Sekolah BM 400 Seminarkan Literasi Bahasa Inggris dan Well-Being

Jakarta – Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 bersama Synergy Education dan McGraw Hill Education menggelar seminar pendidikan dengan tema “Digital English Learning and Well-Being”. Acara diadakan di Auditorium Ki Hajar Dewantara SMP Bakti Mulya 400, Sabtu (21/10/2023). Peserta kegiatan ini adalah pimpinan sekolah, koordinator kurikulum & guru dari berbagai sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama) dan Bilingual se-Jabodetabek.

Seminar tersebut relevan dengan upaya Sekolah Bakti Mulya 400 untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung literasi, khususnya literasi berbahasa Inggris. Selain itu, Sekolah Bakti Mulya 400 juga berusaha untuk memperhatikan well-being siswa maupun guru.

Seminar tersebut menghadirkan narasumber-narasumber yang kompeten di bidang pendidikan. Narasumber pertama adalah Hana Triana selaku wakil manager program internasional Sekolah Bakti Mulya 400. Narasumber kedua yaitu Alexander Nenes yang merupakan international educator dan sudah berpengalaman selama 25 tahun di bidang pendidikan. Narasumber ketiga yaitu Christine Hwang yang merupakan ELA/literacy curriculum consultant yang sudah berpengalaman lebih dari 10 tahun di McGraw Hill.

Acara seminar diawali dengan mengumandangkan lagu wajib nasional Indonesia Raya. Seminar dilanjutkan dengan sambutan dari Iryanto Yossa, selaku manager program internasional Sekolah Bakti Mulya 400. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan kekhawatiran mengenai kurangnya literasi di Indonesia.

Beliau menekankan, “Dalam PISA Test, Indonesia selalu mendapatkan nilai yang rendah apabila dibandingkan dengan negara lain di Asia. Hal ini harus menjadi perhatian, agar pendidikan di Indonesia dapat mengatasi permasalahan tersebut.”

Selain itu, beliau juga menyampaikan betapa pentingnya well-being atau kesejahteraan siswa maupun guru di sekolah. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara akademik, kondisi fisik, maupun kondisi mental.

Seminar dilanjutkan dengan paparan dari narasumber Hana Triana mengenai advance practice for teacher literacy. Beliau menekankan, “Literasi merupakan sebuah skill atau kompetensi yang sangat penting, bukan hanya di sekolah, namun juga di dunia,”.

Oleh sebab itu, penting bagi pendidik untuk mendorong siswanya mengembangkan literasi. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan membimbing siswa dalam mencari, mengidentifikasi, dan menganalisis informasi. Selain itu, siswa juga dapat dibimbing untuk membentuk projek guna meningkatkan kemampuan literasi.

Narasumber kedua yaitu Alexandre Nenes menyampaikan paparan mengenai well-being atau kesejahteraan di bidang pendidikan. Beliau menyampaikan betapa pentingnya lingkungan yang positif. Lingkungan positif tersebut harus dibangun oleh siswa, guru, serta administrator sekolah.

Beliau menekankan, bahwa seorang siswa menghabiskan lebih banyak waktunya di sekolah, dibandingkan bersama keluarga. Berada di sekolah selama kurang lebih delapan jam, mulai dari pukul tujuh pagi hingga tiga sore, siswa pun lebih banyak mendengarkan maupun berbicara dengan guru, alih-alih dengan orang tua mereka. Oleh sebab itu, lingkungan sekolah sangatlah penting bagi perkembangan siswa.

Guna mewujudkan budaya sekolah yang positif, dapat dilakukan upaya yaitu menerapkan sense of belonging, support programs, mentoring, inclusivity, dan social-emotional learning. Beliau juga mengemukakan mengenai praktik baik yang dapat meningkatkan kesejahteraan, yaitu dengan digital detox, work life balance, dan self care.

Baca juga : GEBYAR HUT KE 40 BM 400: BERBAKTI UNTUK PERSADA INDONESIA

Selain itu, Alexandre Nenes juga menekankan, “Positive thoughts are so powerful!”. Ketika kita memikirkan hal yang kita cintai, maka kita akan menjadi pribadi yang lebih kuat.

Narasumber ketiga yaitu Christine Hwang menyampaikan paparan mengenai Deepening Literacy Learning Through Close Reading Routine. Christine Hwang mengajak partisipan untuk berdiskusi mengenai deeper learning.

Salah satu partisipan mengemukakan, “Deeper learning adalah ketika seseorang dapat mengingat, memahami, serta mengaplikasikan pengetahuannya.”

Christine mengatakan, “Understanding is the key to go deeper.” dan untuk memahami, seseorang perlu untuk membaca dan membaca kembali. Pembelajaran merupakan proses, sehingga tidak bisa dilakukan hanya dalam satu waktu.

Beliau juga berkata, “Reading doesn’t grow in an environment where reading rarely occurs.” Oleh sebab itu, sekolah harus terus menjadi lingkungan yang mendukung siswanya untuk membaca dan mengembangkan literasi.

Acara seminar ini disambut baik oleh para peserta, sesi tanya jawab pun berlangsung interaktif dan kondusif. Kegiatan ini ditutup dengan acara foto bersama dan pemberian cindera mata kepada narasumber. Selain itu, diadakan juga lucky-draw untuk membagikan cindera mata untuk beberapa partisipan yang beruntung.

Franka Makarim Puji Penampilan SMP BM 400

Franka Makarim, Isteri Mendikburistek RI, Nadiem Makarim, memberikan pujian atas penampilan tari Woderland SMP Bakti Mulya (BM) 400. “Ini keren banget!” tulis Franka Makarim di Instagram pribadinya.

Penampilan siswa tersebut berlangsung pada kegiatan Webinar “Eksplorasi Minat Bakat di Kurikulum Merdeka, Mendampingi Anak Mewujudkan Potensi Terbaiknya” yang diselenggarakan oleh Sekretariat Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan Kemendikbudristek. Kegiatan berlangsung secara hybrid dengan lokasi luring di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta Selatan (Rabu, 30/8/2023).

Franka Makarim hadir dalam kapasitasnya sebagai Penasehat Dharma Wanita Persatuan Kemendikbudristek sekaligus pembicara utama. Dalam sambutannya Franka Makarim berharap: “Marilah kita bersama-sama memerdekakan anak-anak Indonesia dalam belajar dan berkarya untuk melahirkan generasi pelajar Pancasila yang cerdas dan berkarakter.”

Franka Makarim, Isteri Mendikburistek RI (kiri) mendapatkan penjelasan dari Rike Anwari, Kepala SMP Bakti Mulya 400 (paling kanan) tentang pembinaan keberbakatan di sekolah

Hadir untuk memberi sambutan Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan. Selanjutnya para narasumber kegiatan adalah Zulfikri (Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran), Rahmawati (Kepala Balai Pengelolaan Pengujian Pendidikan) dan Aisya Yuhanida Noor (Psikolog).

Menurut Rike Anwari, Kepala SMP Bakti Mulya 400, yang ikut mendampingi kegiatan, memberikan penjelasan bahwa: “Tarian Wonderland sendiri adalah tarian yang menampilkan keindahan bumi nusantara dengan berbagai kekayaan budaya”.

Tarian diiringi midley lagu daerah yaitu Paris Barantai (Kalimantan Selatan), Si Patokaan (Sulawesi Utara), Sarjojo (Papua), Soleram (Riau), Kampuang Nan Jauh di Mato (Sumatera Barat), Manuk Dadali (Sumatera Barat) dan Anak Kambing Saya (Nusa Tenggara Timur).

Tim Tari dan Perkusi SMP Bakti Mulya 400 bersama Franka Makarim dan Penyelenggara Acara Seminar Eksplorasi Minat Bakat di Kurikulum Merdeka

Selaian tari dan lagu, para siswa juga menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah. Adapun busana yang dipakai adalah pakaian adat dari Kalimantan , Sumatera Barat, Riau, Nangroe Aceh Darussalam, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua, Yogyakarta dan Jawa Barat.

Untuk menampilkan tari tersebut siswa giat berlatih secara mandiri, sekaligus tampil perdana pada saat HUT ke 78 RI di sekolah. Adapun sebelas nama yang tergabung dalam tim penari adalah Sasya Qaisara Putri Berina (kelas 8.2), Aliyya Khairunnisa (kelas 8.2), Cindy Marta Kusuma (kels 8.1), Kinasih Dayinta (kelas 8.1), Arretha Anditawarman (kelas 8.1), Hauraa Khairunisa Gustiyanto Putri (kelas 9.2), Armithya Wisaksono (kelas 9.2), Bianqanita Khalisa Rosman (kelas 9.1), Khalisha Rafila Sakinah Arietra (kelas 9.2), Alegra Kamidia Andyta Diredja (kelas 9.1) dan Ahsyara Misaki (kelas 9.1).

Baca juga : SEKOLAH BM 400 GELAR INAGURASI SISWA BARU SEKALIGUS HUT KE-78 RI

Selain menari, SMP Bakti Mulya 400 juga mendapat kesempatan untuk menampilkan perkusi. Adapun nama siswa yang tergabung dalam tim perkusi adalah  Sakti Aria Putra Prajasa (kelas 7.3), Raja Hatorangan Hamid (kelas 8.2),  Gilbert Obaroe Ongky (kelas 9.1), Muhammad Rayhan Az Zikra (kelas 8.1), Malik Abdul Aziz Boedhi Wiarso  (kelas 8.2), dan Kenzie Kayana Indrawan (kelas 7.2).

Menanggapi seminar tentang perlunya “Mendampingi Anak Mewujudkan Potensi Terbaiknya” tersebut, Rike Anwari menekankan bahwa: “Hal tersebut sesuai misi Sekolah Bakti Mulya 400 dimana setiap siswa dikembangkan segala potensi dirinya, tidak hanya akademik tetapi juga non akademiknya. Sehingga anak-anak bisa mencapai versi terbaik dari dirinya.”

Gathering Sekolah BM 400 : Napak Tilas Palagan Cirebon

Salah satu momentum memperingati 40 tahun kelahiran YBKSP Bakti Mulya 400, Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 menyelenggarakan gathering dengan tema Napak Tilas Palagan Cirebon. Kegiatan berlangsungdi Kuningan – Cirebon, Jawa Barat Minggu-Senin (2-3/7/2023).

Adapun peserta pada kegiatan tersebut adalah guru, karyawan dan pimpinan Sekolah Bakti Mulya 400 berjumlah 225 orang. Sebagai kehormatan, hadir pula enam Dewan Pengurus Yayasan Bakti Mulya 400, yaitu Ir. Hj. Anna Rosita Subagdja (Ketua), H.Baskara Harimukti Sukarya, CBM (Wakil Ketua), H. Mohammad Lendi Basarah, BBA (Sekretaris), Dr. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH, MH. (Wakil Sekretaris), H. Mohamad Ridwan, SE (Bendahara) dan Hj. Wahuni Kamila Handrica, SE (Wakil Bendahara).

Kegiatan gathering bertujuan mengaktualisasi semangat para pendiri sekolah melalui napak tilas perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon. Selain itu juga untuk memperkuat jalinan tali silaturahmi dengan membangun persaudaraan dan persahabatan dengan seluruh civitas akademika Sekolah BM 400.

Museum Linggarjati

Pada Minggu (2/7/23) pagi, kegiatan diawali dengan berkunjung ke Museum Linggarjati tempat berlangsungnya Perundingan Linggarjati. Pada saat Perundingan Linggarjati 10 November 1946, Sutadi Sukarya, salah satu pendiri Sekolah Bakti Mulya 400, merupakan seorang pelajar yang ikut berperan menjadi fasilitator untuk para tamu dalam kegiatan tersebut.

Pada hari yang sama di siang hari, kegiatan dilanjutkan dengan “Refleksi Napak Tilas Palagan Cirebon”. Pada kesempatan tersebut diawali dengan pembinaan oleh pimpinan yayasan.

Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., Ketua Pelaksana Harian (KPH) YBKSP Bakti Mulya 400 dalam sambutannya mengingatkan agar semua guru dan karyawan dapat meneladani para pendiri dalam hal etos kerja dan kegigihan berjuang.

“Kita semua wajib berkontribusi kepada lembaga dengan ikhtiar terbaik yang kita miliki. Dengan upaya tersebut maka kita akan mampu menjalankan lembaga pada relnya dan sampai kepada tujuan yang direncanakan”, tegas Sutrisno Muslimin.

Pada kesempatan tersebut KPH juga memberikan penghargaan kepada guru berprestasi yaitu Ayunda Primaputri (TK), Bagus Mega Jayeng Putro (SD), Edi Hermawan (SMP) dan Cahya Maula Shidiq (SMA). Selain itu juga diberikan apresiasi kepada Muhamad Rifqi Ibrahim (TK) yang akan menempuh studi lanjut Program Childhood Education di Mesa Community College, USA.

Pada kesempatan memberikan pengarahan, Ir. Hj. Anna Rosita Subagdja menyampaikan pesan bahwa kegiatan gathering ini adalah dalam rangka merevitalisasi semangat para pendiri sekolah, menjaga sekaligus meneruskan cta-cita untuk mencerdaskan semua peserta didik.

“Kegiatan ini dapat diartikan sebagai tonggak peringatan untuk para pendiri Sekolah Bakti Mulya 400 agar kita semua meneruskan estafet perjuangannya. Semangat perjuangan itu kita terapkan dalam pendidikan, untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia”, nasehat Ir. Hj. Anna Rosita Subagdja.

Keterangan foto dari kiri ke kanan: Euis Tresna, S.Pd, M.Si, Deputy KPH, Dr. H. Asep Syarifuddin Hidayat, SH, MH. (Wakil Sekretaris), Hj. Wahuni Kamila Handrica, SE (Wakil Bendahara), H.Baskara Harimukti Sukarya, CBM (Wakil Ketua), Ir. Hj. Anna Rosita Subagdja (Ketua), H. Mohammad Lendi Basarah, BBA (Sekretaris), H. Mohamad Ridwan, SE (Bendahara) dan Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si. (Ketua PH)

Pimpinan, pengisi acara dan peserta gathering Sekolah Bakti Mulya 400, 2-3 Juli 2023 di Hotel Tirtasanita Kuningan

Buku Palagan Cirebon

Setelah pengarahan dari pimpinan, acara dilanjutkan dengan bedah buku “Palagan Cirebon”. Buku Palagan Cirebon ditulis oleh Sri Pasifik dan ibu Sri Murdiningsih merupakan bagian kisah perjuangan ex Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon pada masa perang kemerdekaan 1945-1949.

Buku ini diantaranya berisi tentang kisah yang diperoleh dari catatan harian para pelaku sejarah. Terbitnya buku ini dipersemhakkan untuk menghargai perjuangan Tentara Pelajar Yon 400 Cirebon, sekaligus mengedukasi generasi penerus akan pentingnya sebuah kemerdekaan.

Pada tanggal 22 Juli 1947, Cirebon  diserang dengan keganasan oleh Tentara Belanda dari darat, laut, dan udara. Meskipun persenjataan TNI tidak memadai, Bupati Cirebon yang gagah berani, Makmoen Sumadipradja, dengan tegas menolak bekerja sama dengan penjajah. Meskipun tantangan begitu berat, Cirebon tetap menjadi benteng yang tak tergoyahkan.

Cirebon, kota yang menjadi saksi perjuangan yang gagah berani, mempertahankan kehormatan dan martabatnya. Ia adalah contoh nyata bahwa semangat pahlawan tidak akan padam, dan bahwa keteguhan jiwa akan selalu menghadirkan kemenangan dalam kegelapan tergelap sekalipun.

Ir. Hj. Anna Rosita Subagdja (tengah) dan penulis buku Palagan Cirebon: Sri Pasifik (kanan) dan Sri Murdiningsih (kiri)

Tampilan Kreasi

Acara gathering pada malam hari diisi dengan kreativitas tampilan guru masing-masing unit. Tampilan secara berurutan dari unit SMP, SMA, SD dan TK. Semua tampilan merefleksikan makna perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam bentuk sosiodrama, tari dan musik.

Unit SMP, SMA dan SD menampilkan sosiodrama dengan latar belakang perjuangan keluarga prajurit Cirebon dalam menghadapi agresi Belanda. Dengan kreativitas masig-masing, para guru memerankan tokoh sesuai alur perjuangan yang mengambil inspirasi dari buku “Palagan Cirebon”.

Sedangkan unit TK menampilkan tari kolosal melibatkan semua guru dengan mengusung tema kekayaan budaya nusantara.

Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penilaian untuk tampilan terbaik. Dewan juri, yang terdiri dari Dewan Pengurus dan Ketua Pelaksana Harian, menetapkan tampilan terbaik adalah unit SD Bakti Mulya 400.

Tampilan Daycare-KB-TK Bakti Mulya 400
Tampilan SD Bakti Mulya 400
Tampilan SMP Bakti Mulya 400
Tampilan SMA Bakti Mulya 400

Team Building

Tak kalah seru di hari kedua dilangsungkan team building dalam bentuk game kelompok yang dinamis.

Jenis-jenis permainan team building yang dilakukan secara sistematis menekankan empat permainan yaitu permainan kolaboratif, permainan komunikasi, permainan problem solving dan permainan kepercayaan.

Dengan demikian diharapkan semua guru dan karyawan dapat memperkuat ikatan tim, meningkatkan keterampilan komunikasi, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, dan membangun kepercayaan di antara karyawan.

Pada akhirnya semua manfaat ini berkontribusi pada peningkatan produktivitas kerja di Sekolah Bakti Mulya 400.

Game 1 team building Sekolah Bakti Mulya 400 – Tirtasanita
Game 2 team building Sekolah Bakti Mulya 400 – Tirtasanita
Game 3 team building Sekolah Bakti Mulya 400 – Tirtasanita
Game 4 team building Sekolah Bakti Mulya 400 – Tirtasanita

Menyusuri Jejak Pendiri Sekolah, Merawat Semangat Pantang Menyerah

Sekolah Bakti Mulya 400 bukan hanya sebuah institusi pendidikan. Ia adalah tonggak sejarah yang meneguhkan komitmen untuk mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi mendatang. Dalam perayaan 40 tahun kelahirannya, seluruh warga sekolah mengenang perjalanan yang telah terlewati, dan bersama-sama berkomitmen untuk melanjutkan tongkat estafet perjuangan.

Pada peringatan tersebut adalah waktu yang tepat untuk mengenang kembali para pendiri yang telah berpulang. Tempat peristirahatan terakhir para pendiri terhormat tersebar di empat lokasi yang berbeda. Di Taman Makam Tanahkusir, Taman Makam Pahlawan Kalibata, Taman Makam San Diego Hills (San Diego Hills Memorial Park) di Karawang Barat, dan Taman Makam Kemlaten Cirebon, mereka bersemayam dengan penuh ketenangan. Setiap kunjungan ke tempat suci ini adalah penghormatan bagi keabadian mereka dan pengingat akan dedikasi mereka dalam membangun lembaga pendidikan ini.

Kegiatan tersebut diawali dengan ziarah ke Taman Makam Tanahkusir dan Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta yang dilaksanakan pada hari Selasa (27/06/23). Berikutnya ziarah dilanjutkan ke Taman Makam San Diogo Hill di Karawang Barat dan Taman Makam Kemlaten Cirebon dilaksanakan hari Sabtu (1/07/23).

Para pendiri sekolah yang dimakamkan di Tanah Kusir adalah almarhum Prof Ir H. Ismail Sofyan da Drs. H. Sukrisman.

Para pendiri yang dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata adalah almarhum Salamun Alfian Tjakradiwirja, Marsekal TNI Muhamad Saleh Basarah dan Prof. Dr. A. Hamid S. Attamimi, SH.

Para pendiri yang dimakamkan di San Diego Hill adalah almarhum Bapak Sudwikatmono, Sutadi Sukarya dan Ibrahim Risjad.

Para pendiri yang dimakamkan di Kemlaten adalah almarhum Bapak H. Subagdja Prawata dan Drs. H. Budiman Kusika Prawata. Dalam kegiatan ziarah tersebut diikuti oleh seluruh Dewan Pengurus YBKSP Bakti Mulya 400, pimpinan Pelaksana Harian dan Pimpinan Sekolah Bakti Mulya 400.

Baca juga : Jejak Para Pendiri, Ilham untuk Generasi Masa Kini

Ziarah almarhum Salamun Alfian Tjakradiwirja, Marsekal TNI Muhamad Saleh Basarah dan Prof. Dr. A. Hamid S. Attamimi, SH di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Ziarah almarhum Prof Ir H. Ismail Sofyan da Drs. H. Sukrisman di Taman Makam Tanah Kusir, Jakarta (Selasa, 27/06/2023)
Ziarah almarhum Bapak Sutadi Sukarya, Sudwikatmono dan Ibrahim Risjad di Taman Makam San Diego Hill, Karawang
Ziarah almarhum Bapak H. Subagdja Prawata dan Drs. H. Budiman Kusika Prawata di Taman Makam Kemlaten, Cirebon

Sekolah BM 400 Gelar Welcoming Students and Parents untuk Sambut Siswa Baru

JAKARTA – Menyambut tahun ajaran 2023/2024, Sekolah Bakti Mulya (BM) 400, unit SMP dan SMA menyelenggarakan acara welcoming students and parents dengan tema School-Community Learning Partnerships: Essential to Expand Learning Success Sabtu (8/7/2023). Kegiatan serupa juga dilaksanakan di unit SD pada hari Kamis (6/7/2023), di unit TK pada hari Jumat (7/7/2023).

Kegiatan yang berlagsung di SMP dan SMA, dihadiri 80 siswa baru jenjang SMP dan 115 siswa baru jenjang SMA, beserta para orang tua dan wali siswa. Diantara siswa tersebut, selain memilih program sekolah full day, ada juga yang memilih program berasrama (boarding). Siswa yang memilih program berasrama umumnya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Dalam sambutannya, Euis Tresna, MSi, Deputy Ketua Pelasana Harian (KPH) Yayasan Bakti Mulya 400 mengungkapkan rasa bangga karena banyak orang tua yang mempercayakan pendidikan putra dan putri mereka di Sekolah BM 400.

“Menambah kebanggaan kami atas kepercayaan Ibu dan Bapak memilih sekolah Bakti Mulya 400 sebagai sekolah pilihan ananda,” ujarnya.

Masih dalam sambutannya, Euis mengungkapkan program sekolah di SMP dan SMA BM 400 tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga fokus pada aspek yang nantinya dapat membantu proses tumbuh kembang siswa.

“SMP dan SMA BM 400 menghadirkan program pendidikan yang lebih holistik, tidak semata-mata fokus pada aspek akademik, namun juga pada aspek sosial, emosi, spiritual, estetika, dan fisik,” kata Euis.

“Aspek-aspek tadi menjadi fokus kami dalam proses pendidikan sehingga anak-anak dapat bertumbuh kembang secara alami sesuai usianya,” sambungnya.

Kemudian, Euis mengungkapkan, sekolah BM 400 melakukan berbagai pendekatan dalam menerima siswa baru.

Menurutnya, sejak awal proses pendaftaran dan seleksi, sekolah BM 400 berusaha untuk mengenali anak-anak secara lebih mendalam.

“Sejak awal kami menerima siswa baru, baik pada saat proses mendaftar maupun seleksi, kami berusaha untuk mengenali anak-anak,” ujarnya,

Baca juga : Napak Tilas Palagan Cirebon: Tokoh Pendiri Sekolah Bakti Mulya 400

“Baik itu melalui proses psikotest, maupun proses wawancara terhadap anak-anak dan orang tua, yang kami himpun menjadi satu database sebagai bekal bagi para pendidik maupun penyusun program,” tuturnya.

Acara welcoming students and parents dilanjutkan dengan sesi pemaparan program sekolah oleh masing-masing kepala SMP dan SMA BM 400 kepada orang tua siswa.

Sementara, siswa baru SMP kelas 7 dan SMA kelas 10 secara terpisah mengikuti sesi pemaparan foundation program yang merupakan salah satu upaya pengenalan lingkungan sekolah BM 400.

Dalam sesi tersebut, mereka didampingi tim OSIS SMP dan SMA, serta para guru bidang kesiswaan.

Jejak Para Pendiri, Ilham untuk Generasi Masa Kini

Dibalik berdirinya Sekolah Bakti Mulya 400 terdapat kisah tentang pentingnya kerjasama. Kerjasama tersebut menjadi semangat yang tertanam dalam sanubari para pendiri sekolah tersebut. Latar belakang mereka adalah dua yayasan, yaitu Ikatan Keluarga Batalyon 400 (IKEL 400) dan Yayasan Pondok Mulya.

Para pendiri tersebut memutuskan untuk membentuk yayasan baru yang mewakili semangat kerja sama dalam bidang pendidikan, yang diberi nama Yayasan Badan Kerja Sama Pendidikan (YBKSP) Bakti Mulya 400. Tepat pada tanggal 30 September 1983, yayasan ini resmi berdiri sebagai pijakan untuk menciptakan sekolah yang bernafaskan keislaman dan kebangsaan.

Saat ini, keberadaan YBKSP Bakti Mulya 400 telah berlangsung 40 tahun, karena itu kita patut mengenang kembali para tokoh pendiri yang telah tiada, namun meninggalkan jejak perjuangan yang tak terlupakan.

Saat kita memperingati momen bersejarah ini, mari kita tenggelam dalam pemikiran mereka yang penuh pengabdian dan semangat. Mereka adalah pahlawan pendidikan yang telah memberikan bekal berharga bagi generasi penerus. Dengan menyusuri jejak perjuangan mereka, kita akan terus diilhami untuk meneruskan tongkat estafet ini, membawa semangat nasionalisme, keimanan, dan kerja sama ke generasi masa depan.

Mereka kini beristirahat di empat tempat peristirahatan terakhir yang berbeda, tetapi semangat mereka tetap hidup dalam sanubari kita.

Baca juga : VISION, MISSION, VALUE

Diantara tempat peristirahatan mereka adalah Taman Makam Tanah Kusir, Taman Makam Pahlawan Kalibata, Taman Makam San Diego Hills (San Diego Hills Memorial Park) di Karawang Barat, dan Taman Makam Kemlaten Cirebon.

Taman Makam Tanah Kusir

Para pendiri sekolah yang dimakamkan di Tanah Kusir adalah almarhum Prof Ir H. Ismail Sofyan da Drs. H. Sukrisman.

Taman Makam Pahlawan Kalibata

Para pendiri yang dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata adalah almarhum Salamun Alfian Tjakradiwirja, Marsekal TNI Muhamad Saleh Basarah dan Prof. Dr. A. Hamid S. Attamimi, SH.

Taman Makam San Diego Hills

Para pendiri yang dimakamkan di San Diego Hill adalah almarhum Bapak Sudwikatmono, Sutadi Sukarya dan Ibrahim Risjad.

Taman Makam Kemlaten

Para pendiri yang dimakamkan di Kemlaten adalah almarhum Bapak H. Subagdja Prawata dan Drs. H. Budiman Kusika Prawata. Untuk mengenal tokoh-tokoh tersebut berikut sedikit informasinya.


H Ismail Sofyan (1930-2020. Pengusaha papan atas Indonesia, mendirikan perusahaan Metropolitan Development berjasa membuat desain sekaligus membangun kembali Masjid Syeikh Abdurrauf Blang Oi Banda Aceh pasca tsunami dan merancang bangun Masjid Raya Pondok Indah Jakarta.


Salamun Alfian Tjakradiwirja (lahir 1927). Tokoh perpajakan di Kementerian Keuangan. Beliau menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak Departemen Keuangan sejak tahun 1980-1988.


Marsekal TNI (Purn.) Mohamad Saleh Basarah Suradiningrat (1928 –2010) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Udara dari 28 Maret 1973 hingga 4 Juni 1977. Pendidikan yang pernah dienyam antara lain, Sekolah Penerbang, AS (1951), Sekolah Ilmu Siasat Angkatan Udara (1952), Kursus Instruktur Militer (1953), Sekolah Penerbang Lanjutan (1957), Kursus Staf Pertama (1962), Kursus Manajemen UI (1963), dan Seskoau (1965)


Prof. Dr. A. Hamid S. Attamimi, S.H. (1928-1994) dikenal sebagai Bapak Perundang-Undangan Indonesia yang lahir di Panjunan (Kawasan pemukiman keturunan Arab) di Cirebon tahun 1928. Dosen dalam Bidang Studi Hukum Administrasi Negara Fakuktas Hukum Universitas Indonesia. Pernah menjabat Wakil Sekretaris Kabinet Republik Indonesia untuk periode 1983 – 1993.


Sudwikatmono (1934 –2011) adalah pengusaha Indonesia. Sudwikatmono merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan M Ng. Rawi Prawirodihardjo dan Sugiem yang merupakan paman dan bibi dari Presiden Soeharto.


Sutadi Sukarya (1928-2022), Tentara Pelajar Indonesia pada Perang Gerilya I dan II. Pernah menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak (1970-1980). Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) periode 1981-1984. Duta Besar RI untuk Denmark (1984-1989).


Ibrahim Risjad (1934-2012). Awalnya hanya seorang tukang jahit biasa di Aceh Timur berkat kegigihannya sampai menjadi orang terkaya urutan keempat di Indonesia versi Forbes. Setelah lulus pada 1954, Risjad melanjutkan karier sebagai pegawai swasta.sepuluh tahun kemudian, Risjad bergabung di CV Waringin yaitu perusahaannya Sudono Salim. Dari sanalah kesuksesannya di mulai, ia diangkat menjadi direktur dan selanjutnya menjadi pengusaha yang sukses.


H.Subagdja Prawata (1027–2011). Pejuang Kemerdekaan, pengusaha sukses asal Cirebon dan Ketua Dewan Pembina Masjid Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan. Pak Bagdja tergolong salah satu pengusaha Muslim yang sukses. Juga penyusun buku: Pedoman Hidup Menjadi Muslim Mulia, Panduan Shalat Menurut Sunnah Rasullulah SAW dan Shalat & Dzikir Sehari-hari Sepanjang Tahun.


Budiman Kusika (1935-2017). Pernah menjadi PNS di Pemda DKI semasa Gubernur Ali Sadikin, kemudian terjun sebagai usahawan yang membangun properti di berbagai daerah utuk menciptakan lapangan kerja. Beliau adalah Presiden Komisaris Grage Group.

Sekolah BM 400 Semarakkan Idul Kurban di Perkampungan Bogor

Untuk memeratakan daging kurban sampai ke pelosok wilayah perkampungan, Sekolah Bakti Mulya (BM) 400 melaksanakan kegiatan kurban di Kp. Cilambur, Desa Leuwi Batu, Kec. Rumpin, Kabupaten Bogor pada hari Jumat (30/6/23).

Kegiatan perayaan Hari Raya Idul Adha 1444 H dilakukan oleh Sekolah BM 400 bekerjasama dengan Pondok Pesantren Riyadul Alfiah yang terdapat di desa tersebut.

Hewan kurban yang berjumlah dua ekor sapi dan 10 ekor kambing merupakan hasil dari tabungan siswa sebelum Idul Adha 1444 H.

Hadir pada kesempatan tersebut Deputy Ketua Pelaksana Harian Sekolah BM 400, Euis Tresna, M.Si. Manager Kesiswaan dan Agama Islam, Diana, S.Pd., Manager Boarding School, Yoyok Sugiarto, M.Pd., guru-guru Agama Islam dan siswa perwakilan dari SMP dan SMA Bakti Mulya 400.

Dalam sambutannya, Euis Tresna menyampaikan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan pendidikan kepada peserta didik sekolah Bakti Mulya 400 agar memiliki empati, berbagi sekaligus bergotong royong.

“Kegiatan berkuran merupakan cara berbagi yang disyariatkan Agama Islam, karena itu semua siswa hendaknya mampu mendistribusikan empati dan kepedulian kepada masyarakat yang lebih luas, untuk tahun ini kita langsungkan di tempat ini. Boleh jadi pada masa mendatang kita langsungkan di tempat-tempat lain yang memerlukan”, tandas Euis Tresna.

Kegiatan berlangsung lancar dimulai pukul 07.00 sampai pukul 11.30 WIB. Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh Maira kelas kelas XI-SKS dan Hans kelas X-4 Cambridge. Selanjutnya acara sambutan atas nama tuan rumah dari pimpinan ponpes Riyadul Alfiah dilanjutkan penyerahan secara simbolis hewan qurban oleh Yoyok Sugiarto, M.Pd.

Baca juga : Sekolah BM 400 Merancang Pembelajaran Kolaboratif

Selanjutnya, pemotongan hewan qurban disaksikan seluruh santri, seluruh siswa sekolah Bakti Mulya 400, dan masyarakat. Semua kepala RT dan RW Rumpin Bogor juga hadir dalam kegiatan ini.

Acara berlangsung dengan lancar ditandai dengan pembagian daging kurban kepada masyarakat sekitar.

Sekolah BM 400: Merancang Pembelajaran Kolaboratif

Jakarta – Menyambut tahun ajaran baru 2023/2024, sekolah Bakti Mulya 400 mengadakan kegiatan rapat kerja dengan tema ‘Collaborative Planning Process for Learning and Teaching Supporting Agency’ pada 19 – 23 Juni 2023.

Pembukaan rapat kerja diadakan di gedung auditorium Ki Hajar Dewantara, SMP BM 400, Pondok Pinang, Jakarta Selatan dan diikuti oleh 140 guru dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA.

Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Harian (KPH) Sekolah BM 400, Dr. Sutrisno Muslimin berpesan kepada seluruh civitas akademika Sekolah BM 400 untuk terus berinovasi dalam menghadapi tantangan.

“Ketika kita tidak lagi kreatif, tidak lagi proaktif, maka kita akan ditinggal oleh pasar dan tidak menjadi sekolah pilihan,” ungkap Dr. Sutrisno.

“Oleh sebab itu kita harus terus melakukan inovasi, perubahan-perubahan dalam rangka agar kita bisa memenangkan kompetisi itu,” sambungnya.

Dirinya menambahkan, setiap jenjang pendidikan di Sekolah BM 400 mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA harus melakukan perubahan yang bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan sekolah.

“Lakukan perubahan yang penting, yang signifikan dan jangan takut untuk melakukan perubahan, karena perubahan itu adalah hal yang pasti,” kata Dr. Sutrisno.

“Di unit-unit itu tolong dibuka ruang kreativitas, ruang diskusi, ruang dialog agar di situ terjadi komunitas pembelajar,” ujarnya.

Selain itu, Dr. Sutrisno juga berharap sekolah BM 400 bisa turut berkontribusi terhadap dunia pendidikan di Indonesia melalui sikap proaktif dari seluruh civitas akademika yang memiliki pola pikir bertumbuh (growth mindset).

“Karena saya mau kita ikut mewarnai pendidikan. Jadi kalau orang bicara soal sekolah, maka kiblatnya adalah Bakti Mulya 400,” ungkapnya.

“Syaratnya adalah kita semua yang ada di sini itu aktif untuk kemudian berkontribusi memperbaiki sekolah ini. Tapi hal itu harus dilakukan oleh orang-orang yang terus tumbuh, orang-orang yang growth mindset,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Euis Tresna, S.Pd., M.Si., Deputi Ketua Pelaksana Harian (KPH) turut mengungkapkan Sekolah BM 400 harus mampu menjawab tantangan dan kebutuhan dari para siswa dan orang tua.

Baca juga : Angkatan ke-38 TK Bakti Mulya 400: Embracing the Next Milestone

“Kita tahu anak-anak itu beragam kebutuhannya, beragam karakternya. Maka dari itu, kita harus memberikan pendidikan yang tetap dipilih oleh orang tua, sesuai dengan kebutuhan anak-anaknya,” ungkap Euis.

Dirinya menambahkan, sejalan dengan penerapan kurikulum merdeka belajar, Sekolah BM 400 juga harus memastikan proses pembelajaran di sekolah sejalan dengan kebutuhan siswa.

“Kita tentu saja harus menciptakan bagaimana kurikulum atau proses pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan anak-anak,” pungkasnya.

Rangkaian rapat kerjadi hari pertama dilanjutkan dengan kegiatan praktek analisis Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Acuan Tujuan Pembelajaran (ATP) yang disampaikan oleh Hana Triana, M.Pd.

Kemudian, rapat kerjadilanjutkan dengan kegiatan penyusunan Ketercapaian Tujuan Pembelaran (KKTP) oleh para peserta secara berkelompok dan kegiatan Penyusunan Modul Ajar.

Kegiatan rapat kerjaini bertujuan untuk membangun kolaborasi guru dalam melakukan perencanaan pembelajaran dan asesmen, meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam penyusunan program kurikulum yang efektif, serta mengembangkan pengalaman belajar sesuai dengan nilai-nilai belajar Bakti Mulya 400.

Angkatan ke-38 TK Bakti Mulya 400: Embracing the Next Milestone

JAKARTA – Wisuda angkatan ke-38 KB-TK Bakti Mulya 400 yang mengangkat tema ‘Embracing the Next Milestone’ digelar pada Sabtu (16/6) di gedung Auditorium Ki Hajar Dewantara, SMP Bakti Mulya 400, Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Sejumlah 77 wisudawan KB-TK BM 400 yang terdiri dari 40 siswa laki-laki dan 37 siswa perempuan, didampingi oleh orang tua masing-masing, terlihat antusias mengikuti rangkaian acara wisuda.

Deputi Ketua Pelaksana Harian (KPH) Sekolah BM 400, Euis Tresna, S.Pd., M.Si yang hadir dalam acara wisuda mengapresiasi para orang tua TK B yang telah memilih menyekolahkan anak-anaknya di masa pandemi Covid-19 dua tahun lalu.

“Kami ucapkan apresiasi karena pada masa Covid, orang tua menahan untuk mendaftarkan anak-anaknya di TK, tetapi Bapak Ibu tetap memilih mendaftarkan anak-anaknya bersekolah,” ujar Euis Tresna, S.Pd., M.Si.

Dirinya menambahkan, anak-anak bisa dianalogikan sebagai sebuah biji, di dalamnya terdapat benih yang merupakan lanjutan dari faktor-faktor hereditas yang diturunkan oleh orang tua, serta harus terus dikembangkan.

 “Faktor-faktor hereditas inilah yang perlu kita tumbuh kembangkan dengan memberikan suasana lingkungan yang kondusif, nutrisi yang optimal, dan pembimbingan,” ungkapnya.

“Sehingga, apa yang dianugerahkan Allah SWT sebagai amanah kepada orang tua, benar-benar kita jaga sebagai amanah yang mulia,” sambungnya.

Masih dalam sambutan Deputi KPH Sekolah BM 400, unit KB-TK pada tahun ajaran 2022/2023 berupaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, salah satunya dengan menerapkan kurikulum internasional, yakni International Early Years Curriculum (IEYC).

“Pada tahun ajaran 2022/2023, kami telah meningkatkan kualitas pendidikan dengan menstandarisasi program pendidikan KB-TK kami dengan standar internasional,” ujar Euis.

“Atas dukungan seluruh Bapak Ibu, kami InsyaAllah akan konsisten untuk meneruskan dan melanjutkan inovasi, didampingi para guru yang kami rekrut dengan kualitas sesuai yang dibutuhkan,” tutupnya.

Kepala KB-TK BM 400, Ina Lestari, S.Pd mengungkapkan KB-TK BM 400 telah berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan pendidikan terbaik bagi siswa yang sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan anak usia dini nasional, wawasan internasional, dan nilai-nilai di Sekolah BM 400.

Dirinya berharap pendidikan yang telah diberikan oleh KB-TK BM 400 dapat terus diterapkan oleh siswa-siswi di masa mendatang.

“Pendidikan yang telah kami berikan kepada ananda berupa pendidikan akhlak yang baik dan karakter mulia, pendidikan agama dan pembiasaan ibadah maupun pengetahuan dapat diterapkan di manapun ananda berada,” ungkapnya.

Selain itu, dirinya juga berpesan kepada para orang tua untuk terus berkomitmen dalam membimbing anak-anak ketika memasuki jenjang pendidikan berikutnya.

“Kami harap agar orang tua senantiasa membimbing dan mengarahkan ananda serta bekerja sama dengan pihak sekolah di tingkat berikutnya,” pesan Ina.

Baca juga : Prosesi Wisuda Sekolah BM 400: ‘Ready for New Chapter in Our Life’

“Agar ananda terus berusaha, belajar, dan memupuk penerapan nilai agama islam dan akhlak mulia, sehingga ananda InsyaAllah kelak dapat menjadi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang,” sambungnya.

Perwakilan orang tua siswa TK B, Thomas Yudistira Nawilis turut memberikan sambutan dalam acara wisuda KB-TK BM 400 angkatan ke-38.

“Saya sebagai orang tua, bahagia sekali dan bangga melihat anak-anak yang sudah lulus & akan masuk SD sebentar lagi,” ungkapnya.

Dirinya menambahkan, di masa pandemi, anak-anak menghadapi tantangan besar karena lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, sehingga membatasi mereka untuk bersosialisasi dan berinteraksi.

Namun, dirinya senang karena akhirnya anak-anak bisa kembali bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak dari Sekolah Bakti Mulya 400.

“Saya senang sekali karena anak saya dan pasti anak-anak lainnya juga pasti happy karena bisa dapat teman baru, lingkungan baru, bisa belajar berkomunikasi, belajar bersosialisasi,” ujar Thomas.

“Yang pasti (anak-anak) mendapat bimbingan yang lebih baik, lebih proper dari sekolah BM 400, dan mudah-mudahan menjadi anak yang berguna untuk masa depan dan sukses,” pungkasnya.

Pengalungan medali kepada setiap wisudawan menjadi puncak acara wisuda KB-TK BM 400 angkatan ke-38 kali ini.

Selanjutnya, rangkaian acara diisi dengan pembacaan puisi, doa penutup dan pertunjukan dari para siswa TK B Bakti Mulya 400.

Prosesi Wisuda Sekolah BM 400: ‘Ready for New Chapter in Our Life’

Para lulusan SMP dan SMA BM 400 diharapkan mampu menghadapi tantangan di masa depan.

JAKARTA – SMP dan SMA Bakti Mulya 400 berkolaborasi menggelar acara wisuda angkatan ke-36 (SMP) dan angakatan ke-22 (SMA) dengan tema ‘Ready for New Chapter in Our Life’ pada Sabtu (10/6/2023).

Dilaksanakan di gedung Auditorium Ki Hajar Dewantara SMP BM 400, Jakarta Selatan, sebanyak 44 wisudawan SMP dan 70 wisudawan SMA hadir dengan didampingi oleh orang tua masing-masing.

Kepala SMP Bakti Mulya 400, Rike Anwari Fuady, M.Si. menyampaikan SMP BM 400 mengutamakan pembentukan karakter yang kuat dalam bingkai agama Islam.

“Selama tiga tahun ini, kami telah menanamkan kebiasaan baikdalam agama Islam dalam setiap aspek kehidupan sekolah,” ungkap Rike.

“Kami mengajarkan kepada siswa-siswi kami tentang nilai-nilai keagamaan, etika, dan moralitas yang menjadi dasar bagi sikap dan tindakan mereka,” sambungnya.

Selain itu, dirinya juga berharap lulusan SMP Bakti Mulya 400 mampu menorehkan prestasi di kancah internasional.

“Kami ingin melihat kalian menjadi generasi yang berdaya saing global, mampu bersaing di kancah internasional, dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang perkembangan dunia,” tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Diana, S.Pd. selaku Kepala SMA Bakti Mulya 400 mengungkapkan lulusan SMA BM 400 angkatan ke-22 ini memiliki semangat belajar yang tinggi kendati belajar di tengah pandemi Covid-19 dua tahun lalu.

“Para siswa SMA Bakti Mulya 400, telah menunjukkan ketangguhan, keuletan, dan semangat juang yang luar biasa,” ujar Diana.

“Kalian telah menunjukkan kecerdasan, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa,” sambungnya.

Dirinya menambahkan angkatan ke-22 SMA BM 400 juga berhasil meraih berbagai prestasi dalam berbagai bidang.

“Pencapaian tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam kegiatan lainnya seperti studentpreneur, kepemimpinan, dan pengembangan agama Islam,” pungkasnya.

Prosesi wisuda dilanjutkan dengan pemberian sambutan dari Keilla Thalita Alea sebagai perwakilan wisudawan SMA dan Elora Khiar Nareswari dari perwakilan wisudawan SMP.

Keilla berpesan kepada para wisudawan untuk terus mengejar mimpi dan menjadi pemimpin di masa depan.

“Jangan sia-siakan pertarungan yang sudah kita menangkan ini, karena saya yakin kita semua adalah pemimpin masa depan,” ujar Keilla.

“Semoga kita semua menjadi orang yang berani meraih mimpi dan tak terhentikan oleh berbagai batasan,” pungkasnya.

Kemudian, Elora dalam sambutan yang disampaikan dalam bahasa Inggris mengungkapkan sekolah Bakti Mulya 400 memberikan banyak hal positif bagi dirinya dan teman-teman.

“Sekolah ini menjadi tempat di mana kehadiran kita selalu ditunggu oleh guru kita, keberadaan kita dihargai, dan suara kita diapresiasi dan iman kita pada Islam dijaga dengan baik oleh guru-guru di Bakti Mulya 400,” ungkap Elora.

Selaras dengan tema ‘Ready for New Chapter in Our Life’, Ketua Pelaksana Harian (KPH) Sekolah Bakti Mulya 400, Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si. mengungkapkan lima hal kepada lulusan sekolah BM 400 untuk bisa mencapai kesuksesan.

Kelima hal tersebut adalah belajar terus menerus, kerja keras, muliakan orang tua, hindari overthinking, dan banyak berdoa.

Dr. Sutrisno dalam sambutannya juga menyampaikan ungkapan terima kasih kepada orang tua yang telah mempercayakan pendidikan anak-anak mereka di Sekolah BM 400.

“Saya ucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah mempercayakan sekolah ini,” ujar Dr. Sutrisno.

“Yakinlah bahwa sekolah ini akan terus menerus mengalami perbaikan. Yakinlah bahwa sekolah ini adalah tempat yang terbaik untuk pendidikan bagi anak-anak yang terbaik,” tutupnya.

Pada akhir sesi, staff ahli Kemenpora bidang kepemudaan dan diaspora, Hamdan Hamedan, MA. turut hadir dalam prosesi wisuda sekolah BM 400 kali ini.

Baca juga : Prof. Fasli Jalal: Sutrisno Muslimin, Guru Merdeka Membangun Bangsa

Dirinya memberikan orasi ilmiah kepada para wisudawan mengenai tiga fondasi yang harus dibangun untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Ketiga fondasi tersebut adalah complex problem solving, people skills, dan self-management.

Pada fondasi pertama, yaitu complex problem solving, guru perlu melatih high-order thinking skills siswa agar mereka bisa memiliki kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan solusi.

“Di masa depan, masalah akan tetap ada, dan solusi alternatif dan inovatif perlu diciptakan,” ungkap Hamdan.

Kemudian, people skills juga menjadi salah satu fondasi yang dibutuhkan oleh siswa agar bisa memiliki kemampuan berkolaborasi.

“Bagaimana kita bisa menjadi good team player dan good team leader. Yang terpenting kolaborasi, tanpa kolaborasi, kita sulit menciptakan inovasi,” sambungnya.

Terakhir, Hamdan mengungkapkan, saat ini setiap orang sangat bergantung pada gawai. Sehingga, memiliki kemampuan self-management yang baik sangat diperlukan oleh siswa.

“Kita hidup di dalam very distracted world. Kemampua untuk tetap fokus menjadi sangat berharga. Self- management mencegah self-sabotage,” pungkasnya.