Pendidikan adalah Proses Menjadi Manusia Seutuhnya-2

Yudi Latif di Forum Headmaster Academy Indonesia: Pendidikan adalah Proses Menjadi Manusia Seutuhnya

JAKARTA — Di tengah suhu diskusi yang hangat namun penuh permenungan, Yudi Latif, MA., Ph.D., tampil menyuguhkan gagasan bernas tentang hakikat pendidikan dalam forum Headmaster Academy Indonesia (HAI) yang digelar di Auditorium Bakti Mulya 400, Jakarta, Selasa (17/6/2025). Di hadapan 70 pimpinan sekolah dari Jakarta dan Jawa Barat, intelektual kebangsaan itu mengajak para kepala sekolah untuk kembali ke akar: memahami pendidikan bukan semata transmisi pengetahuan, tetapi proses pembudayaan yang memanusiakan manusia.

“Pendidikan adalah proses belajar menjadi manusia seutuhnya. Belajar dari kehidupan, sepanjang hidup,” ujar Yudi membuka paparannya. Kalimat itu ia haturkan tanpa jargon, namun menggugah kesadaran bahwa pendidikan sejatinya adalah perjalanan panjang yang menautkan batin dan lahir, akal dan tindakan.

Di tangan Yudi, pendidikan kembali ditafsir sebagai seni membentuk watak. Ia mengurai makna budi pekerti secara filosofis dan praksis. “Budi adalah pikiran, perasaan, dan kemauan — ranah batiniah. Pekerti adalah tenaga dan daya — ranah lahiriah. Maka pendidikan harus mengolah keempat unsur: olah pikir, olah rasa, olah karsa, dan olah raga,” jelasnya.

Dalam forum yang juga dihadiri oleh tokoh-tokoh pendidikan dari Institut Harkat Negeri (IHN) dan Sekolah Bakti Mulya 400, Yudi mengibaratkan pendidikan seperti proses budi daya tanaman. Ia mengajak para pendidik melihat pembelajar ideal sebagai pribadi yang “berakar dalam, berbatang tinggi, bercabang rapi, berdaun rindang, dan berbuah lebat.” Akar adalah akhlak, batang adalah pengetahuan, cabang adalah keterampilan, daun adalah kerukunan sosial, dan buah adalah inovasi.

Ia memetakan tahapan pendidikan seperti membentuk pohon. Pendidikan usia dini, kata Yudi, harus menanamkan akhlak-karakter sebagai akar. Pendidikan dasar membangun batang pengetahuan disertai kecakapan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Pendidikan menengah bertugas memperluas wawasan generalis dan keterampilan tata kelola melalui cabang dan ranting yang kuat. Di sanalah kolaborasi dan empati tumbuh laksana daun yang rindang. Sementara itu, buah dari seluruh proses ini adalah kreativitas dan inovasi — yang baru dapat dipanen dalam pendidikan tinggi sebagai medan pengembangan spesialisasi.

Baca juga : Wisuda BM400 2025: “from Dream To Destiny, Powered By Passion, Guided By Purpose”

Forum Headmaster Academy Indonesia (HAI) bukan sekadar pertemuan. Ia adalah wadah penguatan kepemimpinan kepala sekolah melalui model pelatihan berlapis yang dirancang kolaboratif oleh Sekolah Bakti Mulya 400 dan Institut Harkat Negeri (IHN). Program ini menyuguhkan pendekatan sistematis melalui tahapan Induksi, Mentoring, Commencing, dan Kelas Pekanan.

Sejak dibuka pada 17 Mei 2025, para peserta — yang terdiri dari kepala dan wakil kepala sekolah dari berbagai institusi di Jakarta dan Jawa Barat — telah mengikuti tiga sesi kelas pekanan yang digelar setiap Sabtu: 24 Mei, 31 Mei, dan 7 Juni. Forum puncak bertajuk Commencing berlangsung pada 17 Juni 2025, sebagai penanda kelulusan dan peneguhan komitmen untuk menjadi pemimpin pendidikan yang visioner, bernurani, dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Seperti benih yang tumbuh dalam ladang yang disiram nilai dan pengetahuan, peserta HAI diharapkan dapat kembali ke sekolah masing-masing bukan hanya membawa modul pelatihan, melainkan juga gagasan dan keberanian untuk mengubah lanskap pendidikan menjadi lebih humanis dan berkelanjutan.

wisuda bm400 tahun 2025

Wisuda BM400 2025: “from Dream To Destiny, Powered By Passion, Guided By Purpose”

Jakarta, 14 Juni 2025 — Di tengah gemerlap suasana The Krakatau Grand Ballroom TMII Jakarta, sebanyak 283 siswa dari jenjang SD, SMP, dan SMA Bakti Mulya 400 resmi diwisuda dalam sebuah acara yang sarat makna dan penuh haru. Dengan mengusung tema From Dream to Destiny, Powered by Passion, Guided by Purpose”, acara ini menjadi penanda akhir dari satu fase penting dalam kehidupan para siswa sekaligus gerbang pembuka menuju babak kehidupan berikutnya.

Sebanyak 98 siswa dari SD (angkatan ke-35), 68 siswa dari SMP (angkatan ke-38), dan 117 siswa dari SMA (angkatan ke-24) tampil anggun dengan toga dan semangat yang terpancar di wajah mereka. Acara ini bukan sekadar prosesi seremonial, melainkan bentuk penghargaan atas kerja keras, dedikasi, dan perjalanan panjang para siswa dalam meraih prestasi akademik dan non-akademik.

Deputy Ketua Pelaksa Harian (KPH), Euis Tresna, M.Si. melaporkan bahwa pada tahun pelajaran 2024/2025 menunjukkan peningkatan signifikan pada capaian hasil ujian akhir sekolah. Untuk SD, rata-rata nilai akhir adalah 87,43; untuk SMP juga sebesar 87,43; sementara SMA mencapai 89,25. Peningkatan ini bukanlah hasil kebetulan semata.

“Tren nilai menunjukkan grafik naik secara konsisten. Ini menjadi cerminan dari sistem pendidikan yang terus berkembang, ditopang oleh dedikasi guru, keterlibatan aktif orang tua, serta semangat belajar yang tinggi dari para siswa,” tandas Euis Tresna.

Dalam sesi sambutan yang penuh kehangatan, Wakil Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bakti Mulya 400, Baskara Sukarya, menyampaikan pesan mendalam yang berisi lima bekal utama untuk para wisudawan.

“Pertama, jadilah pribadi yang berakhlak mulia. Ini adalah fondasi dari semua bentuk keberhasilan. Kedua, jadilah pembelajar sepanjang hayat. Dunia terus berubah, dan hanya mereka yang terus belajar yang akan tetap relevan,” ujar Baskara.

Ia melanjutkan, “Ketiga, cintailah Indonesia sepenuh hati. Negeri ini membutuhkan generasi muda yang mencintainya secara aktif. Keempat, beragamalah dengan kesadaran, bukan sekadar kebiasaan. Dan terakhir, jadilah warga dunia yang bermartabat. Globalisasi menuntut kita untuk bersaing dan bekerja sama lintas budaya, tanpa kehilangan jati diri.”

Pidato tersebut mendapat apresiasi dari para hadirin, terutama para orang tua dan guru yang merasa bahwa nilai-nilai tersebut telah tertanam dan kini diteruskan kepada generasi berikutnya.

Tak kalah menyentuh, Ketua Pelaksana Harian (KPH), Dr. Sutrisno Muslimin, turut memberikan wejangan kepada para siswa yang diwisuda. Dengan suara penuh ketegasan, ia menyampaikan empat pesan penting.

“Pertama, jangan pernah tinggalkan salat lima waktu. Ini bukan hanya kewajiban, tetapi sumber kekuatan batin,” ujarnya.

“Kedua, berbaktilah kepada orang tua. Hormatilah mereka karena mereka adalah wakil Tuhan di dunia. Ketiga, hormati gurumu, karena mereka adalah cahaya dalam perjalanan ilmumu. Dan keempat, berprestasilah untuk bangsa dengan memiliki cta-cita tinggi yang menggetarkan. Bawalah nama baik Indonesia ke mana pun kalian melangkah,” tambah Sutrisno Muslimin.

Baca juga : Membingkai Optimisme Sekolah Masa Depan

Acara wisuda ini bukan hanya momentum akademik, tetapi juga menjadi ajang pembuktian bahwa nilai-nilai religius dan nasionalisme dapat berjalan beriringan. Pembacaan Al Quran dan doa penutup dibacakan dengan khusyuk, menciptakan suasana yang menenangkan dan menyatukan semua yang hadir dalam semangat keberkahan.

Lagu-lagu nasional dan paduan suara siswa yang mengusung tema cinta tanah air menggema di ruangan. Bahkan dalam penampilan seni yang ditampilkan para siswa, terlihat upaya merangkai keberagaman budaya Indonesia dalam satu narasi tunggal tentang persatuan.

Membingkai Optimisme Sekolah Masa Depan1

Membingkai Optimisme Sekolah Masa Depan

Catatan dari Kunjungan Studi Tiru Sekolah Dian Didaktika ke BM 400 Cibubur

Cibubur, 27 Mei 2025 — Di pagi yang bersahabat itu, halaman Sekolah BM 400 Cibubur dipenuhi sapaan ramah dan jabat tangan hangat. Rombongan dari Sekolah Dian Didaktika—mulai dari kepala unit TK, SD, SMP, hingga SMA—tiba dengan misi yang sederhana tapi penting: menyerap semangat dan praktik baik penerapan kurikulum internasional di sekolah nasional yang baru diresmikan, namun sudah mencuri perhatian.

Acara dibuka pukul 09.00 WIB oleh Wulan Yulian sebagai pembawa acara. Dalam sapaan pembukanya, ia menekankan pentingnya momen ini sebagai ruang saling belajar antarsekolah. Tak lama, Deputy Ketua Pelaksana Harian (KPH) Yayasan Bakti Mulya 400, Hadi Suwarno, MPd., menyambut para tamu dengan penuh apresiasi.

“Kami merasa terhormat. Kehadiran Dian Didaktika menandakan bahwa dunia pendidikan kita sedang bergerak ke arah yang sama—kolaboratif dan terbuka,” ujarnya.

Dari Depok ke Cibubur, Menyambung Misi Pendidikan
Sambutan kemudian diberikan oleh Drs. Ahmat Toha, MM., Direktur Pendidikan Dian Didaktika. Dengan suara tenang tapi berisi, ia menyampaikan latar belakang kunjungan: menggali pengalaman BM 400 dalam mengadopsi kurikulum internasional, serta menyelami bagaimana praktik global bisa berpadu dengan konteks lokal.

“Sekolah adalah ruang dinamis. Kita harus terus belajar agar tidak hanya bertahan, tapi juga relevan. Dan BM 400 Cibubur menjadi salah satu cermin yang ingin kami pelajari,” katanya.

Ahmat Toha menekankan pentingnya dialog lintas institusi untuk menghindari isolasi praktik, yang kerap membuat sekolah terjebak dalam rutinitas tanpa refleksi.

Optimisme sebagai Fondasi
Tepat pukul 09.30 WIB, giliran Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., Ketua Pelaksana Harian Yayasan BM 400, menyampaikan paparan. Dalam gaya tutur khas pendidik senior, ia menyampaikan gagasan yang menjadi napas sekolah ini: membangun sekolah dimulai dari membangun persepsi.

“Kita harus mulai dari rasa percaya, bahwa sekolah Indonesia bisa unggul secara global. Optimisme itu bukan retorika, tapi cara pandang,” ujarnya tegas.

Sutrisno menambahkan, penerapan kurikulum internasional bukan tentang sertifikasi semata, melainkan pergeseran pola pikir. “Kita tidak menjiplak. Kita menciptakan lingkungan pembelajaran yang membangun keberanian berpikir global, tanpa kehilangan jati diri.”

Ia menyinggung peran penting guru, desain ruang belajar, hingga budaya sekolah sebagai elemen tak terpisahkan dalam membentuk ekosistem internasional yang organik.

Dari Kelas ke Kolaborasi
Setelah sesi sambutan, pukul 10.00 WIB, para kepala sekolah dari BM 400 membagikan pengalaman dalam sesi sharing.

Kepala TK SD BM 400 Cibubur, Hana Triana, M.Ed. menyampaikan paparan tentang kurikulum International Baccalaureate (IB). Sedangkan kepala SMP SMA BM 400 Cibubur, Iryanto Yosa, M.SI.  memaparkan tahapan implementasi kurikulum internasional berbasis Cambridge, mulai dari penyesuaian strategi mengajar, pelatihan guru, hingga penguatan karakter peserta didik.

“Kurikulum ini kami terapkan secara bertahap. Fokusnya bukan hanya pada materi, tapi pada cara berpikir anak. Kami ingin mereka menjadi pemecah masalah, bukan sekadar penghafal,” ujar Iryanto Yosa.

Diskusi menjadi hidup ketika peserta dari Dian Didaktika mulai menyampaikan pertanyaan dan refleksi. Dari tantangan literasi digital, kesiapan guru, hingga bagaimana menjaga nilai-nilai lokal tetap relevan di tengah standar internasional.

Pukul 10.30 WIB, rombongan diajak berkeliling sekolah. Lokasi pertama adalah ruang kelas yang sudah dilengkapi perangkat belajar digital dengan interactive flat panel (IFL). Para tamu juga menyaksikan pemanfaatan ruang STEAM, studio bahasa, auditorium serta lapangan basket.

Menutup dengan Harapan Bersama
Menjelang tengah hari, acara ditutup dengan foto bersama. Ada suasana hangat yang tertinggal: semangat untuk terus memperbaiki pendidikan Indonesia dengan cara saling belajar.

Baca juga : Sekolah BM 400 Cibubur Dibangun dengan Cinta, Didedikasikan untuk Masa Depan Bangsa

“Kami tidak sedang mendirikan menara gading,” ujar Hadi Suwarno saat mengantar tamu keluar. “Kami ingin menjadi jembatan. Dan kunjungan seperti ini membuat jembatan itu nyata.”

Sekolah BM 400 Cibubur yang dibuka secara resmi empat hari sebelumnya (24/5/25) telah berani menampilkan diri sebagai model pendidikan yang menjanjikan: berpijak di tanah sendiri, tapi tak takut melihat dunia. Dan Sekolah Dian Didaktika, hari itu, menjadi saksi sekaligus mitra dalam perjalanan ini.

Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur1

Sekolah BM 400 Cibubur Dibangun dengan Cinta, Didedikasikan untuk Masa Depan Bangsa

Cibubur, 24 Mei 2025 – Dalam suasana haru penuh syukur dan kehangatan, Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur hari ini resmi dibuka melalui seremoni Grand Opening yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting nasional, tokoh masyarakat, orang tua siswa, serta seluruh insan pendidikan yang menjadi bagian dari perjalanan mulia ini.

Acara yang digelar di kompleks sekolah baru di kawasan Metland Transyogi, Kabupaten Bogor ini diwarnai dengan pidato menginspirasi dari Ketua Pengurus Yayasan Bakti Mulya 400, Hj. Anna Rosita Subagdja yang disampaikan dengan sentuhan keibuan, ketulusan, dan semangat kebangsaan yang menggetarkan hati.

Hari ini, kita sedang membuka lembaran baru dalam sejarah pengabdian kami di dunia pendidikan. Kita sedang membangun bukti cinta kepada negeri ini, kepada masa depan anak-anak kita, dan kepada nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri bangsa Indonesia,” ujar beliau dengan penuh keteduhan.

Dalam pidato yang mengandung banyak pesan humanis dan reflektif itu, , Hj. Anna Rosita Subagdja menegaskan bahwa pendirian Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan ekspresi cinta dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak Indonesia. Sekolah ini adalah perwujudan nilai-nilai nasionalisme, keislaman, dan wawasan global yang selama ini menjadi pondasi Yayasan Bakti Mulya 400.

Kehadiran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Abdul Mu’ti, serta Gubernur Lemhanas RI, Dr. Ace Hasan Syadzili, dalam seremoni ini disebut Ketua Yayasan sebagai bukti bahwa negara hadir dan menyertai upaya-upaya pendidikan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebangsaan dan keimanan.

“Kami merasa sangat terhormat. Kehadiran Bapak berdua adalah penguat semangat bagi kami, bahwa ikhtiar kami berada di jalur yang benar, dan bahwa negara hadir bersama kami dalam membentuk masa depan generasi penerus,” ujar Hj. Anna Rosita Subagdja, seraya menyampaikan penghormatan dan terima kasih yang mendalam.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mewujudkan berdirinya sekolah ini, dari pemerintah daerah, mitra pengembang kawasan, hingga tim pembangunan sekolah yang bekerja tanpa lelah dalam senyap.

Yang tak kalah menyentuh adalah ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada para orang tua siswa. “Kami tahu, memilih sekolah bukan hanya soal tempat. Ia adalah tentang harapan. Tentang masa depan. Dan kepercayaan ini adalah amanah besar yang akan kami jaga dengan sepenuh hati,” ungkap beliau.

Dalam suasana penuh kehangatan tersebut, Ketua Yayasan juga menyampaikan pesan mendalam kepada para guru — pesan yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga menjadi pengingat akan makna mendalam dari profesi pendidik.

Sekolah ini adalah taman tempat anak-anak bertumbuh. Dan para gurulah yang akan menjadi penjaga taman itu. Jadilah pendidik yang mengabdi dengan hati, yang menanamkan nilai dalam setiap pelajaran, dan yang memuliakan profesi ini dengan integritas dan dedikasi,” ucapnya penuh empati.

Grand Opening ini bukanlah akhir dari sebuah proses, melainkan awal dari perjalanan panjang yang sarat makna. Yayasan Bakti Mulya 400 menegaskan komitmennya untuk terus menjadi bagian dari solusi pendidikan Indonesia — melalui pendekatan yang inklusif, berstandar global, namun tetap berakar kuat pada nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

“Kami tidak ingin berjalan sendiri. Kami membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya kepada dunia usaha, komunitas pendidikan, dan masyarakat luas. Karena kami percaya, membangun pendidikan adalah kerja bersama. Harus bergandengan tangan. Beriringan.”

Baca juga : Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur

Di penghujung sambutannya, Ketua Yayasan mengajak seluruh hadirin untuk menjaga semangat kebersamaan dan kasih sayang dalam mendampingi tumbuh kembang anak-anak Indonesia. Karena dari ruang kelas yang penuh cinta, lahirlah generasi yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia.

Mari kita jaga sekolah ini bersama. Mari kita rawat anak-anak kita agar tumbuh dalam suasana belajar yang penuh kasih sayang dan nilai luhur. Semoga Allah SWT meridai setiap langkah kita dalam membangun peradaban melalui pendidikan.

Grand Opening ini bukan hanya penanda dimulainya aktivitas belajar-mengajar di Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur. Ia adalah momen penting yang menegaskan bahwa harapan baru telah lahir — harapan yang dilandasi oleh keikhlasan, kolaborasi, dan kecintaan mendalam terhadap anak-anak Indonesia.

Tentang Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur:
Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur adalah bagian dari ekspansi strategis Yayasan Bakti Mulya 400 dalam menghadirkan pendidikan yang unggul, inklusif, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme, Islam, dan wawasan internasional, sekolah ini hadir sebagai ruang belajar yang aman, menyenangkan, dan membangun karakter generasi masa depan Indonesia.

Marching Band TK BM 400 Kembali Raih Juara Nasional

JakartaCorps Marching Band TK Bakti Mulya (BM) 400 meraih Piala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) setelah menjadi juara dalam lomba Marching Band  pada Marching In Harmony Championship 2024.

Lomba bergengsi tingkat nasional tersebut diselenggarakan oleh Global Semangat Muda dan berlangsung pada hari Sabtu, 18 Mei 2024 di GOR Laga Satria Pakansari, Cibinong, Bogor, dan diikuti peserta siswa TK yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia

Corps Marching Band TK Bakti Mulya 400 pentas memukau dengan menggabungkan keahlian teknis, kreativitas, dan kekompakan tim yang luar biasa.

Hadir pada kesempatan tersebut, guru, orang tua dan para pimpinan sekolah. Tampak memberi dukungan adalah Kepala TK Bakti Mulya 400, Ina Lestari dan Asisten Manager Pendidikan YBKSP Bakti Mulya 400, Tuti Amelia.

Ina Lestari menyampaikan apresiasinya kepada siswa dan para pelatih yang dengan gigih menyiapkan kegiatan ini.

Ina Lestari menambahkan, “Kami sangat bangga dengan prestasi yang diraih oleh corps marching band kami. Ini merupakan bukti bahwa kerja keras dan latihan yang konsisten akan menghasilkan hasil yang membanggakan.”

Corps marching band TK Bakti Mulya 400 sempat vakum tidak mengikuti lomba beberapa saat karena terjadinya pandemi Covid 19. Namun begitu ikut lomba, kini berjaya menjadi juara nasional, seperti yang diraih tahun-tahun sebelumnya.

Karena itu, Ghiffari Rahim, Ketua Corps Marching Band TK Bakti Mulya 400 menyatakan: “Ini adalah pencapaian yang sangat membanggakan bagi kami, setelah beberapa tahun vakum dan langsung meraih sejumlah penghargaan adalah bukti dari dedikasi dan kerja keras seluruh tim.”

Baca juga : Pelaksanaan Kurikulum Internasional

Adapun capaian prestasi yang diraih oleh corps marching band TK Bakti Mulya 400 adalah juara I Field Commander, juara II Best Costume, Juara II color guard, juara II artistic, juara I ensemble, juara I technic (perkusi) dan juara I Kategori Konser.

Keberhasilan corps marching band TK Bakti Mulya 400 menunjukkan semangat kerja keras dan kolaborasi yang membuahkan prestasi.

“Kami berharap prestasi ini dapat memotivasi kami untuk terus berlatih dan berprestasi di masa yang akan datang,” tandas Ghiffari Rahim dengan semangat.

Pelaksanaan Kurikulum Internasional

Jakarta – Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 menyelenggarakan sharing session “Strategi Melaksanakan Kurikulum Internasional” yang berlangsung secara virtual dengan narasumber Dwi A. Yuliantoro, Ph.D pada Kamis (09/05/2024). Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh pimpinan Sekolah BM 400 itu dipimpin oleh Euis Tresna, M.Si., Deputy Ketua Pelaksana Harian Bakti Mulya 400.

Dwi A. Yuliantoro adalah praktisi pendidikan yang berpengalaman 20 tahun di berbagai institusi pendidikan di luar negeri sekaligus lulusan S-3 College of Education, Michigan State University, USA dengan spesialiasi Curriculum, Teaching, and Educational Policy.

Banyak hal menarik yang disampaikan Dwi A. Yuliantoro, namun secara garis besar ada lima pokok pikiran yang disampaikan dalam forum tersebut.

Pertama, wawasan untuk menerapkan kurikulum internasional.

Penerapan kurikulum internasional untuk sekolah nasional sangat tergantung kondisi sekolah. Kondisi tersebut disesuaikan demografi murid, guru dan sosio kultur masyakat sekitarnya. Bagus atau tidaknya kurikulum yang di terapkan tergantung kepada ketersediaan sumberdaya pendukung sekolah tersebut dan lingkungannya.

Sumberdaya pendukung terutama guru harus memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh kurikulum internasional yang digunakan. Karena guru harus menguasai bahan ajar (content knowledge) dan cara mengajarnya (paedagogy).

Kedua, sinergi kurikulum internasonal dengan kurikulum nasional.

Selaras kebijakan Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK), sekolah nasional wajib menerapkan tiga mata pelajaran utama, yaitu Bahasa Indonesia, Agama dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Mata pelajaran lainnya bisa dipilih 3 lainnya dari kurikulum Cambridge maupun International Baccalaureate (IB). Dengan demikian beban belajar siswa lebih mendalam pada mata pelajaran tersebut.

Ketiga, pemantapan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman pada sekolah yang menggunakan kurikulum internasional

Selain mengajarkan PKn, Agama dan Bahasa Indonesia, nilai kebangsaan dan kesilaman dapat diperkuat dengan perilaku keseharian yang dijalankan oleh semua civitas sekolah. Dalam lingkungan dimana Bahasa Inggris dipergunakan sebagai Bahasa pengantar, jatidiri bangsa Indonesia tetap dijunjung tinggi misalnya dalam hal menerapkan budaya 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) dan tepo sliro (empati dan peduli). Pemahaman konsep dalam kurikulum internasional harus diterapkan lebih dari sekedar terminology, namun sampai level epistemology.

Keempat, strategi menanamkan siswa agar memiliki internasionally-minded

Siswa perlu memiliki 7 key elements to an internationally-minded individual: (1) knowledge, understanding, and appreciation of different cultures, (2) increased self-awareness, (3) increased empathy, (4) ability to collaborate with peers from different backgrounds (5) deepening knowledge and understanding of global issues, (6) ability to see themselves as responsible, global citizens dan (7) language skills.

Baca juga : Ground Breaking Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur

Semua guru harus memiliki hal yang sama sebagai kemampuan yang diwariskan kepada siswanya. Dalam menerapkan strateginya guru perlu melakukan pembiasaan kepada semua siswa akan hal tersebut.

Kelima, mempersiapkan guru berstandar internasional dan wawasan global

Tantangan dalam mempersiapkan guru berstandar internasional dan wawasan global adalah terkait dengan pola pikir (mindset), kenyamanan (comford zone), sumberdaya (resources) dan keterbatasan waktu.

Guru perlu merubah pola pikir sesuai kurikulum yang dijalankan. Hal tersebut tidak mudah karena perlu merekonstruksi cara berpikir dan keyakinan yang telah dilakukan selama melaksanakan pembelajaran. Demikian pula keberanian untuk keluar dari zona nyaman, karena taruhannya guru harus mampu merekonstruksi pola hidup mereka.

Tantangan berikutnya berkaitan dengan biaya pelatihan guru yang besar sesuai rekomendasi pihak penyelenggara kurikulum internasional. Terakhir, tantangan dari segi keterbatasan waktu guru dalam mengatur kegiatan sekolah, karena umumnya guru telah menghabiskan waktu untuk mengajar di kelas.

Kendala-kendala tersebut dapat diatasi dengan brain storming, perencanaan yang baik dan mengatur kegiatan yang mengakomodasi semua kebutuhan standar sekolah internasional. Sekolah Bakti Mulya 400 konsisten melakukan perbaikan untuk menjadi sekolah internasional, berlandasankan keislaman dan kebangsaan Indonesia.

Halalbihalal Sekolah BM 400: Eratkan Kebersamaan Wujudkan Kemenangan

Jakarta – Hari Idulfitri disemarakkan oleh Sekolah Bakti Mulya (BM) 400  dengan diadakannya halalbihalal bertema Eratkan Kebersamaan Wujudkan Kemenangan. Acara dilaksanakan di Auditorium Ki Hajar Dewantara, SMP BM 400 pada Rabu (17/04/24).

Acara dihadiri oleh dewan pengurus, pengurus harian, pimpinan seluruh unit, guru, dan karyawan YBKSP BM 400. Acara dibuka dengan penampilan yang menakjubkan dari unit SMP, SD, dan TK. Mulai dari drama, musikalisasi puisi, hingga penampilan paduan suara bertemakan Idulfitri disajikan dengan sangat apik oleh perwakilan seluruh unit.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh Ustadz Ahmad Dasuki. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an tersebut berlangsung sangat khidmat dan diresapi oleh seluruh peserta acara.

Selanjutnya, Ketua Dewan Pengurus YBKSP BM 400, Ibu Ir. Anna Rosita Subagdja menyampaikan sambutan hangatnya terkait hari kemenangan yang baru saja diraih oleh umat muslim. “Idulfitri merupakan momen untuk bersukacita, bermaaf-maafan, juga merefleksikan perjalanan spiritual kita selama bulan suci Ramadhan.”

Ibu Anna juga menyampaikan semangat serta harapannya untuk sekolah BM 400. “Mari kita bersinergi dan bekerja sama demi masa depan sekolah kita, karena semangat dan kerja keras kita akan menjadi pilar utama dalam kemajuan dan prestasi sekolah kita tercinta. Semoga kasih sayang dan berkah Allah selalu menyertai langkah-langkah kita.”

Usai sambutan yang membakar semangat dari Ibu Anna, acara dilanjutkan dengan mendengarkan ceramah dari Ustadz Haikal Hassan, S.T., M.T. Beliau menyampaikan ceramah tentang halalbihalal di Indonesia.

“Saya adalah penyuka sejarah. Separuh dari usia saya dipakai untuk mempelajari sejarah.  Tahun 1948, kita baru tiga tahun merdeka. Pada tahun tersebut, kita hampir terpecah belah lagi. Maka diadakanlah halalbihalal untuk menimbulkan semangat baru yang mendukung persatuan,” jelas Ustadz Haikal.

“Halalbihalal ini hanya ada di Indonesia, tidak ada di negara lain. Pun ucapan minal aidin wal faidzin juga berasal dari Indonesia. Hal ini menjadi kekayaan khazanah budaya bangsa yang harus terus kita jaga.”

Baca juga : Puncak Amal Ramadan Sekolah Bakti Mulya 400

Usai menjelaskan sejarah terciptanya halalbihalal, Ustadz Haikal turut menjelaskan betapa pentingnya silaturahmi yang terjalin saat halalbihalal.

“Nabi Muhammad bersabda, tidak ada perbuatan yang dibayar langsung kecuali silaturahmi. Jika Anda menghafal Al-Qur’an, Allah kelak akan menyiapkan berbagai tingkatan surga sesuai dengan seberapa banyak ayat Al-Qur’an yang Anda hafal. Sementara itu, silaturahmi langsung dibayar tunai dengan ditambahkannya umur dan rezeki. Itulah betapa pentingnya silaturahmi yang kita jalin,” jelas Ustadz Haikal.

Ustadz Haikal mengakhiri ceramah dengan menekankan ajakannya, “Dengan halalbihalal dan silaturahmi, mari kita bangun Indonesia dalam persatuan, kesatuan, dan kedamaian.”

Acara dilanjutkan dengan penampilan dari unit SMA, kemudian disusul dengan doa penutup yang dipimpin oleh Ustadz Hasan. Guna mempererat kekeluargaan, seluruh peserta acara pun bersalam-salaman untuk saling bermaaf-maafan. Kehangatan dan kekeluargaan sangat kental terasa dalam acara halalbihalal sekolah BM 400 ini.

Tarhib Ramadhan Sekolah BM 400: Ramadhan Momentum Muhasabah dan Kesungguhan Beribadah

Jakarta – Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 mengadakan tarhib Ramadhan bertemakan “Ramadhan Momentum Muhasabah dan Kesungguhan Beribadah”. Acara dilaksanakan di Auditorium Ki Hajar Dewantara, SMP BM 400 pada Jumat (08/03/24).

Tarhib Ramadhan dihadiri oleh dewan pengurus, pelaksana harian, pimpinan, serta seluruh guru dari unit TK, SD, SMP, hingga SMA. Dr. Habib Ali Hasan Al Bahar Lc.MA. turut hadir sebagai penceramah dalam acara ini.

Acara diawali dengan sambutan dari perwakilan dewan pengurus. Acara dilanjutkan dengan mengaji bersama, lalu disambung dengan ceramah dari Dr. Habib Ali Hasan Al Bahar Lc.MA.

Habib Ali membuka ceramahnya dengan pertanyaan pemantik, “Apa yang membedakan bulan Ramadhan dengan bulan lainnya?” dan disambut dengan jawaban yang beragam dari para hadirin.

Beliau kemudian menjelaskan, “Ketika bulan Ramadhan, kita tahu waktu maghrib bahkan hingga menitnya. Kalau bukan Ramadhan, kita tidak peduli dengan menit pada waktu Maghrib.” Penjelasan itu pun disambut tawa dari pendengarnya.

Habib Ali melanjutkan ceramahnya. Beliau menjelaskan bahwa pengusaha non muslim juga sangat menyukai bulan Ramadhan. Hal ini karena pegawai perusahaan mereka banyak yang merupakan umat muslim. Saat Ramadhan datang, mereka akan cenderung berperilaku jujur demi menjaga kesucian puasa mereka.

Habib Ali kemudian menekankan, “Maka Ramadhan membawa keberkahan dan kebaikan, baik hanyauntuk umat muslim maupun non muslim.”

Baca juga : Sekolah BM 400 Latih Guru Menyusun Modul Ajar Berdiferensiasi Berbasis Artificial Intelligence

Ceramah dilanjutkan dengan harapan Habib Ali terkait bulan Ramadhan yang sudah di depan mata. “Mudah-mudahan kita bisa manfaatkan Ramadhan yang akan datang dengan sebaik-baiknya. Rasulullah bersabda, ketika bulan Ramadhan datang, semua dosa akan dihapuskan oleh Allah. Bahkan, perumpamaan bulam Ramadhan adalah seperti Nabi Yusuf dibandingkan saudaranya. Ada yang tahu perbedaan Nabi Yusuf dengan saudaranya?”

Hadirin pun kompak menjawab mengenai ketampanan luar biasa yang dimiliki oleh salah satu Nabi Allah tersebut.

Habib Ali lalu meluruskan, “Selain ketampanannya, Nabi Yusuf juga memiliki keistimewaan. Dengan adanya Nabi Yusuf, dosa seluruh saudaranya dimaafkan oleh Allah. Oleh sebab itu, semoga dengan adanya Ramadhan, dosa kita di bulan yang lain pun diampuni oleh Allah.”

Tarhib Ramadhan ditutup dengan doa dari Bapak Asep Syarifudin Hidayat. Setelah acara selesai, diadakan pula pembagian bingkisan untuk guru dan karyawan guna menyambut datangnya bulan Ramadhan.

Sekolah BM 400 Latih Guru Menyusun Modul Ajar Berdiferensiasi Berbasis Artificial Intelligence

Jakarta – Kegiatan annual meeting sekolah Bakti Mulya (BM) 400 dilanjutkan pada hari kedua dengan topik yang sama dengan hari pertama, yaitu Artificial Intelligence (AI). Acara diadakan secara daring untuk seluruh guru, pimpinan, serta karyawan pada Selasa (19/12/2023).

Acara diisi dengan pelatihan dari Ryan Oktapratama, B.Ed, M.Ed. mengenai Modul Ajar Berdiferensiasi Berbasis AI.

Ryan Oktapratama mengatakan, “Dalam pendidikan, peranan seorang gurusangatlah penting. Seorang guru dikatakan kompeten jika menguasai 4 hal yaitu pedagogy, personality, sosial, dan profesional.”

Dewasa ini, pembelajaran berdiferensiasi mulai menjadi fokus perbincangan, khususnya di kalangan guru. Pembelajaran berdiferensiasi yaitu proses belajar mengajar di mana peserta didik dapat mempelajari materi sesuai kebutuhan. Untuk membuat pembelajaran berdiferensiasi, perlu dilakukan analisis profil siswa. Siswa dikelompokkan sesuai minat, kesiapan belajar, serta profil belajar.

Misalnya saja, dalam hal minat, siswa dikelompokkan menjadi siswa yang menyukai alam, seni, dan kegiatan fisik. Dari segi kesiapan belajar, siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan mengerjakan worksheet berbeda. Mulai dari worksheet yang mudah, sedang, hingga sulit. Dari segi profil belajar, siswa dibagi menjadi siswa yang belajar dengan cerita bergambar, role play, dan podcast.

Elemen yang harus diperhatikan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, konten atau materi yang diajarkan. Kedua, proses atau kegiatan yang dilakukan. Ketiga, produk atau hasil akhir dari pembelajaran. Keempat, lingkungan belajar atau susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik.

Baca juga : Artificial Intelligence di Sekolah Bakti Mulya 400

Ryan Oktapratama menekankan, “Untuk memudahkan guru membuat pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat memanfaatkan AI khususnya ChatGPT.” Guru hanya perlu menuliskan prompt yang sangat jelas mengenai apa saja yang ingin dipersiapkan sebelum pembelajaran. Lengkap dengan rincian diferensiasi anaknya. Maka ChatGPT dapat memberikan solusinya.

Artificial Intelligence di Sekolah Bakti Mulya 400

Jakarta – Kegiatan annual meeting sekolah Bakti Mulya (BM) 400 dilanjutkan pada hari kedua dengan topik yang sama dengan hari pertama, yaitu Artificial Intelligence (AI). Acara diadakan secara daring untuk seluruh guru, pimpinan, serta karyawan pada Selasa (19/12/2023).

Acara dibuka dengan sambutan dari Deputy Ketua Pelaksana Harian (KPH) Bakti Mulya (BM) 400, Euis Tresna menyampaikan bahwa dampak yang diharapkan dari pemanfaatan AI adalah guru dapat membuat pembelajaran yang lebih berkualitas sekaligus guru juga harus memiliki kebijakan dalam memanfaatkan AI.

“Guru sebagai pendidik harus mengembangkan hubungan interaktif dan interpersonal dengan siswa, memberikan tugas yang kreatif, mengedukasi siswa agar percaya pada proses dan bukan hasil akhir semata, tegaskan yang boleh dan tidak boleh seputar AI, serta menekankan integritas akademik,” jelas Euis Tresna.

Acara kemudian dilanjutkan dengan paparan dari Hana Triana, S.Pd, M.Ed. Beliau menyampaikan materi mengenai Why is The School Allowing Students to Use AI Tools?

Hana Triana menekankan, “Kurikulum Cambridge dan IB menyatakan persetujuan dalam penggunaan AI pada pembelajaran dan penelitian. Hal ini karena AI mendukung penelitian dan perencanaan proyek.”

Selain itu, teknologi dalam pembelajaran terbukti dapat meningkatkan motivasi dan siswa aktif belajar dengan mandiri. International Baccalaureate menyatakan bahwa high agency (motivasi yang tinggi dalam belajar) yang dimiliki siswa muncul saat menggunakan chatbot.

Hana Triana kemudian menunjukkan beberapa tutorial AI. Tutorial tersebut antara lain Bing.com untuk membuat gambar dari suatu deskripsi. School Aide untuk membuat lesson plan. Hingga Magic School untuk membuat umpan balik secara instan untuk siswa.

Hana Triana melanjutkan, “AI bukan krisis dalam pendidikan, tetapi AI menciptakan tantangan dan peluang yang signifikan. Kita hanya perlu mengajarkan etika penggunaan AI.”

Etika dalam penggunaan AI antara lain: Menggunakan AI tools sesuai dengan etika dan integritas akademik, menyertakan kredit di bagian teks dalam daftar pustaka, serta mengikuti arahan pada plagiarism-guidance dan integritas akademik untuk siswa.

Materi berikutnya pada annual meeting disampaikan oleh Nia Maulidhia Ibrahim, M.Pd. dengan topik Generative AI in Education: ChatGPT (AI-based chatbot).

Sesi workshop diawali dengan penggunaan mentimeter untuk melakukan survei terkait pengetahuan dan pendapat guru terkait penggunaan AI di sekolah. Setelah itu, ditayangkan pula video mengenai manfaat AI pada bidang penjualan serta programming.

Keuntungan menggunakan ChatGPT antara lain: fast response dalam memberikan jawaban, mampu menyaring permintaan negatif, mampu menggunakan bahasa yang natural, serta sensitif terhadap bahasa pemrograman.

Nia Maulidia menjelaskan, “Selain di bidang ekonomi, AI khususnya ChatGPT juga dapat digunakan dalam pendidikan. Keuntungan menggunakan ChatGPT dalam pendidikan antara lain memberikan saran pembelajaran yang dipersonalisasi.”

Jadi, guru dapat dengan mudah mendapatkan saran dalam penugasan untuk siswa yang memiliki gaya belajar berbeda. Mulai dari auditori, visual, hingga kinestetik. Selain itu, AI juga dapat memberikan umpan balik instan dari pekerjaan siswa. ChatGPT juga dapat meningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Akan tetapi, ChatGPT memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain memiliki pemahaman terbatas, belum mampu menggeser pekerja kreatif, jawaban tidak selalu tepat, belum mampu membedakan fakta dan opini, serta memerlukan jaringan internet stabil

Nia Maulidia juga memberikan tutorial bagaimana cara menggunakan chatGPT. Mulai dari mempersiapkan lesson plan, presentasi, hingga penugasan atau asesmen untuk siswa. Nia Maulidia juga menunjukkan cara memeriksa jawaban siswa, apakah ia menggunakan ChatGPT atau tidak. Dalam memeriksa jawaban siswa tersebut, guru dapat menggunakan zerogpt.

Nia Maulidia menekankan, “Secanggih apa pun teknologi, tidak akan bisa menggantikan peran manusia. Jadi teknologi yang berkembang harus berjalan berdampingan dengan kita.”

Acara dilanjutkan dengan paparan materi oleh Siti Yiyin Layyinah, S.Mat. Topik yang disampaikan adalah Unlock Your Learning Potential: Personalized, Engaging Education with AI.

Baca juga : Sekolah BM 400 Kuatkan Pembelajaran STEAM dan Artificial Intelligence

Sebelumnya, telah dibahas mengenai AI khususnya penggunaan ChatGPT. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa ada dua masalah dalam pendidikan: Apa yang kita ajarkan dan bagaimana kita mengajarkannya.

Siti Yiyin mengatakan, “Dari dua masalah tersebut, hal yang paling penting itu tergantung pada individu siswa.” Apabila siswa belum memahami materi, maka topik yang kita ajarkan yang penting. Akan tetapi, apabila perilaku siswa kurang termotivasi saat belajar, maka yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana cara kita mengajarkan materi kepada siswa.

Di dalam pendidikan, AI dapat dimanfaatkan untuk pendaftaran, course-planning, membuat komentar maupun deskripsi dalam rapot siswa, school security, serta e-proctoring saat ujian.

Dalam perspektif siswa, AI yang dapat dimanfaatkan untuk belajar misalnya Third space learning dan AI-assisted simulations (VR/AR). Sementara itu, untuk guru, AI dapat dimanfaatkan untuk deteksi plagiarisme, kurasi materi pembelajaran, monitor kelas, automatic summative assessment, serta AI teaching assistant.

Pada akhir sesi Nia Maulidia dan Siti Yiyin, dilakukan asesmen berupa pembuatan presentasi yang memanfaatkan berbagai AI. Serta dilakukan kuis di Kahoot untuk membuat partisipan bersemangat.