SMP BAKTI MULYA 400 RAIH JUARA 1 DAN 2 COVER LAGU KEMERDEKAAN DALAM JAKARTA MUHARAM VIRTUAL FESTIVAL 2020

Alhamdulilah, dua siswi SMP Bakti Mulya 400 berhasil meraih penghargaan dari Bapak Walikota Jakarta Selatan, Bapak Marullah Matali, Lc. M.Ag di Kantor Walikota Jakarta Selatan pada hari Kamis, 24 September 2020 lalu.  Kedua ananda atas nama Mosqueiera Azhurra (kelas 9.3) meraih juara 1 dan Ananda Encik Aisyah (kelas 7.1) meraih juara kedua dalam Jakarta Muharam Virtual Festival 2020. Persaingan ini sangat ketat karena melalui beberapa tahap seleksi 389 video cover lagu dari 5 wilayah Kota dan Kepulauan Seribu . Di bawah bimbingan dan arahan Guru Seni Musik SMP Bakti Mulya 400, Bapak Reza Wijaya, S.Pd, Alhamdulillah ananda lolos mulai dari 20 besar, 5 besar dan terakhir menjadi Juara 1 dan 2 tingkat Jakarta Selatan yang diselenggarakan mulai tanggal 4 – 18 September 2020.

Di hari penerimaan penghargaan tersebut, hadir Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Ketua Baznas Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Lutfi Fathullah. Dalam kesempatan itu, Gubernur Provinsi DKI Jakarta mengucapkan selamat kepada para juara. Anies juga mengucapkan terima kasih kepada pada orang tua dan pendidik, yang telah membimbing para siswa ketika mengikuti lomba, dan memberikan perhatian penuh agar mereka menjadi yang terbaik. “Apa yang ditumbuhkan di masa ini, akan membentuk perjalanan ke masa-masa hidup sepanjang hayatnya” ujarnya. Selamat Queiera dan Aisyah. Teruslah semangat mengukir prestasi.

Baca Juga : Peringatan HUT RI Bakti Mulya 400

SEKILAS HARI LAHIR PANCASILA

Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan”) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal “Pancasila” pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPKI.

Baca Juga : Model Pembelajaran di Kelas Pasca Covid-19

Dan sejak tahun 2017, tanggal 1 Juni resmi menjadi Hari Libur Nasional untuk memperingati hari “Lahirnya Pancasila” .
Tema Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2020 adalah Melalui Gotong Royong Indonesia Maju.
Pancasila bukan hanya untuk diharapkan tetapi diamalkan dalam tindakan nyata.
Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila.

MODEL PEMBELAJARAN DI KELAS PASCA COVID 19

Oleh Hadi Suwarno

Sejak terjadinya pandemic Covid 19, kalangan pendidik – siap tidak siap– dipaksa untuk mengubah strategi pembelajannya. Kegiatan yang semula school base berubah menjadi home base. Munculnya home learning merupakan kegiatan sekolah yang berlangsung di rumah. Jadilah home learning merupakan kegiatan yang menggabungkan kompetensi guru, pengasuhan orang tua dan kemandirian anak. Kegiatan tersebut selain penting juga bisa berdampak signifikan pada hasil belajar siswa. Hal tersebut bisa menjadi hal normal baru (the new normal) yang bisa dipraktekkan dalam pembelajaran jangka panjang.

Normalitas baru hakekatnya penguatan kegiatan yang sudah berlangsung yang bersifat positif (best practice). Bisa disebut model bila hal tersebut telah dilakukan terus-menerus sebagai pola kegiatan. Nah, hal baik apa yang perlu dilanjutkan menjadi model pembelajaran di kelas pasca covid 19?

Kurikulum Individual

Hampir semua sekolah menerapkan kurikulum yang bersifat baku. Di didalamnya ada sejumlah pelajaran bersifat nasional sampai lokal. Dengan sistem demikian maka semua anak dianggap sama dan diperlakukan sama.

Pada masa home learning Covid 19 ini kita mengalami kesulitan untuk menyamaratakan semua siswa. Guru dihadapkan untuk bisa mengakomodasi perbedaan individu. Guru harus mengakui perbedaan potensi siswa bahkan lingkungan dimana mereka tinggal.

Pada masa mendatang perbedaan individu, terutama aspek kecerdasan, bakat, minat dan modalitas perlu mendapatkan prioritas. Sudah selayaknya bukan hanya kurikulum nasional dan lokal namun ada kurikulum individual.

Dalam hal kecerdasan dikembangkan kecerdasan beragam (multiple intelligence). Dalam hal bakat dan minat telah siswa dibimbing memiliki kegiatan yang terencana dari usia dini sampai remaja. Dan dalam hal modalitas, siswa telah dipetakan penggunaan peran inderanya dalam belajar.

Penalaran dan Kemandirian 

Selama ini pembelajaran konvensional sangat mengandalkan referensi buku teks. Kegiatan belajar juga dilakukan dengan cara menulis di buku tulis, mengisi lembar kerja untuk kegiatan praktek dan melakukan ujian berbasis paper and pencil.

Namun datangnya home learning Covid 19 yang begitu tiba-tiba membuat segalanya menjadi dramatis, karena semua hal tersebut harus dilakukan serba digital.

Untungnya sekarang ini sudah di era revolusi industri 4.0 dimana sumber bahan ajar digital sangat mudah didapatkan. Ada banyak pilihan dalam pengelolaan kelas dengan Learning management system (LMS). Dan ada beragam pilihan dalam melaksanakan ujian online.

Hal ini meyakinkan kita tujuan belajar bukan sekedar mendapatkan bahan ajar akan tetapi mengolah bahan ajar itu. Tujuan belajar yang sebenarnya menggunakan daya nalar, memupuk empati dan menciptakan produk hasil belajar (cipta, rasa, karsa).

Nilai pembelajaran tertinggi adalah menciptakan siswa yang memiliki kemauan untuk belajar sepanjang hayat dengan caranya sendiri. Nilai ini bisa diperoleh siswa jika mereka mendapatkan cara untuk mempelajari sesuatu (how to learn) bukan sekedar apa yang dipelajari dari suatu pelajaran.

Kelas Terbalik (Flipped Classroom)

Dalam sistem pembelajaran tradisional, konsep atau materi pelajaran disajikan guru di kelas. Umumnya yang sajian tersebut memiliki level belajar LOTS (low order thinking skills). Sedangkan penugasan dan projek yang bersifat HOTS (high order thinking skills) justru dibuat sebagai pekerjaan rumah.

Dengan home learning masa Covid 19, guru telah melakukan delivery pembelajaran ke rumah siswa secara online. Kegiatan tersebut dilakukan guru dengan metode sinkron (teleconference) maupun asinkron (tunda, misalnya memberi tugas di google classroom).

Dengan demikian fungsi rumah sebagai tempat mempelajari konsep atau materi pelajaran bisa diciptakan oleh guru. Siswa mempelajari konten belajar yang bersifat LOTS di rumah secara mandiri.

Selanjutnya siswa akan melakukan pembelajaran di kelas dengan konten belajar yang bersifat HOTS. Siswa yang datang ke kelas sudah memiliki pemahaman materi sehingga kegiatan berpusat pada diskusi antar siswa (student center). Semua siswa akan terlibat secara aktif (active learning). Pembelajaran dirancang untuk memecahkan masalah (problem base learning) juga untuk menghasilkan produk otentik sepedan (project based learning).

Blended Learning

Seperti disampaikan di atas, pada masa home learning Covid 19, telah terjadi perubahan sumber belajar dari buku teks kepada sumber digital. Kata ‘blend’ mengingangatkan kita pada ‘blender’ yaitu alat di dapur yang digunakan untuk mencampur secara merata suatu adonan. Blended learning merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan sistem pendidikan konvensional dengan sistem yang serba digital.

Kombinasi sumber konvensional dan digital disesuaikan dengan karakteristik usia siswa dan mata pelajaran. Pada usia anak-anak proporsi sumber digital bisa hanya 25% selebihnya merupakan benda-benda nyata untuk stimulasi motoric. Sebaliknya pada usia sekolah atas sumber digital bisa mencapai 75% dan memacu berpikir abstaksi.

Karakteristik mata pelajaran juga berbeda dalam penerapan blended learning. Mata pelajaran dengan sifat life skill bisa hanya menggunakan 25% sumber digital, selebihnya merupakan praktek. Sedangkan mata pelajaran bersifat akademik bisa menggunakan 50% sumber digital. Bahkan untuk matapelajaran pengetahuan umum bisa menggunakan 75% sumber digital.

Pengenalan sumber belajar digital bukan hanya untuk melengkapi bahan ajar itu sendiri. Namun yang paling penting justru menyiapkan siswa menjadi warga digital (digital citizenship) yang bertanggungjawab, memupuk daya ekplorasi dan membina rasa ingin tahu (curiosity).

Guru Sebagai Coaching & Mentoring

Dalam masa home learning Covid 19, dominasi guru atas siswa menjadi berkurang. Pengurangan tersebut oleh sebab guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber informasi bagi siswa. Karena sumber informasi bisa diperoleh dari akses internet.

Selain itu guru juga tidak lagi menjadi satu-satunya penentu nilai. Karena dalam keseharian ada orang tua sebagai pengontrol nilai.

Namun demikian peran guru menjadi lebih penting sesuai dengan era yang berubah tersebut. Pada masa lampau guru menduduki herarki di atas murid dalam segala hal. Guru tetap menduduki herarki di atas murid dalam hal usia dan kedewasaan. Namun dalam fungsi pembelajaran guru adalah pelatih (coaching) dan pembimbing (mentoring) bagi siswa.

Kata kunci dalam aktivitas coaching adalah menemukan masalah, merumuskan cara memecahkan masalah dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah. Peran seorang coach (guru) adalah memfasilitasi agar coachee (murid) menemukan masalah dan memecahkannya sendiri.

Sedangkan mentoring merupakan proses pembinaan dan bimbingan dengan hubungan emosional yang kuat dari guru (mentor) kepada siswa (mentee) bertujuan untuk membentuk pertumbuhan, perkembangan, kompetensi dan karakter ke arah yang positif.

Dalam coaching diperlukan kompetensi pedagogi & professional seorang guru. Sedangkan dalam mentoring diperlukan kompetensi kepribadian dan sosial guru.

PENTINGNYA PENDIDIKAN SOFTSKILL

Pendidikan berbasis karakter dan softskill menjadi tema yang menarik untuk dibahas. Terlebih selama pandemi covid 19, kegiatan belajar home learning menguji kreativitas guru dalam mengajar dan kemandirian siswa dalam belajar. Kreativitas, kemandirian merupakan salah satu contoh softskill yang perlu dimasukkan dalam sistem pendidikan. Pembicaraan pentingnya penguatan softsklill dalam pendidikan diulas oleh Sudirman Said dalam webinar bertema: Memikirkan Kembali Pendidikan Kita: Refleksi di Tengah Pandemi COVID-19.

Webinar yang berlangsung Sabtu, 16 Mei 2020 sekaligus acara openhouse Sekolah Bakti Mulya 400 Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh praktisi pendidikan dan orang tua siswa baru sekolah tersebut. Peserta yang berjumlah lebih 130 orang berlangsung dengan lancar mulai pukul 8.30 sampai 10.00 WIB.

Acara tersebut ditujukan kepada praktisi pendidikan dan orang tua. Untuk praktisi pendidikan diharapkan mampu membuat langkah parktis pasca Covid 19. Kepada orang tua diharapkan memiliki wawasan pentingnya memilih lembaga pendidikan pasca Covid 19.

Selanjutnya Sudirman Said menyampaikan beberapa pointer paparannya. Pertama, sekarang ini ada kecenderungan perusahaan-perusahaan besar menerima pegawainya bukan berdasarkan ijazah tapi berdasarkan capability pekerja. Perusahaan yang dimaksud diantaranya Google, penguin Books Limited, Apple, IBM, Virgin Media, Intel, Hilton, Strarbuck, Pwc & Ernst & Young.

Tentu ijazah formal suatu sekolah perlu namun yang lebih penting adalah kapabilitas. Sekolah harus memberikan bekal ketrampilan (skill), pengetahuan maupun attitude.The best school adalah sekolah yg mampu memberi bekal ketiganya secara seimbang” kata Sudirman Said.

Kedua, orang yang sukses dalam berkarir umunya karena didorong oleh passion mereka. Banyak orang besar yang sukses meskipun tidak sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuh sebelumnya. Sudirman Said mencontohkan, Bill Gates, menempuh sekolah hukum namun sukses menjadi pengusaha bidang teknologi Sukarno, kuliah bidang insinyur namun kemudian menjadi pemimpin besar bangsa Indonesia.

Dengan demikian lembaga pendidikan sebaiknya selain berperan memberikan bekal pengetahuan teknis, tapi  juga memberikan “the ability to ajust, tempat mencari passion, mencari apa yang menjadi minat utama siswa menjadi penting” ungkap Sudirman Said.

Terhadap pelaksanaan pendidikan di Sekolah Bakti Mulya 400, Sudirman Said memberikan tanggapan: “saya ingin memberi apresiasi kepada Bakti Mulya karena disini tampaknya yang namanya passion, minat, bakat itu diasah betul, kemudian dengan itu anak-anak dibimbing menuju kepada hal-hal yg mereka minati”

Pada bagian ketiga, Sudirman Said mengingatkan adanya prediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan pendapatan perkapita terbesar ke 4 di dunia pada tahun 2050. Ini merupakan prediksi sebelum Covid 19, dimana pada tahun 2014 Indonesia memiliki pendapatan pada peringkat 9 dan prediksi tahun 2030 pada peringkat 5 di dunia.

Baca Juga : Bakti Mulya 400 Peduli Covid-19

Selengkapnya…

Prediksi tersebut bisa masuk akal apabila Indonesia mampu menggunakan potensi penduduk yang besar, kaya sumber daya alam dan tata kelola pemerintahan yang baik.

Hal tersebut dapat dibayangkan kalau manusia ditingkatkan kreativitasnya, mampu mengolah bahan mentah dan diperluas market sehingga barang yang dijual menjadi produk yg bernilai tambah. Lebih jauh apabila didukung dengan pemerintahan yang bersih dan efektif, maka prediksi Indonesia menjadi negara dengan pendapatan terbesar ke 4 pada saat merayakan 100 tahun kemerdekaannya bukan hal yang mustahil terjadi.

Terkait dengan persoalan ini maka pendidikan yang menekankan sumberdaya manusia menjadi hal yang strategis. Pendidikan itu penting dan memilih lembaga pendidikan terbaik adalah kunci dari perjalanan masa depan bangsa kita.

Karena itu kita harus membekali anak-anak dengan akhlak, integritas dan attitude. Dengan mengutip ungkapan Bung Hatta, Sudirman Said menyampaikan: “Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cekatan dapat diperbaiki dengan pengalaman, tetapi kurang jujur sulit memperbaikinya”

Pada bagian keempat, Sudirman Said menyampaian “Kunci Inggris Kehidupan”. Pada prinsipnya bila kita ingin membekali anak dengan ketrampilan yang tidak akan lekang oleh waktu maka bekalilah dengan empat hal integrity/kejujuran, kompetensi (teknis, manajerial, sosial) networking (berteman, masuk berbagai organisasi, minat) dan learning to learn (memupuk minat belajar).

Mengakhiri paparan seminar Sudirman Said menyampaikan pesan kepada orang tua yang sedang memilih sekolah: “Bakti Mulya 400 is the best choice, karena keseimbangan antara kemampuan teknikal, pemahaman global, nasionalisme, juga fondasi keagamaan terbangun dengan baik secara seimbang, Pada akhirnya shofskill yang akan menentukan apakah seseorang akan survive pada dunia yang cepat berubah”.

SELAMAT DAN SUKSES KELAS XII SMA BAKTI MULYA 400

Kami segenap civitas akademika SMA Bakti Mulya 400 dan seluruh Pimpinan, guru karyawan YBKSP Bakti Mulya 400 mengucapkan SELAMAT untuk siswa-siswi kelas XII SMA Bakti Mulya 400 yang telah LULUS, telah berhasil menyeleseikan pendidikan di SMA Bakti Mulya 400.
Semoga kalian dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan keinginan dan harapan.

Sekali lagi SELAMAT dan SUKSES SELALU, doa kami slalu menyertai kalian.

Launching Bm400 Digital Learning

Sekolah Bakti Mulya 400 mulai tahun pelajaran 2020/2021 menerapkan digital learning dan inovasi pembelajaran berbasis digital. Tiap siswa akan belajar dengan perangkat digital yang dikelola guru professional.

Dengan perangkat digital, siswa akan mudah mengakses sumber belajar yang sudah ada di dalamnya. Guru juga dapat mengontrol aktivitas siswa dengan mengunci aplikasi lain yang mengganggu belajar siswa. Sehingga siswa tetap fokus untuk berkreasi, berkolaborasi dan mengkomunikasikan hasil belajar dengan gembira.