My Family is My Hero

Heroes’ Day & Parents’ Workshop – “My Family is My Hero” di Sekolah BM 400 Cibubur

Di Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur, suasana pagi Kamis, 20 November, mulai terasa berbeda sejak pukul 07.30. Para orang tua berdatangan dengan menggandeng anaknya yang tampak antusias. Pintu Infinity Hall dibuka lebar, menyambut para parents untuk melakukan registrasi. Di hari itu, sekolah menyelenggarakan Heroes’ Day & Parents’ Workshop dengan tema besar: “My Family is My Hero.”

Tema itu dipilih bukan tanpa alasan. Menurut Slamet Suwanto, Koordinator PYP yang juga menjadi narasumber kegiatan, keluarga adalah “landasan pertama tempat nilai-nilai kepahlawanan tumbuh: keteladanan, keberanian, empati, dan ketangguhan.” Kegiatan ini, katanya, menjadi cara sekolah menghadirkan kembali spirit itu dalam ruang yang hangat, ringan, dan menyenangkan.

Ruang Belajar yang Menjadi Ruang Bermain

Setelah registrasi, para orang tua mengikuti sesi workshop di Infinity Hall. Di waktu yang sama, siswa di kelas memulai aktivitas bertema pahlawan: membuat kartu ucapan, menonton film pendek, dan berdiskusi tentang arti kepahlawanan dalam keluarga.

Menjelang pukul 09.30, sekolah berubah menjadi arena permainan. Titik-titik aktivitas tersebar di berbagai sudut:

  • Puzzle Pahlawan di depan Infinity Hall,
  • Guess the Hero di Perpustakaan,
  • Sambung Lirik Bertema Heroisme di Amphitheater,
  • Tebak Kata/Gambar di Outdoor Playground,
  • Hero Message Relay di Lapangan Basket,
  • Estafet Bola di Lobby Utama.

Di setiap pos, orang tua dan anak membentuk tim kecil. Ada yang serius menyusun puzzle, ada yang tertawa karena salah menebak gambar pahlawan, ada pula yang berlarian sambil membawa bola dalam estafet. Tak ada sekat antara orang dewasa dan anak-anak—semua larut sebagai satu keluarga besar yang sedang merayakan kebersamaan.

Kamis yang Menghangatkan, Jumat yang Meriah

Kegiatan Heroes Day berlanjut pada Jumat, 21 November, khusus untuk jenjang EYP. Registrasi dilakukan di Library, sementara anak-anak kembali ke kelas masing-masing. Agenda hari itu lebih meriah dengan Fashion Show Kostum Pahlawan di Infinity Hall. Kostum beraneka rupa—dari pahlawan nasional hingga pahlawan super modern—menjadi panggung kreativitas anak dan orang tua. Sorakan dan tepuk tangan mengiringi setiap langkah kecil para peserta runway cilik.

Keluarga: Pahlawan yang Tak Pernah Minta Penghargaan

Lewat seluruh rangkaian kegiatan, pesan yang ingin disampaikan sekolah jelas: pahlawan bukan hanya tokoh sejarah atau figur besar di media. Pahlawan juga hadir di meja makan, antar-jemput pagi hari, doa sebelum tidur, dan dalam genggaman tangan orang tua yang tak pernah lelah membimbing.

Baca juga : Ratusan Warga Ikut Antri Pengobatan dan Khitanan Gratis di Bakti Mulya 400 Cibubur

“Anak-anak belajar tentang keberanian bukan dari buku, tapi dari contoh. Dan contoh paling dekat adalah keluarganya,” ujar Slamet Suwanto.

Heroes’ Day & Parents’ Workshop tahun ini menjadi bukti bahwa ketika keluarga dan sekolah bergandengan tangan, nilai-nilai kepahlawanan bukan sekadar slogan—melainkan pengalaman nyata yang dirasakan anak-anak.

Dengan langkah kecil di pagi yang cerah, Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur kembali menegaskan komitmennya: membentuk generasi yang kuat, berkarakter, dan mencintai keluarganya—karena di dalam keluargalah pahlawan sejati bermula.

Khitanan Massal, Layanan Kesehatan, dan Aksi Lingkungan-13

Ratusan Warga Ikut Antri Pengobatan dan Khitanan Gratis di Bakti Mulya 400 Cibubur

Ratusan warga di sekitar Cileungsi, terutama yang tinggal di kawasan sekitar Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 Cibubur, memadati lokasi kegiatan pengobatan gratis dan khitanan massal yang digelar sekolah internasional tersebut di Perumahan Metland Cileungsi, Kabupaten Bogor, Minggu pagi (16/11).

Antusiasme warga terlihat sejak pagi, dengan peserta dari berbagai usia datang untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Kegiatan sosial ini merupakan hasil kolaborasi Sekolah Internasional BM 400 bersama Rumah Sakit Pondok Indah, Rumah Sakit Aini, dan Lions Club Jakarta. Warga tidak hanya mendapatkan layanan khitanan massal, tetapi juga pemeriksaan kesehatan seperti cek gula darah, kolesterol, hingga pemeriksaan mata.

Antrian anak-anak yang mengikuti khitanan massal pun tampak ramai. Dengan mengenakan sarung, baju koko, dan peci, bocah-bocah usia 5 hingga 9 tahun itu menerima bingkisan dan uang saku dari panitia. Proses khitan dilakukan oleh puluhan tenaga medis dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta.

Ketua Yayasan Bakti Mulya 400 sekaligus Presiden Direktur RS Pondok Indah Group, Anna Rosita Subagdja, mengatakan bahwa kegiatan ini memang ditujukan untuk masyarakat sekitar.

 “Targetnya masyarakat yang ada di lingkungan sini,” ujarnya.

Anna mengaku kagum dengan tingginya partisipasi warga.

 “Animonya luar biasa. Tahun ini saja kami bisa mendapatkan sekitar 200 anak untuk khitanan massal,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa kegiatan sosial ini telah menjadi agenda rutin.

 “Sudah dari tahun lalu kami adakan, dan dokter-dokternya langsung dari RS Pondok Indah.”

Sementara itu, Presiden Lions Club Indonesia, Tia Ediarti, menambahkan bahwa tahun ini pihaknya juga melakukan penanaman tanaman obat keluarga (TOGA) di lingkungan sekolah.

 “Kami menanam pohon obat keluarga seperti sereh, salam, jahe, dan kumis kucing. Tanaman ini nanti juga akan dirawat oleh murid-murid,” jelasnya.

Ia berharap kolaborasi lintas lembaga seperti ini dapat terus berlangsung.

 “Dengan berkolaborasi, kami bisa membantu lebih banyak masyarakat,” ujarnya.

Di sisi lain, salah satu orang tua peserta khitanan massal menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

 “Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih kepada panitia dan Sekolah BM 400 yang telah mengadakan acara ini. Hatur nuhun pisan,” ujar seorang pria berambut putih yang enggan menyebut identitasnya.

Di sisi lain, salah satu orang tua peserta khitanan massal menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

 “Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih kepada panitia dan Sekolah BM 400 yang telah mengadakan acara ini. Hatur nuhun pisan,” ujar seorang pria berambut putih yang enggan menyebut identitasnya.

Sumber:

https://www.cakrawala.co/daerah/77516264963/ratusan-warga-ikut-antri-pengobatan-dan-khitanan-gratis-di-bakti-mulya-400-cibubur?page=2

https://pakuanraya.com/ratusan-warga-antusias-ikut-pengobatan-gratis-dan-khitanan-massal-yang-digelar-sekolah-bakti-mulya-400-cibubur

https://bogor.viva.co.id/gaya-hidup-dan-edukasi/2124-ribuan-warga-serbu-pengobatan-gratis-dan-khitanan-massal-bm-400-cibubur

https://www.bogorupdate.com/bogor-raya/ratusan-warga-antre-di-pengobatan-gratis-dan-khitanan-massal-bm-400-cibubur/

tubnails-khitanan-massal-bm400

Bakti Sosial BM400: Khitanan Massal, Layanan Kesehatan, dan Aksi Lingkungan

Minggu pagi, 16 November 2025, halaman Sekolah Bakti Mulya  (BM) 400 Cibubur berubah menjadi panggung kegiatan sosial berskala besar. Udara masih sejuk ketika para panitia mulai menata area registrasi, membersihkan meja tindakan, hingga memeriksa kembali perangkat medis. Namun sesaat sebelum pukul tujuh, suasana segera hidup: anak-anak bersarung berlarian, orang tua menenteng tas dan baju ganti, sementara relawan memandu mereka menuju area tunggu.

Hari itu, sekolah yang biasanya dipenuhi aktivitas belajar berubah menjadi ruang pelayanan publik. Sebanyak 135 anak mengikuti khitanan massal, sementara 200 peserta—gabungan dari civitas sekolah dan warga sekitar—mendapat layanan pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan mata secara gratis. Belum selesai di sana, kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon penghijauan dan pembagian bak sampah untuk mendorong budaya kebersihan lingkungan.

Di tengah pergerakan besar ini berdiri sosok sentral: Ir. Anna Rosita Subagdja, Presiden Direktur RS Pondok Indah Group sekaligus Ketua Pengurus Yayasan Bakti Mulya 400, yang hadir sebagai inisiator kegiatan tersebut.  Kegiatan ini menggandeng Lions Club, organisasi kemanusiaan internasional yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam aksi pelayanan sosial, menjadi pelaksana kegiatan yang memastikan acara berjalan tertib, aman, dan memberi manfaat yang terukur.

Gabungan tiga pilar—pendidikan, kesehatan, dan organisasi kemanusiaan—menjadi nyawa dari gerakan bakti sosial tahun ini.

Kepedulian Lintas Lembaga yang Menguat

Dalam sambutannya, Anna Rosita menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar kegiatan tahunan atau aksi amal sesaat. Ia menyampaikan bahwa apa yang dilakukan hari itu merupakan wujud nyata kepedulian antar lembaga—mulai dari RS Pondok Indah Group, Yayasan Bakti Mulya 400, Lions Club dan semua mitra sponsor—yang memiliki komitmen serupa terhadap pengabdian publik.

Kolaborasi ini tidak berhenti pada penyelenggaraan acara. Kita ingin memberikan nilai tambah bagi masyarakat, sekaligus menegakkan tanggung jawab sosial setiap lembaga. Harapan saya, kerja sama lintas institusi seperti ini terus berlanjut dan meluas, sehingga dampaknya semakin besar bagi masyarakat di sekitar kita,” ujarnya di hadapan ratusan peserta.

Pernyataan tersebut menegaskan fondasi moral kegiatan ini: bakti sosial hanya bermakna jika dilakukan bersama, dengan integritas, dan untuk kemaslahatan jangka panjang.

Ritus Budaya yang Terjaga di Era Modern

Khitan massal merupakan tradisi yang mengakar dalam masyarakat Indonesia. Di berbagai daerah, khitan menjadi ritus kedewasaan sekaligus acara keluarga besar. Namun tradisi ini membutuhkan pendekatan modern untuk memastikan keamanan dan kenyamanan peserta anak-anak.

Berkolaborasi dengan RS Pondok Indah Group, BM400 menghadirkan standar medis modern dalam pelaksanaan khitan massal. Ruang tindakan ditata seperti mini-klinik: alat steril disiapkan, petugas medis dalam seragam putih bekerja tenang, sementara perawat memeriksa ulang data peserta. Hal ini membuat khitan massal hari itu terasa berbeda—tradisi yang dibalut profesionalisme.

  •  Warga Mengakses Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Sementara ruang tindakan penuh oleh peserta khitan, area pemeriksaan kesehatan dipadati peserta dari kalangan warga sekitar. Sebanyak 200 orang ikut serta dalam tiga layanan: cek gula darah, cek kolesterol, dan pemeriksaan mata.

Petugas medis RSPI tidak hanya memberikan hasil pemeriksaan, tetapi juga edukasi terkait risiko kesehatan dan pola hidup yang lebih baik. Ada yang terkejut mengetahui kadar gula mereka tinggi, ada pula yang baru sadar memiliki gejala awal katarak.

Bakti sosial seperti ini memperlihatkan bahwa akses kesehatan bukan hanya soal fasilitas—tetapi soal jangkauan. Dan hari itu, jangkauan itu dibawa masuk tepat ke tengah masyarakat.

Penanaman Pohon dan Pembagian Bak Sampah

Siang menjelang ketika relawan dan civitas acedemica BM 400 bergerak ke area taman  sekolah untuk melakukan penanaman pohon penghijauan. Bibit-bibit tabebuya, ketapang mini, pucuk merah, hingga trembesi mini ditanam di sejumlah titik strategis.

Program ini berangkat dari pemahaman bahwa kesehatan masyarakat bukan hanya soal tubuh, tetapi juga lingkungan yang bersih, sejuk, dan berkelanjutan.

Sebagai penutup, panitia membagikan bak sampah. Bak sampah ini dilengkapi stiker edukasi pemilahan sampah organik dan anorganik. Meski tampak sederhana, langkah ini merupakan pendekatan strategis untuk memperbaiki manajemen sampah di lingkungan sekitar sekolah.

Baca juga : Indonesia Bukanlah Pinggiran Sejarah, Melainkan Nadi Dunia

Pembagian bak sampah menjadi simbol bahwa bakti sosial bukan hanya mengenai pelayanan langsung, tetapi tentang mengubah budaya, membangun kebiasaan, dan memperkuat ketertiban lingkungan.

Sekolah sebagai Ruang Humanisme Baru

Apa yang terjadi di BM400 hari itu menunjukkan bahwa sekolah bisa menjadi simpul kuat pengabdian sosial. Bukan hanya ruang akademik, tetapi ruang kebersamaan, kepedulian, dan kolaborasi.

Dalam satu hari, BM400 berhasil: menghadirkan layanan kesehatan bagi 200 warga, membantu 135 anak melalui pengalaman khitan yang lebih manusiawi, menanam puluhan pohon untuk masa depan lingkungan, memperkuat budaya kebersihan melalui pembagian bak sampah dan menyatukan sejumlah lembaga besar dalam satu gerakan sosial terpadu.