanjutkan, “AI bukan krisis dalam pendidikan, tetapi AI menciptakan tantangan dan peluang yang signifikan. Kita hanya perlu mengajarkan etika penggunaan AI.”

Etika dalam penggunaan AI antara lain: Menggunakan AI tools sesuai dengan etika dan integritas akademik, menyertakan kredit di bagian teks dalam daftar pustaka, serta mengikuti arahan pada plagiarism-guidance dan integritas akademik untuk siswa.

Materi berikutnya pada annual meeting disampaikan oleh Nia Maulidhia Ibrahim, M.Pd. dengan topik Generative AI in Education: ChatGPT (AI-based chatbot).

Sesi workshop diawali dengan penggunaan mentimeter untuk melakukan survei terkait pengetahuan dan pendapat guru terkait penggunaan AI di sekolah. Setelah itu, ditayangkan pula video mengenai manfaat AI pada bidang penjualan serta programming.

Keuntungan menggunakan ChatGPT antara lain: fast response dalam memberikan jawaban, mampu menyaring permintaan negatif, mampu menggunakan bahasa yang natural, serta sensitif terhadap bahasa pemrograman.

Nia Maulidia menjelaskan, “Selain di bidang ekonomi, AI khususnya ChatGPT juga dapat digunakan dalam pendidikan. Keuntungan menggunakan ChatGPT dalam pendidikan antara lain memberikan saran pembelajaran yang dipersonalisasi.”

Jadi, guru dapat dengan mudah mendapatkan saran dalam penugasan untuk siswa yang memiliki gaya belajar berbeda. Mulai dari auditori, visual, hingga kinestetik. Selain itu, AI juga dapat memberikan umpan balik instan dari pekerjaan siswa. ChatGPT juga dapat meningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Akan tetapi, ChatGPT memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain memiliki pemahaman terbatas, belum mampu menggeser pekerja kreatif, jawaban tidak selalu tepat, belum mampu membedakan fakta dan opini, serta memerlukan jaringan internet stabil

Nia Maulidia juga memberikan tutorial bagaimana cara menggunakan chatGPT. Mulai dari mempersiapkan lesson plan, presentasi, hingga penugasan atau asesmen untuk siswa. Nia Maulidia juga menunjukkan cara memeriksa jawaban siswa, apakah ia menggunakan ChatGPT atau tidak. Dalam memeriksa jawaban siswa tersebut, guru dapat menggunakan zerogpt.

Nia Maulidia menekankan, “Secanggih apa pun teknologi, tidak akan bisa menggantikan peran manusia. Jadi teknologi yang berkembang harus berjalan berdampingan dengan kita.”

Acara dilanjutkan dengan paparan materi oleh Siti Yiyin Layyinah, S.Mat. Topik yang disampaikan adalah Unlock Your Learning Potential: Personalized, Engaging Education with AI.

Baca juga : Sekolah BM 400 Kuatkan Pembelajaran STEAM dan Artificial Intelligence

Sebelumnya, telah dibahas mengenai AI khususnya penggunaan ChatGPT. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa ada dua masalah dalam pendidikan: Apa yang kita ajarkan dan bagaimana kita mengajarkannya.

Siti Yiyin mengatakan, “Dari dua masalah tersebut, hal yang paling penting itu tergantung pada individu siswa.” Apabila siswa belum memahami materi, maka topik yang kita ajarkan yang penting. Akan tetapi, apabila perilaku siswa kurang termotivasi saat belajar, maka yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana cara kita mengajarkan materi kepada siswa.

Di dalam pendidikan, AI dapat dimanfaatkan untuk pendaftaran, course-planning, membuat komentar maupun deskripsi dalam rapot siswa, school security, serta e-proctoring saat ujian.

Dalam perspektif siswa, AI yang dapat dimanfaatkan untuk belajar misalnya Third space learning dan AI-assisted simulations (VR/AR). Sementara itu, untuk guru, AI dapat dimanfaatkan untuk deteksi plagiarisme, kurasi materi pembelajaran, monitor kelas, automatic summative assessment, serta AI teaching assistant.

Pada akhir sesi Nia Maulidia dan Siti Yiyin, dilakukan asesmen berupa pembuatan presentasi yang memanfaatkan berbagai AI. Serta dilakukan kuis di Kahoot untuk membuat partisipan bersemangat.

Sekolah BM 400 Kuatkan Pembelajaran STEAM dan Artificial Intelligence

Jakarta – Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 mengadakan annual meeting workshop bertemakan Leading Change: Digital Transformation of Education in Era of Artificial Intelligence. Acara diadakan di Auditorium Ki Hajar Dewantara SMP BM 400 dan dimulai pada hari Senin (18/12/2023).

Acara dihadiri oleh guru dari seluruh unit, pimpinan, hingga pengurus harian. Hadir pula para pembicara hebat di hari pertama  yaitu Irjen Pol. (PURN) Drs. Sukrawadi Dahlan, Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc.,PhD, dan M. Octaviano Pratama, S.Kom., M.Kom.

Dalam kesempatan tersebut tampil Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc.,PhD. Yang membawakan topik STEAM Learning for Students Engagement in Education as Sustainability.

Yuli Rahmawati menyampaikan agar pendidikan di Indonesia sebaiknya berawal dari masalah yang ada di masyarakat. Yuli Rahmawati memberikan contoh, “Misalnya saja siswa diperlihatkan foto kura-kura yang terlilit plastik. Siswa diajak untuk memiliki empati, kemudian membuat design untuk menangani masalah tersebut dengan memanfaatkan berbagai pelajaran seperti matematika dan sains. Contohnya, siswa dapat membuat biodegradable plastic serta membuat laporan untuk pelajaran Bahasa Indonesia.”

Oleh sebab itu, pelajaran berbasis proyek STEAM tidak terikat pada satu mata pelajaran, melainkan gabungan dari banyak pelajaran. Pada pembelajaran STEAM berbasis proyek, siswa memiliki kerangka pemikiran yang diawali dengan empathize, define, ideate, prototype, dan diakhiri dengan test. Dengan pembelajaran berbasis proyek ini, siswa dapat belajar secara holistik, multidisiplin, serta memenuhi kompetensi masa depan.

Yuli Rahmawati memberikan pesan penutup, “Guru adalah profesi terbaik. Guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tapi juga menyentuh hati siswa.”

Sementara itu pada sesi lanjutan tampil M. Octaviano Pratama, S.Kom., M.Kom. Beliau membawakan topik seputar Artificial Intelligence in Education: Crisis or Opportunity in Learning, Teaching and Assessment.

Dewasa ini, Artificial Intelligence (AI) sudah sangat didukung di Indonesia. Octaviano menjelaskan, “Pada bidang ekonomi, AI dapat digunakan oleh perusahaan penjualan kendaraan. Sebelum adanya AI, transaksi pembelian kendaraan memakan waktu 2 jam. Sementara itu, jika menggunakan AI, petugas administrasi hanya perlu memvalidasi data, sehingga waktu yang diperlukan jadi lebih singkat.”

Baca juga : Sekolah BM 400 Kuatkan Wawasan Kebangsaan

Selain dalam bidang ekonomi, AI juga dapat dimanfaatkan dalam edukasi. Contohnya adalah gamification, yang memudahkan user menyelesaikan task tertentu seakan sedang bermain game. Pembelajaran pun menjadi menarik, fun, dan tidak membuat jenuh.

Ada pula Jamboard, Kahoot, Grammarly, chatGPT, serta Canva yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Pada tingkat perkuliahan, terdapat pula publish or perish yang dapat digunakan sebagai mesin pencari artikel berbasis AI untuk menyusun tesis.

Bapak Octaviano kemudian menutup paparannya dengan kesimpulan, “Dengan adanya AI, peluang yang kita miliki pun menjadi semakin besar. AI bisa membantu meringankan beban kita sebagai edukator, serta tidak bisa menggantikan kehadiran guru.”

Sekolah BM 400 Galang Solidaritas Palestina

Jakarta– Perdamaian abadi dan keadilan sosial merupakan amanat UUD 1945 yang diajarkan di Sekolah Bakti Mulya (BM) 400. Dengan terjadinya konflik bersenjata Palestina dengan Israel, Sekolah BM 400 terpanggil untuk mengadakan solidaritas Palestina. Kegiatan tersebut berlangsung di SD BM 400 (Jumat, 27/10/2023), di SMP dan SMA BM 400 (Senin, 30/10/2023).

Manager Kesiswaan Sekolah BM400, Diana menjelaskan bahwa kegiatan solidaritas Palestina ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang konflik Palestina-Israel, menumbuhkan empati terhadap korban perang sekaligus menguatkan pentingnya nilai perdamaian.

Dalam kesempatan tersebut, Diana menghadirkan beberapa relawan yang tergabung dalam Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) dan Masjid Raya Pondok Indah (MRPI).

Pada saat paparan di hadapan siswa Diana menyampaikan, “Kegiatan ini berusaha untuk membangkitkan rasa syukur di dalam diri siswa. Siswa BM 400 dapat belajar, beribadah, dan bermain dengan tenang dan aman. Berbeda dengan anak-anak di Palestina yang sedang mengalami krisis pangan, listrik, serta berada dalam bahaya peperangan.”

Diana juga menyampaikan bahwa, “Untuk meringankan penderitaan warga Palestina, sekolah telah membuka rekening untuk donasi sampai Rabu, 8 November 2023”.

Sementara itu, salah satu anggota MER-C yaitu Nur Ikhwan Abadi menjelaskan kondisi dan situasi terkini di Gaza, Palestina. Hingga saat ini, Palestina telah dibombardir oleh zionis Yahudi (Israel) dan banyak sekali korban berjatuhan. Diperkirakan 8.000 orang meninggal, dimana sebagian besar di antaranya merupakan anak-anak dan wanita.

Baca juga : Testimoni Widi, Alumnus Sekolah BM 400 yang Diterima di 5 Universitas Top Eropa

Masih menurut Nur Ikhwan Abadi, “Guna membantu masyarakat Palestina, MER-C telah membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza bagian Utara. Akan tetapi, beberapa hari lalu, satu bom yang ditembakkan zionis Israel telah menyerang halaman guest house Rumah Sakit Indonesia, hingga satu relawan lokal meninggal dunia”.

Nur Ikhwan Abadi menekankan bahwa untuk menanggulangi problem tersebut, “Ada dua cara yang bisa kita lakukan, yaitu berdoa dan berdonasi.”

Testimoni Widi, Alumnus Sekolah BM 400 yang Diterima di 5 Universitas Top Eropa

Jakarta – Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 menggelar acara open house yang meriah. Acara diadakan di Auditorium Ki Hajar Dewantara gedung SMP Bakti Mulya 400, Jalan Lingkar Selatan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Sabtu 28 Oktober 2023. Kegiatan dihadiri oleh calon orang tua siswa serta calon siswa baru dari Sekolah Bakti Mulya 400.

Yang paling mengesankan pada acara open house tersebut adalah testimoni Muhammad Ihsan Widiyantoro atau akrab disapa Widi. Widi adalah seorang alumnus SMP Bakti Mulya 400 lulus 2013 dan SMA Bakti Mulya 400 lulus 2016. Saat di SMP, Widi menempuh pembelajaran di kelas Cambridge, sedangkan saat SMA belajar di kelas SKS.

Widi melanjutkan studi di Teknik Metalurgi Universitas Indonesia lulus tahun 2020. Ingin mengembangkan minatnya dalam bidang energi terbarukan, Widi mencari beasiswa untuk studi lanjut S-2 di luar negeri.

Dari lamaran yang diajukan di berbagai universitas di Eropa, Widi diterima di 5 universitas ternama. Widi akhirnya memutuskan untuk memilih salah satunya yaitu Master of Science in Sustainable Energy Systems di University of Edinburgh.  University of Edinburgh merupakan 5 universitas terbaik di Inggris dan 20 universitas terbaik dunia.

Widi mengatakan, “Kenapa saya tertarik untuk kuliah di luar negeri? Saat kelas delapan di SMP Bakti Mulya 400, saya ikut homestay ke Australia. Pengalaman itu menumbuhkan semangat saya untuk kuliah di luar negeri.”

Selain menonjol di bidang akademik, saat sekolah di SMP, Widi juga terampil bermain gitar. Dalam hal ini Widi mengatakan, “Di sekolah ini, selain bidang akademik, siswa juga diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi non akademik dalam bentuk kesempatan pentas di acara-acara sekolah dan lomba mewakili sekolah”.

Kini, Widi telah mulai bekerja sebagai business development sektor energi terbarukan di PLN Nusantara Power Indonesia.

Widi menekankan, bahwa ia bisa menjadi dirinya yang sekarang karena peran guru-guru di Bakti Mulya 400.

Pada kegiatan open house ini juga ditampilkan berbagai potensi siswa Sekolah Bakti Mulya 400. Seorang siswa berprestasi sekaligus ketua OSIS SMA Bakti Mulya 400, Salwa Khalifa Chairunnisa, menjadi sebagai pembawa acara tersebut.

Baca juga : BM 400, Sekolah Merdeka, Sekolah Bahagia

Kegiatan diawali dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh Yassien Mohamed Hassan Ali Omar yang merupakan siswa kelas 7.1 SMP Bakti Mulya 400. Pembacaan kalam ilahi tersebut berlangsung dengan sangat khidmat.

Kegiatan dilanjutkan dengan penampilan dari tim choir SMP dan SMA Bakti Mulya 400 yang menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars Bakti Mulya 400 dengan begitu menakjubkan. Tim choir tersebut dikabarkan tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti kejuaraan internasional pada tahun 2024.

Pada kesempatan yang sama juga tampil tari Nganggung dari Bangka Belitung. Penampilan tersebut menyimpan cerita dari daerah asalnya, di mana terdapat tradisi masyarakat Bangka Belitung untuk makan bersama di masjid dan mereka membawa makanan dari rumah menggunakan tudung saji. Melalui penampilan memukau tersebut, tim tari kreasi berharap agar berbagai tradisi dan budaya di Indonesia dapat tetap terjaga.