adzan pak asep

Ketika Adzan Dikumandangkan dari Gedung Sekolah BM 400 Cibubur

BM 400 Cibubur — Hari Rabu, 30 April 2025 jam 08.00 WIB menjadi momentum penuh makna bagi Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur. Dalam suasana senyap yang syahdu, lantunan adzan menggema dari enam titik di gedung baru Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur oleh guru-guru Agama Islam sekolah tersebut. Suara panggilan suci itu menandai satu fase penting dalam penyempurnaan pembangunan gedung, menyongsong grand opening yang akan digelar pada Sabtu, 24 Mei 2025 oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed.

Adzan dikumandangkan secara serentak dari enam titik strategis — masing-masing dua titik di setiap lantai — seluruhnya menghadap kiblat. Ia bukan sekadar simbol religius, tetapi juga ikhtiar batin agar bangunan yang berdiri megah ini dipenuhi keberkahan dan menjadi cahaya pendidikan bagi generasi masa depan.

Kegiatan ini diawali dengan pengarahan sekaligus pelaksana adzan di lantai dasar yaitu Prof. Dr. Asep Syarifudin Hidayat, S.H., M.H., Guru Besar Hukum Islam UIN Syarif Hidayatullah. Dalam sambutan singkatnya, Prof. Asep menyampaikan pesan yang menggugah hati. “Adzan ini adalah doa yang dikumandangkan. Kita memohon agar sekolah ini menjadi tempat bersemainya akal, budi, dan iman. Semoga setiap langkah para guru, siswa, dan semua yang hadir di sini diberi kemudahan dan keberkahan dalam setiap kegiatannya,” ujarnya penuh haru.

Gedung Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur memang dirancang sebagi tempat belajar, sekaligus rumah pembentukan karakter, wadah kolaborasi, dan benteng nilai-nilai kebangsaan serta keislaman. Dalam semangat yang dibangun sejak awal pendiriannya, BM 400 Cibubur hadir sebagai institusi pendidikan Islam modern yang mengintegrasikan nilai spiritualitas, nasionalisme, dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Deputy Ketua Pelaksana Harian BM 400, Hadi Suwarno, M.Pd., yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa momentum adzan perdana dari gedung sekolah ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga representasi dari niat besar dan cita luhur. “Kami ingin setiap elemen bangunan ini menjadi saksi tumbuhnya generasi yang cerdas, tangguh, dan bertakwa,” katanya.

Baca juga : Sekolah BM 400 Cibubur Gelar Program Induksi Guru “Empowering Educator: Cultivation Integrity, Innovation, and Collaboration for Holistic Learning”

Kegiatan ini juga menjadi pengantar menuju prosesi Grand Launching yang akan dilaksanakan dalam beberapa pekan ke depan. Dalam acara tersebut, selain peresmian oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, juga akan disampaikan kuliah kebangsaan oleh Gubernur Lemhannas RI, Dr. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si., serta penampilan siswa dan pemaparan konsep pendidikan yang diusung BM 400 Cibubur.

Dalam gema adzan yang bergulung tenang ke langit Cibubur, sebuah harapan diam-diam disematkan: semoga sekolah ini menjadi mata air peradaban yang memuliakan ilmu dan manusia, sebagaimana azan adalah panggilan luhur menuju cahaya.

Induksi Guru Cibubur

Sekolah BM 400 Cibubur Gelar Program Induksi Guru “Empowering Educator: Cultivation Integrity, Innovation, and Collaboration for Holistic Learning”

Jakarta. Sebagai bagian dari komitmen menciptakan ekosistem pendidikan unggul yang adaptif, profesional, dan kolaboratif, Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur menyelenggarakan Program Induksi Guru untuk tahun pelajaran 2026/2027. Program ini mengusung tema besar: “Empowering Educator: Cultivation Integrity, Innovation, and Collaboration for Holistic Learning” dan berlangsung selama dua bulan penuh, dimulai dari tanggal 5 Mei hingga 5 Juli 2025.

Sebanyak 31 guru baru mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Mereka terdiri atas 16 guru yang mengajar di jenjang Kindergarten and Primary Year Programme serta 15 guru di Junior and Senior High School. Program ini bertujuan untuk membekali para pendidik baru dengan pemahaman yang mendalam tentang budaya kerja, nilai-nilai, serta sistem pendidikan yang dikembangkan di Bakti Mulya 400 Cibubur.

Deputy Ketua Pelaksana Harian Bakti Mulya 400 Cibubur, Hadi Suwarno, M.Pd., dalam sambutan saat pengarahan guru (Jumat, 2 Mei 2025) menyampaikan bahwa program induksi ini merupakan langkah strategis dalam menciptakan guru-guru yang siap berkontribusi secara maksimal dalam proses pembelajaran.

“Tujuan dari program induksi ini sangat jelas dan terukur. Kita ingin mempercepat proses adaptasi para guru baru terhadap lingkungan kerja dan budaya sekolah. Selain itu, program ini juga dirancang untuk meningkatkan kompetensi profesional dan pedagogik, membangun integritas serta etika profesi, memperkuat kolaborasi profesional, menghasilkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan, dan menjadi jembatan menuju profesionalisme yang berkelanjutan,” terang Hadi Suwarno.

Program induksi ini dikemas secara sistematis dan mendalam. Para peserta diberikan berbagai materi penting yang mencakup visi dan misi sekolah, sejarah dan struktur organisasi yayasan, Mars BM 400 sebagai simbol semangat kolektif, peraturan kepegawaian, kebijakan sarana dan prasarana, serta panduan dan praktik baik terkait dengan pembelajaran dan keguruan.

Materi-materi tersebut disampaikan oleh para pemimpin dan praktisi pendidikan berpengalaman dari lingkungan BM 400. Penyampaian dilakukan melalui metode interaktif seperti diskusi kelompok, studi kasus, simulasi pembelajaran, serta refleksi bersama.

Dalam sesi pembukaan resmi program induksi (Senin, 5 Mei 2025) , Ketua Pelaksana Harian Yayasan Bakti Mulya 400, Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., menegaskan kembali pentingnya membangun lembaga pendidikan Islam yang modern dan efektif. Beliau menekankan bahwa keberhasilan pendidikan di masa depan akan sangat tergantung pada kesiapan guru untuk memahami pendidikan secara menyeluruh dan mendalam.

“Kita tidak bisa lagi menjalankan lembaga pendidikan hanya dengan rutinitas administratif atau pembelajaran standar. Yang kita butuhkan hari ini adalah effective Islamic school, yaitu lembaga yang mampu memberikan layanan optimal kepada seluruh siswa dengan berbagai perbedaan bakat, minat, dan kebutuhan belajar. Lembaga yang mampu mengembangkan kapabilitas siswa secara signifikan sehingga menjadi aktualisasi diri yang membanggakan, dan yang mampu membangun karakter kepribadian siswa yang kuat, kokoh, dan mantap,” ujar Dr. Sutrisno dalam pembukaannya.

Lebih lanjut, beliau menyampaikan bahwa guru di lingkungan BM 400 harus menjadi agen perubahan yang mampu menjembatani antara nilai-nilai keislaman dan tantangan pendidikan global. Guru diharapkan menjadi figur yang tak hanya menguasai bidang akademis, tetapi juga memiliki sensitivitas sosial, kepedulian terhadap perkembangan karakter siswa, serta kemampuan untuk menjadi mentor dan konselor sejati.

“Guru adalah penggerak utama roda pendidikan. Mereka tidak hanya berperan sebagai pengajar, tapi juga sebagai pembina moral, pengarah peradaban, dan penjaga nilai. Oleh karena itu, saya berharap setiap guru BM 400 bisa menjadi guru agama, guru PPKn, guru BK, dan guru olahraga sekaligus dalam arti filosofis. Guru yang utuh dalam membimbing anak-anak kita,” imbuhnya.

Selama program berlangsung, suasana interaksi dan semangat belajar tampak begitu kuat. Para guru baru diberi ruang untuk menyampaikan aspirasi, berbagi pengalaman, serta mendalami nilai-nilai yang menjadi fondasi Bakti Mulya 400. Tak hanya itu, program ini juga menjadi sarana membangun solidaritas antar guru dari berbagai jenjang, memperkuat semangat satu keluarga dalam satu visi pendidikan.

Beberapa sesi yang menarik perhatian peserta antara lain pelatihan perencanaan pembelajaran berbasis kurikulum, praktik manajemen kelas inklusif, serta diskusi mendalam tentang integritas dan etika profesi guru. Selain itu, peserta juga diajak untuk mengenali lebih dalam berbagai kebijakan dan budaya kerja di lingkungan sekolah, termasuk nilai-nilai spiritualitas, tanggung jawab sosial, dan pengembangan diri berkelanjutan.

Antusiasme para peserta semakin tinggi ketika mereka menyadari bahwa program ini bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan sikap dan karakter pendidik sejati. Banyak dari mereka menyatakan bahwa program ini memberikan energi baru dan perspektif yang luas tentang bagaimana menjadi guru yang berdampak.

Baca juga : Sekolah BM 400 Peringati Hari Pendidikan Nasional 2025: Pendidikan adalah Jalan Mencerdaskan dan Memajukan Bangsa

“Saya merasa mendapatkan banyak hal yang tidak saya temukan sebelumnya. Mulai dari pemahaman nilai sekolah, filosofi pendidikan, sampai praktik langsung di kelas. Ini sangat membantu saya untuk lebih percaya diri dalam mengajar dan menjadi bagian dari komunitas BM 400,” ungkap Adi Sayono salah satu peserta dari Junior and Senior High School.

Program Induksi Guru 2025 ini sekaligus menjadi refleksi kuat bahwa Sekolah Bakti Mulya 400 Cibubur tidak hanya menyiapkan guru sebagai pelaksana kurikulum, tetapi juga sebagai pelopor transformasi pendidikan. Pendidikan yang berakar kuat pada nilai keislaman dan keindonesiaan, namun mampu melesat menjawab tantangan globalisasi dan era digital.

Dengan berakhirnya program ini pada bulan Juli, diharapkan para peserta dapat segera berperan aktif di kelas masing-masing, membawa semangat baru, wawasan yang luas, serta komitmen tinggi untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi seluruh siswa.

pendidikan nasional

Sekolah BM 400 Peringati Hari Pendidikan Nasional 2025: Pendidikan adalah Jalan Mencerdaskan dan Memajukan Bangsa

Jakarta, 2 Mei 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun 2025, Sekolah Bakti Mulya 400 menyelenggarakan refleksi pendidikan yang dipusatkan di Aula SD Bakti Mulya 400 Pondok Indah, Jakarta, pada Jumat, 2 Mei 2025. Acara ini diikuti oleh seluruh guru SD Bakti Mulya 400, serta para pimpinan sekolah dari unit-unit di Jakarta dan Bakti Mulya 400 Cibubur.

Kegiatan yang berlangsung khidmat ini dihadiri Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., Ketua Pelaksana Harian Yayasan Bakti Mulya 400 (YBKSP), yang memberikan amanat utama bertema: “Pendidikan: Mencerdaskan dan Memajukan.”

Dalam amanatnya, Dr. Sutrisno menegaskan bahwa hakikat pendidikan bukan semata-mata persoalan akademik atau administratif, melainkan sebagai proses peradaban yang membangun akhlak mulia, kepribadian luhur, dan daya pikir merdeka. Ia menggarisbawahi bahwa pendidikan adalah skala prioritas bangsa untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang kuat sebagai pilar masa depan Indonesia.

“Pendidikan harus dimaknai sebagai proses membentuk manusia seutuhnya — akalnya, hatinya, dan tindakannya. Maka dari itu, guru bukan hanya pengajar, tapi juga pembimbing moral, mentor jiwa, dan agen peradaban,” tutur Dr. Sutrisno dalam sambutannya.

Ia menambahkan bahwa di tengah dinamika zaman yang berubah cepat, guru harus menjadi agen pembelajaran yang adaptif dan reflektif, sekaligus mentor dan konselor bagi peserta didik. Hal ini menuntut guru tidak hanya menguasai kompetensi akademik, tetapi juga memiliki pemahaman pendidikan yang menyeluruh (kaffah).

Dalam pandangannya, guru ideal bukan hanya spesialis dalam satu bidang, melainkan figur utuh yang mampu mewakili nilai-nilai agama, budi pekerti, cinta tanah air, dan kesehatan jiwa-raga. Oleh sebab itu, Dr. Sutrisno menyampaikan harapannya:

“Saya berharap setiap guru Bakti Mulya 400 adalah sekaligus guru Agama, BK, PPKN, dan Olahraga. Inilah esensi pendidikan holistik — mendidik akal, membina jiwa, dan menggerakkan tubuh.”

Dalam suasana peringatan Hari Pendidikan Nasional yang mengambil semangat dari filosofi Ki Hadjar Dewantara, acara ini juga menjadi refleksi bersama bahwa pendidikan bukan milik sekolah semata, melainkan tanggung jawab kolektif semua pihak — guru, orang tua, yayasan, dan masyarakat.

Acara peringatan ini juga diisi dengan doa bersama, refleksi profesi guru, dan komitmen bersama untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang tidak hanya berorientasi pada hasil, tapi juga pada proses, karakter, dan kasih sayang.

Baca juga : Audiensi Persiapan Grand Launching Sekolah BM 400 Cibubur: Sinergi Pendidikan Karakter dan Nasionalisme bersama Lemhannas RI

Bakti Mulya 400 yang dikenal sebagai institusi pendidikan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, nasionalisme, dan pengembangan karakter, terus berkomitmen menjadikan Hari Pendidikan Nasional sebagai momentum penyalaan semangat mendidik secara lebih mendalam, berwawasan luas, dan berbasis nilai.