News Details

Membingkai Optimisme Sekolah Masa Depan

Catatan dari Kunjungan Studi Tiru Sekolah Dian Didaktika ke BM 400 Cibubur

Cibubur, 27 Mei 2025 — Di pagi yang bersahabat itu, halaman Sekolah BM 400 Cibubur dipenuhi sapaan ramah dan jabat tangan hangat. Rombongan dari Sekolah Dian Didaktika—mulai dari kepala unit TK, SD, SMP, hingga SMA—tiba dengan misi yang sederhana tapi penting: menyerap semangat dan praktik baik penerapan kurikulum internasional di sekolah nasional yang baru diresmikan, namun sudah mencuri perhatian.

Acara dibuka pukul 09.00 WIB oleh Wulan Yulian sebagai pembawa acara. Dalam sapaan pembukanya, ia menekankan pentingnya momen ini sebagai ruang saling belajar antarsekolah. Tak lama, Deputy Ketua Pelaksana Harian (KPH) Yayasan Bakti Mulya 400, Hadi Suwarno, MPd., menyambut para tamu dengan penuh apresiasi.

“Kami merasa terhormat. Kehadiran Dian Didaktika menandakan bahwa dunia pendidikan kita sedang bergerak ke arah yang sama—kolaboratif dan terbuka,” ujarnya.

Dari Depok ke Cibubur, Menyambung Misi Pendidikan
Sambutan kemudian diberikan oleh Drs. Ahmat Toha, MM., Direktur Pendidikan Dian Didaktika. Dengan suara tenang tapi berisi, ia menyampaikan latar belakang kunjungan: menggali pengalaman BM 400 dalam mengadopsi kurikulum internasional, serta menyelami bagaimana praktik global bisa berpadu dengan konteks lokal.

“Sekolah adalah ruang dinamis. Kita harus terus belajar agar tidak hanya bertahan, tapi juga relevan. Dan BM 400 Cibubur menjadi salah satu cermin yang ingin kami pelajari,” katanya.

Ahmat Toha menekankan pentingnya dialog lintas institusi untuk menghindari isolasi praktik, yang kerap membuat sekolah terjebak dalam rutinitas tanpa refleksi.

Optimisme sebagai Fondasi
Tepat pukul 09.30 WIB, giliran Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., Ketua Pelaksana Harian Yayasan BM 400, menyampaikan paparan. Dalam gaya tutur khas pendidik senior, ia menyampaikan gagasan yang menjadi napas sekolah ini: membangun sekolah dimulai dari membangun persepsi.

“Kita harus mulai dari rasa percaya, bahwa sekolah Indonesia bisa unggul secara global. Optimisme itu bukan retorika, tapi cara pandang,” ujarnya tegas.

Sutrisno menambahkan, penerapan kurikulum internasional bukan tentang sertifikasi semata, melainkan pergeseran pola pikir. “Kita tidak menjiplak. Kita menciptakan lingkungan pembelajaran yang membangun keberanian berpikir global, tanpa kehilangan jati diri.”

Ia menyinggung peran penting guru, desain ruang belajar, hingga budaya sekolah sebagai elemen tak terpisahkan dalam membentuk ekosistem internasional yang organik.

Dari Kelas ke Kolaborasi
Setelah sesi sambutan, pukul 10.00 WIB, para kepala sekolah dari BM 400 membagikan pengalaman dalam sesi sharing.

Kepala TK SD BM 400 Cibubur, Hana Triana, M.Ed. menyampaikan paparan tentang kurikulum International Baccalaureate (IB). Sedangkan kepala SMP SMA BM 400 Cibubur, Iryanto Yosa, M.SI.  memaparkan tahapan implementasi kurikulum internasional berbasis Cambridge, mulai dari penyesuaian strategi mengajar, pelatihan guru, hingga penguatan karakter peserta didik.

“Kurikulum ini kami terapkan secara bertahap. Fokusnya bukan hanya pada materi, tapi pada cara berpikir anak. Kami ingin mereka menjadi pemecah masalah, bukan sekadar penghafal,” ujar Iryanto Yosa.

Diskusi menjadi hidup ketika peserta dari Dian Didaktika mulai menyampaikan pertanyaan dan refleksi. Dari tantangan literasi digital, kesiapan guru, hingga bagaimana menjaga nilai-nilai lokal tetap relevan di tengah standar internasional.

Pukul 10.30 WIB, rombongan diajak berkeliling sekolah. Lokasi pertama adalah ruang kelas yang sudah dilengkapi perangkat belajar digital dengan interactive flat panel (IFL). Para tamu juga menyaksikan pemanfaatan ruang STEAM, studio bahasa, auditorium serta lapangan basket.

Menutup dengan Harapan Bersama
Menjelang tengah hari, acara ditutup dengan foto bersama. Ada suasana hangat yang tertinggal: semangat untuk terus memperbaiki pendidikan Indonesia dengan cara saling belajar.

Baca juga : Sekolah BM 400 Cibubur Dibangun dengan Cinta, Didedikasikan untuk Masa Depan Bangsa

“Kami tidak sedang mendirikan menara gading,” ujar Hadi Suwarno saat mengantar tamu keluar. “Kami ingin menjadi jembatan. Dan kunjungan seperti ini membuat jembatan itu nyata.”

Sekolah BM 400 Cibubur yang dibuka secara resmi empat hari sebelumnya (24/5/25) telah berani menampilkan diri sebagai model pendidikan yang menjanjikan: berpijak di tanah sendiri, tapi tak takut melihat dunia. Dan Sekolah Dian Didaktika, hari itu, menjadi saksi sekaligus mitra dalam perjalanan ini.

How do we Teach?

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shopping Basket

Disclaimer

Bakti Mulya 400 Cibubur  is a Candidate School for the Primary Years Programme (PYP). This school is pursuing authorization as an IB World School. These are schools that share a common philosophy—a commitment to high quality, challenging, international education that we believes is important for our students.

*Only schools authorized by the IB Organization can offer any of its four academic programmes: the Primary Years Programme (PYP), the Middle Years Programme (MYP), the Diploma Programme (DP), or the Career-related Programme (CP).

Candidate status gives no guarantee that authorization will be granted.

For further information about the IB and its programmes visit http://www.ibo.org