Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur1

Sekolah BM 400 Cibubur Dibangun dengan Cinta, Didedikasikan untuk Masa Depan Bangsa

Cibubur, 24 Mei 2025 – Dalam suasana haru penuh syukur dan kehangatan, Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur hari ini resmi dibuka melalui seremoni Grand Opening yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting nasional, tokoh masyarakat, orang tua siswa, serta seluruh insan pendidikan yang menjadi bagian dari perjalanan mulia ini.

Acara yang digelar di kompleks sekolah baru di kawasan Metland Transyogi, Kabupaten Bogor ini diwarnai dengan pidato menginspirasi dari Ketua Pengurus Yayasan Bakti Mulya 400, Hj. Anna Rosita Subagdja yang disampaikan dengan sentuhan keibuan, ketulusan, dan semangat kebangsaan yang menggetarkan hati.

Hari ini, kita sedang membuka lembaran baru dalam sejarah pengabdian kami di dunia pendidikan. Kita sedang membangun bukti cinta kepada negeri ini, kepada masa depan anak-anak kita, dan kepada nilai-nilai luhur yang menjadi jati diri bangsa Indonesia,” ujar beliau dengan penuh keteduhan.

Dalam pidato yang mengandung banyak pesan humanis dan reflektif itu, , Hj. Anna Rosita Subagdja menegaskan bahwa pendirian Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan ekspresi cinta dan tanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak Indonesia. Sekolah ini adalah perwujudan nilai-nilai nasionalisme, keislaman, dan wawasan global yang selama ini menjadi pondasi Yayasan Bakti Mulya 400.

Kehadiran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Dr. Abdul Mu’ti, serta Gubernur Lemhanas RI, Dr. Ace Hasan Syadzili, dalam seremoni ini disebut Ketua Yayasan sebagai bukti bahwa negara hadir dan menyertai upaya-upaya pendidikan yang dilandasi oleh nilai-nilai kebangsaan dan keimanan.

“Kami merasa sangat terhormat. Kehadiran Bapak berdua adalah penguat semangat bagi kami, bahwa ikhtiar kami berada di jalur yang benar, dan bahwa negara hadir bersama kami dalam membentuk masa depan generasi penerus,” ujar Hj. Anna Rosita Subagdja, seraya menyampaikan penghormatan dan terima kasih yang mendalam.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mewujudkan berdirinya sekolah ini, dari pemerintah daerah, mitra pengembang kawasan, hingga tim pembangunan sekolah yang bekerja tanpa lelah dalam senyap.

Yang tak kalah menyentuh adalah ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada para orang tua siswa. “Kami tahu, memilih sekolah bukan hanya soal tempat. Ia adalah tentang harapan. Tentang masa depan. Dan kepercayaan ini adalah amanah besar yang akan kami jaga dengan sepenuh hati,” ungkap beliau.

Dalam suasana penuh kehangatan tersebut, Ketua Yayasan juga menyampaikan pesan mendalam kepada para guru — pesan yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga menjadi pengingat akan makna mendalam dari profesi pendidik.

Sekolah ini adalah taman tempat anak-anak bertumbuh. Dan para gurulah yang akan menjadi penjaga taman itu. Jadilah pendidik yang mengabdi dengan hati, yang menanamkan nilai dalam setiap pelajaran, dan yang memuliakan profesi ini dengan integritas dan dedikasi,” ucapnya penuh empati.

Grand Opening ini bukanlah akhir dari sebuah proses, melainkan awal dari perjalanan panjang yang sarat makna. Yayasan Bakti Mulya 400 menegaskan komitmennya untuk terus menjadi bagian dari solusi pendidikan Indonesia — melalui pendekatan yang inklusif, berstandar global, namun tetap berakar kuat pada nilai-nilai luhur bangsa dan agama.

“Kami tidak ingin berjalan sendiri. Kami membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya kepada dunia usaha, komunitas pendidikan, dan masyarakat luas. Karena kami percaya, membangun pendidikan adalah kerja bersama. Harus bergandengan tangan. Beriringan.”

Baca juga : Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur

Di penghujung sambutannya, Ketua Yayasan mengajak seluruh hadirin untuk menjaga semangat kebersamaan dan kasih sayang dalam mendampingi tumbuh kembang anak-anak Indonesia. Karena dari ruang kelas yang penuh cinta, lahirlah generasi yang kuat, cerdas, dan berakhlak mulia.

Mari kita jaga sekolah ini bersama. Mari kita rawat anak-anak kita agar tumbuh dalam suasana belajar yang penuh kasih sayang dan nilai luhur. Semoga Allah SWT meridai setiap langkah kita dalam membangun peradaban melalui pendidikan.

Grand Opening ini bukan hanya penanda dimulainya aktivitas belajar-mengajar di Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur. Ia adalah momen penting yang menegaskan bahwa harapan baru telah lahir — harapan yang dilandasi oleh keikhlasan, kolaborasi, dan kecintaan mendalam terhadap anak-anak Indonesia.

Tentang Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur:
Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur adalah bagian dari ekspansi strategis Yayasan Bakti Mulya 400 dalam menghadirkan pendidikan yang unggul, inklusif, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Mengintegrasikan nilai-nilai nasionalisme, Islam, dan wawasan internasional, sekolah ini hadir sebagai ruang belajar yang aman, menyenangkan, dan membangun karakter generasi masa depan Indonesia.

Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur-3

Lima Pilar Kesiapan Sekolah BM 400 Cibubur

Cibubur, 24 Mei 2025 — Dengan penuh rasa syukur dan semangat membara, Sekolah Bakti Mulya 400 hari ini secara resmi membuka lembaran baru dalam perjalanan pendidikannya dengan meresmikan Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur. Acara monumental ini dihadiri oleh dua tokoh nasional yang menjadi inspirasi dalam dunia pendidikan dan kebangsaan: Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, serta Dr. Ace Hasan Syadzily, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia.

Dalam sambutannya yang penuh semangat dan keyakinan, Dr. Sutrisno Muslimin, Ketua Pelaksana Harian Sekolah Bakti Mulya 400, menyampaikan bahwa peresmian ini bukan sekadar seremoni biasa. Ini adalah penanda kesiapan nyata dari Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur untuk melaksanakan pendidikan unggul yang akan dimulai pada Juli 2025.

“Alhamdulillah hari ini kita meresmikan sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur. Kami berani meresmikan dan mengundang dua tokoh nasional karena kami yakin: sekolah ini siap! Siap dari sisi program, fasilitas, SDM, dan peserta didik. Ini adalah bentuk kesungguhan kami dalam membangun peradaban,” tegas Dr. Sutrisno.

Lima Pilar Kesiapan BM400 Cibubur

Dengan lugas dan penuh keyakinan, Dr. Sutrisno memaparkan lima indikator kesiapan Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur:

1. Kesiapan Program dan Kurikulum
Sejak awal, pembangunan fisik sekolah ini tidak dilakukan sembarangan. Justru sebaliknya: program pendidikan, manual pembelajaran, dan arah pengembangan kurikulum telah diselesaikan terlebih dahulu. Dengan pendekatan holistik dan global, BM400 Cibubur mengusung kurikulum internasional yang progresif.
Untuk jenjang TK dan SD, diterapkan International Baccalaureate (IB), sedangkan SMP dan SMA menggunakan Cambridge Curriculum. Semua siswa nantinya akan lulus dengan tiga kredensial utama: ijazah nasional, ijazah internasional, dan sertifikasi keagamaan. Ini adalah bukti bahwa BM400 tak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga kaya secara spiritual.

2. Kesiapan Sarana dan Prasarana
Pembangunan dimulai dari 29 April 2024 dengan peletakan batu pertama (groundbreaking), dan hanya dalam waktu satu tahun satu bulan, berdirilah kompleks pendidikan yang megah dan lengkap. Topping off dilaksanakan pada Desember 2024, dan kini seluruh fasilitas utama—ruang kelas, laboratorium fisika, kimia, biologi, ICT, serta perpustakaan—telah rampung.
Tak ketinggalan, sarana olahraga terus dilengkapi, termasuk rencana pembangunan kolam renang berstandar olimpik dan lintasan atletik. Hanya lapangan mini soccer yang akan dikebut dalam dua bulan ke depan. Ini adalah bukti nyata semangat kerja “ala Roro Jonggrang”, cepat dan tuntas!

3. Kesiapan Guru Berkualitas dan Berakhlak
Tak hanya cakap secara akademik, guru-guru di BM400 Cibubur adalah pribadi-pribadi yang sholeh dan sholehah. Proses seleksi dilakukan ketat, dengan salah satu kriteria utama adalah akhlak mulia.
“Kami memang mencari guru yang sholeh-sholeh. Karena guru bukan hanya pengajar, tapi pembimbing jiwa, konseleur nilai, dan teladan moral,” kata Dr. Sutrisno.
Semua guru telah melalui tes kompetensi dan tes keagamaan. Uniknya, seluruh guru juga dibekali pemahaman kebangsaan yang kuat— hakekatnya mereka adalah guru PPKN sekaligus guru agama. Karena di BM400, nasionalisme dan spiritualitas bukan pilihan, melainkan fondasi.

4. Kesiapan Peserta Didik
Target penerimaan siswa tahun ajaran pertama telah tercapai: 200 siswa telah resmi diterima, dan pendaftaran kini ditutup. Para siswa terpilih ini tidak hanya lolos karena nilai, tetapi juga karena komitmen dan kesungguhan mereka dan orang tua dalam menempuh pendidikan yang berkarakter.
“Sekarang saatnya kami menyiapkan mereka untuk menyambut Juli 2025 dengan kesiapan belajar yang penuh semangat,” ujar beliau.

5. Komitmen Nilai sebagai Inti Pendidikan
Lebih dari sekadar akademik, BM400 Cibubur hadir untuk membangun manusia paripurna. Nilai agama, nasionalisme, dan kompetensi global menjadi satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan. Sekolah ini hadir untuk mengakar kuat pada budaya bangsa, berdiri tegak dalam nilai keislaman, dan melangkah jauh dengan kurikulum internasional.

Baca juga : Pemimpin Masa Depan dan Jalan Terjal Disrupsi

Peresmian ini disambut antusias oleh para tokoh masyarakat, orang tua, dan calon peserta didik. Dalam sambutannya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, menyatakan kebanggaannya atas hadirnya sekolah seperti BM400 Cibubur yang membawa misi besar dalam dunia pendidikan Indonesia: pendidikan memuliakan peserta didik.

Gubernur Lemhannas RI, Dr. Ace Hasan Syadzily, menekankan bahwa sekolah ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan menjadi instrumen ketahanan nasional, dengan memupuk generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga cinta tanah air dan teguh dalam iman.

Tentang Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur
Sebagai cabang terbaru dari Sekolah Bakti Mulya 400 yang telah berkiprah sejak puluhan tahun di Jakarta, unit Cibubur hadir dengan semangat baru untuk menjawab tantangan pendidikan masa depan. Dengan motto “Holistic Education with Islamic Foundation”, sekolah ini menjadi titik terang bagi keluarga Indonesia yang mendambakan pendidikan unggul dan bermakna.

Hari ini bukan hanya peresmian sebuah gedung, tetapi pernyataan tekad: bahwa Bakti Mulya 400 Cibubur siap mengantarkan generasi masa depan menuju Indonesia Emas 2045.

Pemimpin Masa Depan dan Jalan Terjal Disrupsi

Pemimpin Masa Depan dan Jalan Terjal Disrupsi

Orasi Kebangsaan Gubernur Lemhannas RI di Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur, 24 Mei 2025

Cibubur — Sabtu pagi itu, 24 Mei 2025, Infinity Hall Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur berubah menjadi ruang kontemplasi nasional. Di tengah suasana peresmian sekolah yang riang, Gubernur Lemhannas RI, Dr. H. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si., membawakan stadium general yang sarat muatan geopolitik, pendidikan karakter, dan filosofi kepemimpinan masa depan.

Dengan tema “Kepemimpinan Masa Depan”, kuliah umum Ace Hasan menyajikan panorama global dan nasional yang sedang berubah cepat. Tidak sekadar memotret tantangan, ia juga mengusulkan arah baru dalam membangun pemimpin berkarakter Indonesia di tengah era disrupsi.

Tantangan Geopolitik dan Disrupsi Global

Ace Hasan membuka paparannya dengan menyuguhkan lanskap dunia yang tengah bergolak. Di tingkat global, terjadi percepatan perubahan akibat Revolusi Industri 4.0 dan 5.0, serta meningkatnya ancaman keamanan non-tradisional seperti serangan siber dan hybrid warfare.

“Kita hidup di era penuh ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas,” ujarnya. “Pemimpin masa depan harus memahami dinamika ini agar tidak gagap dalam mengambil keputusan strategis.”

Selain itu, isu perubahan iklim, persaingan ekonomi antarnegara, serta instabilitas kawasan Asia Tenggara menjadi tantangan yang tidak bisa dipisahkan dari konteks nasional. Bagi Ace, Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton dalam panggung geopolitik dunia.

Krisis Nilai, Bonus Demografi, dan Ancaman Ketimpangan

Menariknya, Ace tidak berhenti pada isu eksternal. Ia mengajak audiens untuk melihat kondisi domestik: menurunnya nilai-nilai kebangsaan, ketimpangan ekonomi yang masih tinggi, dan proses digitalisasi yang belum merata.

“Bonus demografi adalah peluang, tapi bisa jadi bencana jika tidak diiringi dengan peningkatan kualitas SDM,” ucapnya.

Ace menekankan pentingnya pendidikan karakter, bukan hanya dari sisi kurikulum, tapi juga keteladanan, konsistensi nilai, dan lingkungan yang mendukung pembentukan kepribadian bangsa. Dalam konteks ini, peran sekolah menjadi sangat vital.

Membangun Future Leadership

Pokok utama orasi Ace adalah tentang konsep Future Leadership, kepemimpinan masa depan yang visioner, adaptif, dan inovatif. Ia merujuk pada pemikiran tokoh-tokoh dunia seperti Rosabeth Moss Kanter, Michael Useem, dan Linda A. Hill, yang menekankan pentingnya kemampuan pemimpin untuk memimpin dalam kondisi yang terus berubah.

“Future leadership itu bukan soal jabatan, tapi soal kapasitas untuk mengelola ketidakpastian dan menciptakan peluang dari kekacauan,” kata Ace.

Namun, ia menambahkan satu unsur penting yang kerap luput dalam diskursus global: nilai-nilai kebangsaan. “Kepemimpinan Indonesia harus dibangun di atas empat konsensus dasar bangsa: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.”

Dengan demikian, kepemimpinan yang dibayangkan Ace adalah kepemimpinan yang global dalam cara berpikir, tapi nasionalis dalam akar dan orientasi moralnya.

Sembilan Ciri Pemimpin Masa Depan

Dalam paparannya, Ace mengutip Jacob Morgan yang merumuskan sembilan karakter pemimpin masa depan: Global Citizen, Servant, Chef (peracik keberagaman), Explorer, Coach, Futurist, Technology Teenager, Translator dan Yoda (bijak dan reflektif)

Namun, Ace memberikan penekanan khusus bahwa di Indonesia, kesembilan karakter ini harus dibingkai dalam nilai-nilai luhur bangsa. “Teknologi tanpa karakter hanya akan menghasilkan kekacauan,” ujarnya.

Pemimpin Indonesia masa depan, menurut Ace, tidak bisa hanya mengandalkan kompetensi digital atau manajerial. Ia harus menjadi “pemimpin berkarakter yang berpikir geopolitik dan bertindak strategik.”

Sekolah sebagai Inkubator Kepemimpinan

Di sinilah, kata Ace, sekolah memiliki peran sentral. Ia menyebut Sekolah Bakti Mulya 400 sebagai contoh lembaga pendidikan yang memiliki potensi menjadi inkubator pemimpin masa depan.

“Bukan hanya mencetak siswa yang pandai, tapi membentuk pribadi yang berintegritas, peduli, dan siap mengabdi pada bangsa,” ujarnya disambut tepuk tangan para guru dan orang tua.

Baca juga : Abdul Mu’ti: Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur dan Optimisme Menuju Indonesia Emas

Ace juga mengingatkan bahwa tantangan pendidikan hari ini bukan hanya kurikulum, tapi juga penetrasi nilai-nilai asing lewat media digital yang tanpa filter. Maka, pendidikan karakter harus menjadi benteng moral, bukan sekadar pelengkap.

Kolaborasi, Inklusivitas, dan Keteladanan

Ace Hasan juga menyoroti pentingnya kepemimpinan kolaboratif dan inklusif. Di tengah era disrupsi, pemimpin tidak bisa lagi berjalan sendiri. “Mereka harus mampu bekerja lintas sektor, lintas disiplin, dan lintas generasi.”

Ia juga mengingatkan pentingnya peran keteladanan, khususnya dari para guru, kepala sekolah, dan tokoh masyarakat. “Kita tidak bisa membentuk pemimpin masa depan tanpa memberi contoh di hari ini.”

Kesimpulan: Kepemimpinan Berkarakter, Jalan Indonesia ke Depan

Kuliah umum Ace Hasan Syadzily di Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur bukan sekadar orasi seremonial. Ia menawarkan kerangka pikir yang tajam dan menyentuh inti persoalan: bahwa Indonesia hanya bisa menghadapi era disrupsi jika mampu membentuk generasi pemimpin yang tidak sekadar cerdas, tapi berkarakter dan berakar kuat pada nilai-nilai bangsa.

Future leadership, bagi Ace, adalah gabungan antara inovasi dan ideologi, antara adaptasi terhadap dunia dan komitmen terhadap Indonesia.

Di penghujung pidatonya, Ace mengajak semua pihak—sekolah, pemerintah, keluarga, dan masyarakat—untuk berkolaborasi membangun kepemimpinan masa depan yang berpijak pada empat pilar konsensus kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika).

“Kita tidak sedang membangun generasi untuk hari ini. Kita sedang menyiapkan masa depan Indonesia,” pungkasnya.

abdul muti cibubur bm400-3

Abdul Mu’ti: Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur dan Optimisme Menuju Indonesia Emas

Cibubur — Langit Cibubur cerah pagi itu, Sabtu, 24 Mei 2025, ketika 1000 tamu undangan mulai memadati Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur, sekolah yang diresmikan hari itu. Gedung berwarna coklat earth tone itu tampak kokoh sekaligus anggun, dengan detail arsitektur modern minimalis yang memancarkan kesan serius dan bersahabat. Dalam suasana meriah namun khidmat, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., hadir memberikan sambutan yang sarat makna—lebih dari sekadar formalitas seremonial.

Dengan gaya pidato yang renyah, bernas, dan sesekali diselingi guyonan khas, Prof. Mu’ti membuka orasinya dengan pujian tulus: “Bangunan sekolah yang sangat megah dan mewah ini dibangun tanpa serupiah pun dari bantuan pemerintah.” Tak sekadar basa-basi, ucapan itu disambut tepuk tangan hadirin, menandai pengakuan terhadap kontribusi konkret masyarakat dalam membangun pendidikan nasional.

Ia lalu menyampaikan harapan yang setengah bercanda namun tak kurang serius, “Kalau namanya Bakti Mulya 400, maka mohon dibangun sekolah seperti ini sebanyak 400. Kalau jumlahnya sudah 400, harapan kita untuk Indonesia Emas 2045 saya yakin akan terwujud lebih cepat dari waktunya.”

Di hadapan para tokoh pendidikan, pendiri yayasan, dan undangan kehormatan, Mu’ti tak hanya menyampaikan pujian, tetapi juga menegaskan posisi pendidikan swasta sebagai mitra strategis pemerintah. “Tidak ada lagi wacana dalam diri kami untuk menempatkan negeri dan swasta dalam posisi yang berkompetisi. Semuanya adalah mitra,” tegasnya. Di bawah kepemimpinannya, Kementerian mengusung tema “Partisipasi Semesta Mewujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua” pada peringatan Hardiknas 2025, sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip inklusi dan kolaborasi.

Pidato Mu’ti hari itu tak sekadar administratif. Ia menyelami sejarah dan sosiologi—mengingat kembali tulisan Aswab Mahasin di majalah Prisma tentang “Muslim Middle Class” yang muncul pada dekade 1980-an. Kelompok muslim kelas menengah yang tak hanya semakin sejahtera secara ekonomi, tetapi juga semakin sadar akan tanggung jawab sosial dan keagamaan mereka. Dari situlah Mu’ti memperkenalkan istilah “MUKIDI”: Muda, Kaya, Intelek, Dermawan, dan Idealis.

Karakter “Mukidi” ini, menurutnya, sangat tergambar dalam semangat dan latar belakang pendiri serta pengelola Sekolah Bakti Mulya 400. “Mereka ini wealthy people, tetapi juga dermawan. Mereka membantu sesama, bahkan yang tak dikenal, dengan spirit kemanusiaan yang tinggi. Dan mereka tetap idealis, dengan latar belakang intelektual yang kuat,” ujarnya. Bagi Mu’ti, inilah potret kelompok masyarakat yang dapat menjadi motor perubahan: kelas menengah muslim yang tak hanya menanjak secara finansial, tapi juga spiritual dan sosial.

Dalam satu segmen pidatonya, ia membandingkan sekolah Bakti Mulya sebelumnya dengan yang baru ini. “This is a very excellent school,” katanya, mengenang masa lalu ketika masih menjadi Ketua Badan Akreditasi. “Dan ternyata yang excellent di sana, di sini lebih excellent lagi. Kalau di sana excellent, di sini excellentist,” guraunya yang disambut tawa hadirin.

Namun, nada kembali serius ketika ia menyampaikan pokok-pokok visi pendidikan nasional: pendidikan sebagai proses memuliakan manusia. Ia mengutip Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 70, yang menyebut bahwa Allah telah memuliakan anak-anak Adam. “Kalau Allah memuliakan manusia, maka pendidikan sebagai proses tarbiyah harus menjadi proses yang memuliakan,” katanya dengan lantang. Baginya, pendidikan yang sejati bukan sekadar soal mengejar nilai atau prestasi, melainkan bagaimana menjadikan setiap murid dihargai, dituntun, dan tumbuh sesuai fitrahnya.

Baca juga : Sekolah BM 400 Cibubur Ikut “Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”

Ia menekankan bahwa arah baru pendidikan nasional adalah pendidikan yang memuliakan, mendalam (deep learning), dan membahagiakan. “Pendidikan harus membuat semua orang merasa seperti di rumah. Di sekolah, mereka harus merasa seperti berada di antara ayah dan bunda yang penuh kasih,” katanya, menutup gagasan yang sangat manusiawi.

Menjelang akhir pidato, Mu’ti menyampaikan permohonan maaf karena tak bisa mengikuti acara hingga selesai. Ia harus mewakili Wakil Presiden pada agenda lain di Taman Mini. Namun, dengan gaya khasnya, ia menegaskan, “Walaupun sudah pulang, spirit saya tetap berada di sini.”

Sambutan Mu’ti hari itu bukan hanya memberi semangat bagi pengelola Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur, tetapi juga menjadi narasi besar bahwa pendidikan Indonesia bisa bergerak maju lewat gotong royong. Sekolah swasta, dengan semangat dan kontribusi nyata, adalah bagian penting dari mimpi Indonesia Emas 2045. Maka tak berlebihan jika pagi itu, di bawah langit Cibubur, terasa ada seberkas harapan baru yang tumbuh—khususnya untuk Sekolah Bakti Mulya 400 juga untuk masa depan bangsa.

Sekolah BM 400 Cibubur Ikut “Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat

Sekolah BM 400 Cibubur Ikut “Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat”

Talkshow Edukatif Bersama Eka Hospital Dorong Pola Asuh Sehat dan Berkarakter

Cibubur – Anak-anak Indonesia tumbuh di tengah arus zaman yang bergerak cepat. Dengan gempuran teknologi, perubahan pola hidup, hingga tantangan sosial yang semakin kompleks, satu hal tetap menjadi pondasi utama dalam membentuk masa depan bangsa: karakter dan kebiasaan anak sejak dini. Inilah yang coba ditegaskan oleh Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 Cibubur melalui keterlibatannya dalam Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (G7KAIH)—sebuah inisiatif nasional yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.

Sebagai bagian dari upaya konkret dalam mendukung gerakan tersebut, Sekolah BM 400 Cibubur menggandeng Eka Hospital Cibubur menyelenggarakan talkshow daring bertema “Membangun Kebiasaan Baik untuk Mendukung Tumbuh Kembang Anak” pada Rabu, 14 Mei 2025. Acara yang disiarkan langsung melalui platform Instagram ini menyatukan dua narasumber dari dua dunia penting dalam tumbuh kembang anak: pendidikan dan kesehatan.

Hadir dalam diskusi adalah Iryanto Yosa, M.Si., Principal Middle-High School BM 400 Cibubur, dan dr. Utami Kurniawati Setianingsih, Sp.A., dokter spesialis anak dari Eka Hospital. Dalam suasana yang lugas dan komunikatif, keduanya membahas bagaimana kebiasaan sederhana sehari-hari dapat menjadi landasan kuat bagi pertumbuhan anak yang optimal—baik secara fisik, emosional, sosial, maupun spiritual.

Kebiasaan Adalah Akar Karakter

Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang diluncurkan oleh Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, menekankan tujuh hal mendasar yang diyakini mampu membentuk generasi Indonesia yang tangguh dan berdaya saing. Tujuh kebiasaan itu adalah: Bangun pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan sehat bergizi, Gemar belajar, Bermasyarakat, dan Tidur lebih cepat.

Iryanto Yosa menjelaskan bahwa sekolah sebagai institusi formal pendidikan memiliki tanggung jawab moral untuk tidak hanya mencetak siswa cerdas secara akademis, tetapi juga membangun fondasi karakter melalui pembiasaan perilaku positif.

“Kami melihat tujuh kebiasaan ini bukan sekadar daftar aktivitas, tapi refleksi dari nilai-nilai mendasar yang harus hidup dalam keseharian anak. Ini tentang membangun pola pikir disiplin, kepekaan sosial, hingga spiritualitas,” ujar Yosa.

Kolaborasi Pendidikan dan Kesehatan

Sementara itu, dr. Utami dari Eka Hospital menyoroti aspek medis dan perkembangan anak. Ia menggarisbawahi bahwa masa anak-anak adalah fase kritis di mana sel otak berkembang pesat, sistem imun sedang dibentuk, dan kebiasaan yang diciptakan bisa menetap hingga dewasa.

“Setiap kebiasaan membawa dampak jangka panjang. Tidur cukup, misalnya, berkaitan erat dengan imunitas dan konsentrasi. Makan bergizi mempengaruhi kecerdasan dan energi anak di sekolah. Begitu pula olahraga, yang berdampak langsung pada pertumbuhan tulang dan regulasi emosi,” tutur dr. Utami.

Ia juga mengingatkan pentingnya keselarasan antara pola asuh di rumah dan nilai-nilai yang dibangun di sekolah. Menurutnya, anak tidak bisa diminta untuk tidur lebih cepat jika orang tuanya masih asyik dengan gawai hingga larut malam. Anak tidak akan semangat berolahraga jika tidak melihat contoh dari lingkungan sekitar. “Kebiasaan itu menular. Maka orang tua dan guru harus jadi role model.”

Membangun Ekosistem Pembiasaan Positif

Salah satu kekuatan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah pada pendekatannya yang menyeluruh. Alih-alih sekadar kampanye satu arah, G7KAIH mendorong keterlibatan lintas sektor: sekolah, rumah sakit, komunitas, dan keluarga.

Bagi Sekolah BM 400 Cibubur, sinergi ini penting karena proses pendidikan anak tidak bisa berdiri sendiri. “Anak adalah cermin ekosistemnya. Maka, sekolah tidak cukup hanya mengajar di kelas, kami juga membuka ruang diskusi, menjalin kerja sama dengan tenaga kesehatan, bahkan melibatkan orang tua secara aktif,” jelas Yosa.

Talkshow bersama Eka Hospital ini adalah bagian dari agenda sekolah yang lebih luas dalam mengintegrasikan pendekatan kesehatan dalam kurikulum harian. Sebelumnya, BM 400 Cibubur juga telah mengadakan health day, kelas literasi gizi, dan seminar parenting.

Kehadiran rumah sakit dalam ranah edukatif menjadi bukti bahwa isu tumbuh kembang anak bukan hanya milik dunia pendidikan. “Kami sebagai fasilitas kesehatan juga punya misi edukasi. Rumah sakit bukan hanya tempat orang sakit datang, tetapi tempat masyarakat belajar menjadi sehat,” kata dr. Utami.

Tantangan dan Harapan

Meski program ini membawa angin segar, keduanya sepakat bahwa tantangan tetap ada. Dunia digital membawa godaan luar biasa bagi anak-anak untuk tidur larut, mengurangi aktivitas fisik, hingga mengkonsumsi makanan instan tinggi gula. Ditambah lagi, waktu orang tua yang semakin terbatas karena kesibukan kerja, membuat pengawasan dan pembinaan anak tak selalu optimal.

Namun demikian, talkshow ini memberikan optimisme bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang konsisten. Sekolah, rumah, dan lingkungan bisa bersama-sama menjadi “guru” yang mencetak anak-anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berbudi pekerti.

“Anak hebat tidak lahir karena teori hebat, tapi karena kebiasaan kecil yang terus diasah,” ujar Yosa menutup sesi talkshow.

Menyemai Harapan Lewat Pendidikan Holistik

Keikutsertaan Sekolah BM 400 Cibubur dalam gerakan G7KAIH menjadi bukti bahwa sekolah ini tidak hanya mengedepankan pencapaian akademik, tetapi juga mencetak manusia utuh. Manusia yang tak hanya mampu menghitung dan menulis, tapi juga bangun pagi dengan semangat, menyapa orang dengan ramah, bergerak sehat, makan dengan sadar, dan tidur dengan damai.

Baca juga : Guru Sekolah BM 400 Cibubur Hadiri Festival Belajar SD BM 400 Pondok Indah

Program ini juga mencerminkan semangat kolaboratif yang mulai tumbuh di dunia pendidikan Indonesia—di mana sekolah, rumah sakit, dan keluarga tidak berdiri di menara gading masing-masing, tetapi bahu-membahu membangun anak Indonesia.

Mereka sadar, membentuk anak hebat bukan tugas satu hari, satu pihak, atau satu kebijakan. Tapi tugas kolektif, berkelanjutan, dan dimulai dari hal sederhana: kebiasaan sehari-hari.

Guru Sekolah BM 400 Cibubur Hadiri Festival Belajar SD BM 400 Pondok Indah-2

Guru Sekolah BM 400 Cibubur Hadiri Festival Belajar SD BM 400 Pondok Indah

JAKARTA – Guru peserta program induksi dari Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur turut hadir dan mengikuti rangkaian kegiatan Festival Belajar yang diselenggarakan oleh SD Bakti Mulya 400 Pondok Indah pada Jumat (9/5/2025). Festival ini digelar selama dua hari, yakni Jumat dan Sabtu, 9–10 Mei 2025, dengan tema Explore, Grow and Celebrate Learning Beyond Boundaries.

Kehadiran para guru BM 400 Cibubur ini bukan sekadar sebagai tamu, melainkan bagian dari proses pembelajaran aktif dalam program induksi mereka. Sebanyak 16 guru dari unit Kindergarten dan Primary Year Programme, sedang menjalani masa induksi sejak 5 Mei lalu. Festival ini pun menjadi salah satu sarana mereka menyelami langsung atmosfer pendidikan khas BM 400 yang holistik dan inovatif.

Hari pertama festival difokuskan pada eksibisi kelas 5 dan 6. Sedangkan hari kedua, Sabtu (10/5/2025), akan diisi dengan eksibisi kelas 1 hingga kelas 4. Tak hanya siswa dan guru, kegiatan ini juga melibatkan orang tua murid, tenaga kesehatan, hingga profesional dari bidang psikologi pendidikan.

Dalam sambutan pembuka, Kepala SD BM 400 Pondok Indah, Eliyani Umas, M.Pd.I., menyampaikan bahwa Festival Belajar merupakan momen penting bagi seluruh warga sekolah untuk mengapresiasi proses belajar yang telah dijalani sepanjang tahun ajaran 2024/2025. “Kami ingin menjelajahi, menumbuhkan, dan merayakan setiap langkah pembelajaran siswa, baik yang tampak maupun yang tak kasat mata. Ini adalah ruang ekspresi dan refleksi bagi seluruh elemen pendidikan di sekolah kami,” ujar Eliyani dengan penuh semangat.

Sejalan dengan tema besar festival, berbagai kegiatan digelar secara simultan. Di antaranya adalah pertunjukan siswa, pameran karya kreatif lintas mata pelajaran, talk show inspiratif bersama pakar pendidikan, pemeriksaan kesehatan gratis hasil kerja sama dengan mitra kesehatan, serta bazar yang melibatkan komunitas orang tua.

Salah satu sesi yang mencuri perhatian adalah Talk Show Inspiratif yang menghadirkan Alvina S., M.Psi., seorang psikolog klinis anak, remaja, dan keluarga. Dalam paparannya, Alvina membagikan strategi praktis tentang bagaimana orang tua dapat menjadi pendamping belajar yang efektif bagi anak di rumah.

Alvina menekankan pentingnya sikap tegas tanpa harus bersikap marah. “Orang tua perlu mengajarkan bahwa setiap tindakan punya konsekuensi, tapi tidak dengan cara membentak atau memberi label negatif,” ujarnya. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga emosi saat menghadapi kesalahan anak. “Kalau sedang emosi, tarik napas dulu. Alihkan ke aktivitas lain, baru kemudian dekati anak dengan pendekatan yang solutif,” tambahnya.

Sementara itu, kehadiran guru-guru dari unit Cibubur disambut hangat oleh tim SD BM 400 Pondok Indah. Kolaborasi lintas unit ini menjadi bukti nyata dari semangat sinergi dan penguatan profesionalisme yang terus dibangun oleh Yayasan Bakti Mulya 400. “Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang belajar bagi siswa, tapi juga bagi kami para guru,” ungkap Hadi Suwarno, M.Pd., selaku Deputy Ketua Pelaksana Harian BM 400 yang turut mendampingi rombongan guru dari Cibubur.

Baca juga : Ketika Adzan Dikumandangkan dari Gedung Sekolah BM 400 Cibubur

Menurut Hadi, Festival Belajar menjadi media konkret yang mendukung tujuan program induksi guru, yakni mempercepat adaptasi guru baru terhadap budaya sekolah, meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogik, serta membangun relasi dan kolaborasi lintas unit. Ia berharap semangat yang diperoleh dari kegiatan ini bisa dibawa pulang ke unit Cibubur untuk memperkaya praktik pembelajaran.

Festival Belajar SD BM 400 bukan sekadar ajang pamer karya, tetapi juga ruang pembelajaran bersama bagi seluruh komunitas sekolah. Di tengah berbagai tantangan pendidikan saat ini, kegiatan semacam ini menjadi oase yang menyejukkan—bahwa pembelajaran sejatinya adalah perjalanan panjang yang harus dirayakan, dijaga, dan diperkuat dari waktu ke waktu.

adzan pak asep

Ketika Adzan Dikumandangkan dari Gedung Sekolah BM 400 Cibubur

BM 400 Cibubur — Hari Rabu, 30 April 2025 jam 08.00 WIB menjadi momentum penuh makna bagi Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur. Dalam suasana senyap yang syahdu, lantunan adzan menggema dari enam titik di gedung baru Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur oleh guru-guru Agama Islam sekolah tersebut. Suara panggilan suci itu menandai satu fase penting dalam penyempurnaan pembangunan gedung, menyongsong grand opening yang akan digelar pada Sabtu, 24 Mei 2025 oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed.

Adzan dikumandangkan secara serentak dari enam titik strategis — masing-masing dua titik di setiap lantai — seluruhnya menghadap kiblat. Ia bukan sekadar simbol religius, tetapi juga ikhtiar batin agar bangunan yang berdiri megah ini dipenuhi keberkahan dan menjadi cahaya pendidikan bagi generasi masa depan.

Kegiatan ini diawali dengan pengarahan sekaligus pelaksana adzan di lantai dasar yaitu Prof. Dr. Asep Syarifudin Hidayat, S.H., M.H., Guru Besar Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah. Dalam sambutan singkatnya, Prof. Asep menyampaikan pesan yang menggugah hati. “Adzan ini adalah doa yang dikumandangkan. Kita memohon agar sekolah ini menjadi tempat bersemainya akal, budi, dan iman. Semoga setiap langkah para guru, siswa, dan semua yang hadir di sini diberi kemudahan dan keberkahan dalam setiap kegiatannya,” ujarnya penuh haru.

Gedung Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur memang dirancang sebagi tempat belajar, sekaligus rumah pembentukan karakter, wadah kolaborasi, dan benteng nilai-nilai kebangsaan serta keislaman. Dalam semangat yang dibangun sejak awal pendiriannya, BM 400 Cibubur hadir sebagai institusi pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan nilai spiritualitas, nasionalisme, dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Deputy Ketua Pelaksana Harian BM 400, Hadi Suwarno, M.Pd., yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa momentum adzan perdana dari gedung sekolah ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga representasi dari niat besar dan cita luhur. “Kami ingin setiap elemen bangunan ini menjadi saksi tumbuhnya generasi yang cerdas, tangguh, dan bertakwa,” katanya.

Baca juga : Sekolah BM 400 Cibubur Gelar Program Induksi Guru “Empowering Educator: Cultivation Integrity, Innovation, and Collaboration for Holistic Learning”

Kegiatan ini juga menjadi pengantar menuju prosesi Grand Launching yang akan dilaksanakan dalam beberapa pekan ke depan. Dalam acara tersebut, selain peresmian oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, juga akan disampaikan kuliah kebangsaan oleh Gubernur Lemhannas RI, Dr. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si., serta penampilan siswa dan pemaparan konsep pendidikan yang diusung BM 400 Cibubur.

Dalam gema adzan yang bergulung tenang ke langit Cibubur, sebuah harapan diam-diam disematkan: semoga sekolah ini menjadi mata air peradaban yang memuliakan ilmu dan manusia, sebagaimana azan adalah panggilan luhur menuju cahaya.

Induksi Guru Cibubur

Sekolah BM 400 Cibubur Gelar Program Induksi Guru “Empowering Educator: Cultivation Integrity, Innovation, and Collaboration for Holistic Learning”

Jakarta. Sebagai bagian dari komitmen menciptakan ekosistem pendidikan unggul yang adaptif, profesional, dan kolaboratif, Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur menyelenggarakan Program Induksi Guru untuk tahun pelajaran 2026/2027. Program ini mengusung tema besar: “Empowering Educator: Cultivation Integrity, Innovation, and Collaboration for Holistic Learning” dan berlangsung selama dua bulan penuh, dimulai dari tanggal 5 Mei hingga 5 Juli 2025.

Sebanyak 31 guru baru mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Mereka terdiri atas 16 guru yang mengajar di jenjang Kindergarten and Primary Year Programme serta 15 guru di Junior and Senior High School. Program ini bertujuan untuk membekali para pendidik baru dengan pemahaman yang mendalam tentang budaya kerja, nilai-nilai, serta sistem pendidikan yang dikembangkan di Bakti Mulya 400 Cibubur.

Deputy Ketua Pelaksana Harian Bakti Mulya 400 Cibubur, Hadi Suwarno, M.Pd., dalam sambutan saat pengarahan guru (Jumat, 2 Mei 2025) menyampaikan bahwa program induksi ini merupakan langkah strategis dalam menciptakan guru-guru yang siap berkontribusi secara maksimal dalam proses pembelajaran.

“Tujuan dari program induksi ini sangat jelas dan terukur. Kita ingin mempercepat proses adaptasi para guru baru terhadap lingkungan kerja dan budaya sekolah. Selain itu, program ini juga dirancang untuk meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogik, membangun integritas serta etika profesi, memperkuat kolaborasi profesional, menghasilkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan, dan menjadi jembatan menuju profesionalisme yang berkelanjutan,” terang Hadi Suwarno.

Program induksi ini dikemas secara sistematis dan mendalam. Para peserta diberikan berbagai materi penting yang mencakup visi dan misi sekolah, sejarah dan struktur organisasi yayasan, Mars BM 400 sebagai simbol semangat kolektif, peraturan kepegawaian, kebijakan sarana dan prasarana, serta panduan dan praktik baik terkait dengan pembelajaran dan keguruan.

Materi-materi tersebut disampaikan oleh para pemimpin dan praktisi pendidikan berpengalaman dari lingkungan BM 400. Penyampaian dilakukan melalui metode interaktif seperti diskusi kelompok, studi kasus, simulasi pembelajaran, serta refleksi bersama.

Dalam sesi pembukaan resmi program induksi (Senin, 5 Mei 2025) , Ketua Pelaksana Harian Yayasan Bakti Mulya 400, Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., menegaskan kembali pentingnya membangun lembaga pendidikan Islam yang modern dan efektif. Beliau menekankan bahwa keberhasilan pendidikan di masa depan akan sangat tergantung pada kesiapan guru untuk memahami pendidikan secara menyeluruh dan mendalam.

“Kita tidak bisa lagi menjalankan lembaga pendidikan hanya dengan rutinitas administratif atau pembelajaran standar. Yang kita butuhkan hari ini adalah effective Islamic school, yaitu lembaga yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh siswa dengan berbagai perbedaan bakat, minat, dan kebutuhan belajar. Lembaga yang mampu mengembangkan kapabilitas siswa secara signifikan sehingga menjadi aktualisasi diri yang membanggakan, dan yang mampu membangun karakter kepribadian siswa yang kuat, kokoh, dan mantap,” ujar Dr. Sutrisno dalam pembukaannya.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa guru di lingkungan BM 400 harus menjadi agen perubahan yang mampu menjembatani antara nilai-nilai keislaman dan tantangan pendidikan global. Guru diharapkan menjadi figur yang tak hanya menguasai bidang akademis, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial, kepedulian terhadap perkembangan karakter siswa, serta kemampuan untuk menjadi mentor dan konselor sejati.

“Guru adalah penggerak utama roda pendidikan. Mereka tidak hanya berperan sebagai pengajar, tapi juga sebagai pembina moral, pengarah peradaban, dan penjaga nilai. Oleh karena itu, saya berharap setiap guru BM 400 bisa menjadi guru agama, guru PPKn, guru BK, dan guru olahraga sekaligus dalam arti filosofis. Guru yang utuh dalam membimbing anak-anak kita,” imbuhnya.

Selama program berlangsung, suasana interaksi dan semangat belajar tampak begitu kuat. Para guru baru diberi ruang untuk menyampaikan aspirasi, berbagi pengalaman, serta mendalami nilai-nilai yang menjadi fondasi Bakti Mulya 400. Tak hanya itu, program ini juga menjadi sarana membangun solidaritas antar guru dari berbagai jenjang, memperkuat semangat satu keluarga dalam satu visi pendidikan.

Beberapa sesi yang menarik perhatian peserta antara lain pelatihan perencanaan pembelajaran berbasis kurikulum, praktik manajemen kelas inklusif, serta diskusi mendalam tentang integritas dan etika profesi guru. Selain itu, peserta juga diajak untuk mengenali lebih dalam berbagai kebijakan dan budaya kerja di lingkungan sekolah, termasuk nilai-nilai spiritualitas, tanggung jawab sosial, dan pengembangan diri berkelanjutan.

Antusiasme para peserta semakin tinggi ketika mereka menyadari bahwa program ini bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan sikap dan karakter pendidik sejati. Banyak dari mereka menyatakan bahwa program ini memberikan energi baru dan perspektif yang luas tentang bagaimana menjadi guru yang berdampak.

Baca juga : Sekolah BM 400 Peringati Hari Pendidikan Nasional 2025: Pendidikan adalah Jalan Mencerdaskan dan Memajukan Bangsa

“Saya merasa mendapatkan banyak hal yang tidak saya temukan sebelumnya. Mulai dari pemahaman nilai sekolah, filosofi pendidikan, sampai praktik langsung di kelas. Ini sangat membantu saya untuk lebih percaya diri dalam mengajar dan menjadi bagian dari komunitas BM 400,” ungkap Adi Sayono salah satu peserta dari Junior and Senior High School.

Program Induksi Guru 2025 ini sekaligus menjadi refleksi kuat bahwa Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur tidak hanya menyiapkan guru sebagai pelaksana kurikulum, tetapi juga sebagai pelopor transformasi pendidikan. Pendidikan yang berakar kuat pada nilai keislaman dan keindonesiaan, namun mampu melesat menjawab tantangan globalisasi dan era digital.

Dengan berakhirnya program ini pada bulan Juli, diharapkan para peserta dapat segera berperan aktif di kelas masing-masing, membawa semangat baru, wawasan yang luas, serta komitmen tinggi untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi seluruh siswa.

pendidikan nasional

Sekolah BM 400 Peringati Hari Pendidikan Nasional 2025: Pendidikan adalah Jalan Mencerdaskan dan Memajukan Bangsa

Jakarta, 2 Mei 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025, Sekolah Bakti Mulya 400 menyelenggarakan refleksi pendidikan yang dipusatkan di Aula SD Bakti Mulya 400 Pondok Indah, Jakarta, pada Jumat, 2 Mei 2025. Acara ini diikuti oleh seluruh guru SD Bakti Mulya 400, serta para pimpinan sekolah dari unit-unit di Jakarta dan Bakti Mulya 400 Cibubur.

Kegiatan yang berlangsung khidmat ini dihadiri Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., Ketua Pelaksana Harian Yayasan Bakti Mulya 400 (YBKSP), yang memberikan amanat utama bertema: “Pendidikan: Mencerdaskan dan Memajukan.”

Dalam amanatnya, Dr. Sutrisno menegaskan bahwa hakikat pendidikan bukan semata-mata persoalan akademik atau administratif, melainkan sebagai proses peradaban yang membangun akhlak mulia, kepribadian luhur, dan daya pikir merdeka. Ia menggarisbawahi bahwa pendidikan adalah skala prioritas bangsa untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat sebagai pilar masa depan Indonesia.

“Pendidikan harus dimaknai sebagai proses membentuk manusia seutuhnya — akalnya, hatinya, dan tindakannya. Maka dari itu, guru bukan hanya pengajar, tapi juga pembimbing moral, mentor jiwa, dan agen peradaban,” tutur Dr. Sutrisno dalam sambutannya.

Ia menambahkan bahwa di tengah dinamika zaman yang berubah cepat, guru harus menjadi agen pembelajaran yang adaptif dan reflektif, sekaligus mentor dan konselor bagi peserta didik. Hal ini menuntut guru tidak hanya menguasai kompetensi akademik, tetapi juga memiliki pemahaman pendidikan yang menyeluruh (kaffah).

Dalam pandangannya, guru ideal bukan hanya spesialis dalam satu bidang, melainkan figur utuh yang mampu mewakili nilai-nilai agama, budi pekerti, cinta tanah air, dan kesehatan jiwa-raga. Oleh sebab itu, Dr. Sutrisno menyampaikan harapannya:

“Saya berharap setiap guru Bakti Mulya 400 adalah sekaligus guru Agama, BK, PPKN, dan Olahraga. Inilah esensi pendidikan holistik — mendidik akal, membina jiwa, dan menggerakkan tubuh.”

Dalam suasana peringatan Hari Pendidikan Nasional yang mengambil semangat dari filosofi Ki Hadjar Dewantara, acara ini juga menjadi refleksi bersama bahwa pendidikan bukan milik sekolah semata, melainkan tanggung jawab kolektif semua pihak — guru, orang tua, yayasan, dan masyarakat.

Acara peringatan ini juga diisi dengan doa bersama, refleksi profesi guru, dan komitmen bersama untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tapi juga pada proses, karakter, dan kasih sayang.

Baca juga : Audiensi Persiapan Grand Launching Sekolah BM 400 Cibubur: Sinergi Pendidikan Karakter dan Nasionalisme bersama Lemhannas RI

Bakti Mulya 400 yang dikenal sebagai institusi pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, nasionalisme, dan pengembangan karakter, terus berkomitmen menjadikan Hari Pendidikan Nasional sebagai momentum penyalaan semangat mendidik secara lebih mendalam, berwawasan luas, dan berbasis nilai.